Happy reading guyss💫
....
Berada tepat di atas altar dengan nuansa biru laut yang megah, kedua mempelai bersiap mengucapkan ikrar janji suci pernikahan, disaksikan oleh para tamu undangan yang memenuhi ruangan.
"Saudara Jungwoo, silakan ucapkan janji suci Anda."
Titah sang pendeta terdengar jelas di tengah suasana khidmat. Kedua mempelai saling berhadapan, dengan Jungwoo yang menatap dalam calon istrinya sambil menggenggam erat tangannya.
"Dengan ini, saya, Park Jungwoo, mengambil engkau, Lee Haerin—"
"BANGSAT!!!"
PLAKK!!
Tepat setelah kata itu meluncur dari bibir Jungwoo, Haechan—yang seharusnya menjadi mempelai wanita hari ini—menamparnya dengan keras di depan semua orang. Tangisnya pecah sebelum ia berlari meninggalkan altar, meninggalkan para tamu yang langsung gempar dengan kejadian mengejutkan tersebut.
Hari yang seharusnya menjadi momen bahagia bagi kedua mempelai kini berubah menjadi huru-hara. Bagaimana mungkin Jungwoo salah menyebut nama? Bukannya menyebut Haechan, ia malah menyebut nama mantan kekasihnya.
Padahal mereka telah berpacaran selama hampir setengah tahun. Namun ternyata, yang tersimpan di pikiran Jungwoo selama ini bukanlah Haechan, melainkan mantannya—membuat hati Haechan hancur berkeping-keping.
Haechan yang kacau berjalan sempoyongan di sepanjang jalan. Air matanya terus mengalir tanpa henti, membuat pandangannya kabur.
Langkahnya terhenti di depan sebuah gedung pernikahan yang tak kalah megah dari tempatnya tadi. Tanpa pikir panjang, ia memasuki gedung tersebut. Beruntung, tak ada penjaga yang menghentikannya.
Haechan duduk di salah satu kursi tamu dan melipat kedua tangannya di atas meja sebagai tumpuan kepala. Tangisnya kembali pecah.
"Huweee... jahat! Hiks... huweee..."
Namun, di tengah tangisannya yang memilukan, tangan mungilnya masih sempat mengambil makanan yang tersaji di atas meja. Para tamu di sekitarnya mulai melirik dengan tatapan bingung.
"Lah, siapa dia?"
"Entahlah. Dia ini laki-laki atau seorang perempuan?"
"Ada apa denganmu? Sudah jelas dia seorang laki-laki."
"Mn, kau benar. Dan apa mungkin dia ini mantan kekasih Tuan Jung yang saat ini sedang putus cinta ditingal menikah?"
"Mana aku atau, sudahlah kita biarkan saja dia."
Bisikan-bisikan itu terdengar jelas di telinga Haechan, namun ia tak sedikit pun berniat menanggapinya. Sebaliknya, ia justru semakin semangat memasukkan makanan ke dalam mulutnya seolah mencoba melupakan rasa sakit yang ia rasakan.
Sementara itu, di atas altar yang dihiasi indah, sepasang pengantin tampak bersiap melangsungkan upacara pernikahan. Suasana perlahan kembali hening, dan perhatian semua orang pun tertuju pada mereka—tak terkecuali Haechan.
Tatapannya penuh iri melihat pengantin pria yang tampak sangat tampan dengan tuxedo mahal, dan pengantin wanita yang begitu anggun dalam gaun putih bak seorang putri raja.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE
Roman pour AdolescentsTerkadang Jodoh seringkali hadir dengan cara yang tak terduga, dengan alur yang bahkan tak pernah terbayangkan. Sejauh apa pun seseorang mencoba merubah atau berlari dari takdir, benang merah yang mengikat mereka akan selalu menemukan jalannya. Just...