5. Baikan

116 61 15
                                    

"Sudah lama kusadari,
bersamamu bahagia sesederhana ini!"
~Nayana Priyanka

▧▧▧

Matahari mulai menampakan dirinya di ufuk timur, meski malu-malu menutup dirinya dengan awan sebagai selimut.
Namun semakin berlalu ia semakin tinggi dan bersinar terik membuat sang empu dibalik selimut terusik.

"Ekhhm__oayyy!" Reaksi Naya yang terganggu menguap lalu kembali memejamkan matanya mencari posisi ternyaman.

"Heh ayokk bangun, masa anak gadis jam segini gak bangun-bangun sih!!!" Seru mama Naya kembali mengusik Naya, apapun caranya akan ia lakukan untuk membuat anaknya itu bangun.

"yok bangun!!!" Usaha mama Naya menarik tangan sang empu agar terduduk.

"Emm enggak mauu!" Ucap Naya dengan mata terpejam, dan kembali tidur.

"Dasarr!!!" Kesal mama Naya kemudian beranjak menuju jendela dan membuka tirai lebih lebar membuat Naya kembali terusik hingga terduduk menatap kesal sang mama.

"Apaan sih!!!"

"Bangun, kamu gak liat udah jam berapa?"

"Emang jam berapa sih mah? Kenapa bangunin aku." Malas Naya masih memejamkan matanya.

"Jam 05.15."

"Alah masih jam segitu, aku mau tidur lima menit lagi!" Ucap Naya kembali menidurkan dirinya, namun langsung ditarik oleh sang mama.

"Bangun, ada yang nungguin kamu!" Ucap mama Naya membuat Naya penasaran.

"Siapa?"

"Ada, makanya buruan mandi abis itu turun." Ujar mama Naya menarik anak gadisnya itu untuk beranjak bangun.

"Duhh! Iya-iya ah!" Kesal Naya Menghentak-hentakkan kakinya menuju kamar mandi.
____________

"Loh? Papaaa!" Kaget Naya sedikit berteriak mendapati papanya diruang tamu sedang duduk santai sambil membaca koran membuat ia cepat-cepat menuruni tangga dengan seragam putih abu-abu nya.

"Loh? Kapan papa pulangnya? Naya kangen tau, papa lama banget di Bali!" Tanya Naya berhambur kepelukan sang papa membuat sang papah terkekeh karena manjanya sang anak.

"Kenapa? Kangen ya? Orang papa cuma seminggu disana!" Ujar papa Naya sedikit tergelak.

"Iyaaa, kangenn! Kangen duit papa, aku disini dibatesin kalo minta uang ke mama!" Tutur Naya kesal.

"Iya kan biar kamu enggak boros sayang!"

"Enggak ah, lebih enak minta sama papa!" Rajuk Naya mengadu pada papanya.

"Iy---"

"MASS, NAYA! BURUAN SINI MAKAN!" Teriak mama Naya dari ruang makan membuat kedua manusia diruang tamu menutup kuping mereka, karena jika mamanya berteriak itu adalah pertanda bencana, bisa-bisa gendang telinga nya putus saat mendengar teriakan cempreng sang mama yang seperti toak masjid, atau lebih dari itu?

"Iyaaa!!!" Teriak keduanya balik, hendak beranjak ke ruang makan.

"Udah ayuk buruan, nanti papa telat ke kantornya, kamu jugaa!" Suruh sang mama pada kedua bapak dan anak itu untuk segera cepat.

Ting ting ting

Suara bel berbunyi membuat sang pemilik rumah menoleh. "Siap ya? Varro kali ya? Mau jemput Naya mungkin!"

"Bi! Tolong bukain pintunya ya, soalnya saya kunci dari dalem semalam." Suruh mama Naya sedikit berteriak pada bibi Sumarti, lalu menyusul Naya dan sang suami ke meja makan.

Love Blooms || Sim Jake [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang