physical injury

49 36 0
                                    

Bibir keluh,hati menjerit,namun yang tersirat dalam fikiran hanya sebuah kata
"Gapapa,semua akan baik baik saja".

****

Tidak semua orang yang memiliki banyak uang akan merasa hidup nya di penuhi rasa bahagia dan ketentraman.

Sama hal nya,seperti yang di rasakan seorang gadis malang yang kembali mendapatkan luka fisik sekaligus luka batin yang tak kunjung sembuh.

Keluarganya lengkap,semua pasilitas terpenuhi,namun satu kebutuhan sederhana yang selalu di impikan tak akan pernah terwujud sekalipun hari ini diri nya mengembuskan napas terakhir nya.

Yaitu,kasih sayang seseorang yang selalu dirinya sebut sebagai orang tua.

Memeluk luka sendiri,mencoba berdamai dengan diri sendiri hampir membuat diri nya ingin menyerah jika tidak mengingat satu keinginan nya belom terwujud.

Kanaya,,ya dialah Kanaya seorang gadis si pecinta luka dan lara yang berkepanjangan tanpa memiliki ujung,

"Tuhan,,apakah aku terlahir untuk terluka".gumam nya samar sembari menarik narik rambut nya hingga rontok.

"Argrggrrgrgg,,AKU CAPEK TUHAN".teriak nya pilu.

Tangan nya bergerak mengambil beling kaca pas bunga yang tadi sempat di lempar,dengan senyum pedih yang tersirat dari wajah nya,kini tangan itu bergerak menciptakan goresan pada lengan nya yang lain.

Senyuman tipis terbit di birainya setelah berhasil menggores kedua lengan nya,sakit??tentu tidak karena sejati nya,gadis itu sudah berteman dengan luka.

"Pengen motong umur,,namun gue takut".lirih nya sembari berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan darah kering di area wajah nya.

Setelah selesai,kini pergerakan tangan nya menarik laci meja belajar nya,mengeluarkan kotak p3k yang selalu tersedia untuk mengobati luka luka nya.

Setelah di rasa cukup,kini gadis itu membereskan kotak itu kemudian mengembalikannya kepada tempat semula.

Kini kakinya melangkah ke arah tempat tidur untuk mengistirahatkan tubuh nya yang terasa lelah,tidak berselang lama rasa ngantuk pun akhir nya menguasai diri nya.dan kini gadis itu telah terlelap bersama luka luka nya.

**🦋**

Berulang kali Kanaya menatap pergelangan tangan nya yang di penuhi dengan goresan kaca yang diri nya ciptakan sendiri.

"Lagi".ujar seseorang yang tiba tiba meraih tangan nya dan memperhatikan goresan itu dengan Lamat.

"Kenapa sih Lo suka ngelakuin hal yang buat Lo kapan ajh bisa mati".

"Bukan nya itu yang lo mau".ujar nya sembari menatap datar sosok di samping nya.

"Jadi so,,ngak usah sok peduli kalo Lo... juga salah satu dari mereka yang menginginkan kematian gue".Kanaya mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Gue boleh nanyak satu hal sama lo".kini Kanaya membawa pandangan nya menemui wajah gadis yang dulu sering diri nya sebut sebagai kakak :Alana.

"Kapan gue bisa di anggap adek sama Lo,dan kapan juga gue bakal di anggap anak sama orang tua kita,na".pernyaan yang sederhana namun mampu membuat kebungkaman untuk sosok Alana.

"Jawab gue na,,JAWAB GUE,,kapan hari itu datang di kehidupan gue".ujar Kanaya sembari menggoyang goyangkan tubuh Alana.

"Lo salah orang nay,Lo nanyak itu sama gue sementara Lo jelas jelas tau kalo gue salah satu orang yang menginginkan kematian Lo".

KANAYA :Last ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang