Dua orang polisi tergopoh-gopoh membopong temanya. Darah berceceran membasahi kaos seragamnya. Beberapa warga ikut heboh memangil seorang bidan desa bernama Desi untuk segera mengobati lelaki bernama Bram itu."Babi hutan itu melukainya!" Teriak salah seorang polisi muda bernama Kevin.
Polisi paling tua bernama Tio merangkul bima membawanya sedikit menjauh dari kerumunan orang-orang.
"Maaf, kami tidak menemukan teman mu di hutan di sana tidak ada apa-apa selain sebuah batu besar yang menutup jalan. Jika teman mu kesana mungkin sudah di makan bintang buas."
"Jadi...?"
"Tapi, kami akan membantu mencari beberapa informasi jika saudara citra meninggalkan desa ini."potongnya kemudian mengeluarkan sebuah nomor kantor mereka menyodorkannya pada bima.
Dengan sedikit harapan lelaki itu menerimanya matanya berkaca. Ia sangat cemas perempuan itu sudah menemani masa kecilnya satu-satunya keluarga yang tersisa setelah kakeknya.
"Oiya... Dan babi hutan yang mencakar Bram juga aneh ia bisa berdiri seperti manusia. Apa di hutan ada siluman semacam itu?"
"Berdiri?" Tanya bima.
"Kata orang-orang sih, itu perewangan sinoenunggu gunung? Aku tidak terlalu percaya karena rekan lain yang melihat kejadian itu mungkin mereka mengantuk."
****
Seorang perempuan dengan balutan kerudung berwarna biru Dongker mengetuk pintu rumah Ijah. Ia berharap bisa menemui perempuan yang sudah menolongnya itu untuk terakhir kalinya.
"Mbak...!" Ucapnya semakin keras.
Tak ada jawaban, hanya saja pintu sedikit terbuka. Wajah Anang terlihat separo tanpa ekspresi.
"Ijah sedang sakit gak ada yang boleh nemui dia sekarang, pergilah!"
"Tapi..."
Belum selesai berbicara pintu di banting keras di hadapan Tiara . Perempuan yang Barus berusia 28 itu terpaksa pergi membawa plastik hitam yang di dalamnya ada buah apel dan semangka kesukaan Karina.
Suara azan membuatnya. Menghentikan perjalanannya memutuskan untuk mampir sebentar ke masjid berwarna hijau dengan tulisan Al -iman di sebuah patokan kayu.
Air matanya berlinang, setelah berwudhu ia benar-benar telah lupa selama ini dengan sang pencipta. Melakukan kejahatan dan banyak hal yang di larang. Dan alangkah baiknya tuhan masih mengizinkan dirinya hidup untuk menebus segala kesalahannya.
Hatinya menjadi sejuk setelah melakukan ibadah sholat ashar perempuan berwajah cantik itu melanjutkan perjalanan ke rumahnya. Di mana tragedi itu terjadi Joni menikamnya dengan brutal mengingat itu hanya perih yang ia rasakan. Tapi, ia sudah mengikhlaskan dan memaafkan suaminya.
Brakk...
Perempuan itu terlempar sedikit jauh. Jatuh terduduk dengan barang bawaan terjatuh apel dan potongan semangka berceceran terkena lumpur.
"Tiara!" Ucap sosok itu membantunya berdiri.
"Mas bima, lama gak ketemu gimana kabarnya kalian jadi tunangan kan?" Ucapnya dengan senyum mengembang, meskipun hubungannya dengan Ratih tidak baik ia berharap bisa meminta maaf dengan Perempuan itu.
Bima menghela nafas mengacak rambutnya frustasi,"citra hilang tiba-tiba aku gak tau apa yang sebenarnya terjadi sama dia ."
Tiara terkejut dengan apa yang bima ceritakan termasuk kecurigaannya tentang Ratih sebelum hilangnya citra.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANDI DARAH
Horrorsakit hati, setelah kedatangan janda bernama Tiara di kampung widodari. Ratih harus merelakan calon suaminya di rebut. ia harus menerima ejekan serta olokan Joni (calon suami) tentang bentuk tubuh dan wajah yang tidak secantik Tiara. tapi, di sela k...