2.Tangisan Ratih

622 23 4
                                    

2

"Bisa kok,"ucap Ijah yang tiba-tiba datang dengan pakaian serba hitam bertudung.wanita cantik itu mengelus pundak perempuan putus asa itu.

"Mbak Ijah,kok bisa ada disini?"tanyanya melotot kemudian menunjuk pakaian aneh yang di kenakan,"itu pakaian apa_"

"Aku gak tega lihat kamu di jadiin bulan-bulanan sama tiara.aku mau kamu berubah kayak aku."

"Memangnya mbak Ijah pikir mudah jadi kayak mbak.orang gaji suami mbak gak bakalan habis buat beli makeup sama perawatan."

"Kata siapa aku gak pernah jelek,dulu juga korban perselingkuhan tapi sekarang mas Anang bertekuk lutut seolah ia menyembahku ia akan gila jika tidak bertemu denganku sehari."

Manik Ratih terbelalak tak percaya jika wanita cantik itu pernah juga di selingkukan. jika ada seberapa cantik wanita simpanan itu.

"Mbak pake pelet?"

Ijah mengeleng,"ini adalah ilmu dari para leluhur kita.ilmu untuk kecantikan yang abadi.apa kamu mau?"

"Demi balas dendam aku mau mbak!"

**

Suara jangkrik menemani keduanya berjalan dengan temaram obor di hutan bambu.sejujurnya Ratih takut jika ia di terkam binatang buas atau sejenis lelembut.

Ia mengeratkan kaos lengan panjangnya sesekali melirik Ijah yang seolah tak menghiraukan dinginya malam yang menggerogoti kehangatan.

"Kamu gak usah takut sama binatang buas yang di ceritakan warga,"ucap Ijah tiba-tiba seolah ia tau.

"Ta...tapi,kan ada warga yang di cabik-cabik macan dan beruang di sini."

"Itu salah mereka sendiri memasuki kawasan Mbah agung, binatang buas itu perwujudan dari para pengikutnya.karna hutan ini tandus mana mungkin ada binatang yang hidup."

Ratih baru tau jika ada sebuah gua besar di tengah hutan di dalamnya ada sebuah bak dari kayu besar berbentuk bulat. Ijah kemudian membuka baju tudungnya.menunjukan tubuhnya yang tak ditutupi apapun.

Ratih saja tercengang dengan bentuk tubuhnya yang masih kencang dan kulit putihnya.

Wanita berkepala empat itu mengambil sebuah karung yang terlihat bergerak sendiri.ratih diam terpaku melihat sosok gadis desa yang menghilang dua hari lalu dengan keadaan pucat pasi dan tak berdaya.tapi ia yakin sosok itu bernafas.

Ijah mengarahkan parangnya memotong leher gadis itu hingga darah muncrat ke wajahnya dan bak mandi itu.

"Kenapa...kamu lakukan itu?"

"Untuk cantik,aku memang harus mandi darah perawan setiap bulan purnama setelah ini kamu juga,"ucapnya masuk kedalam bak kemudian menengadahkan tangan seolah mengajak Ratih untuk ikut berendam.ada perasaan bersalah tapi lebih kukuh untuk segera membalaskan dendamnya.

"Setelah kau tau rahasia ini,kau tak boleh berhenti ritual atau Mbah agung akan mencabik mu."

Ratih menurut saja ia lantas masuk kedalam bak berbentuk bulat yang muat untuk dua orang itu.ijah meramal mantra seraya memegang jidat Ratih. Perempuan itu merasakan tubuhnya memanas sangat panas hingga ia tak sadarkan diri.



Perempuan itu terbangun dengan keadaan tubuh yang terbaring di tanah dengan selembar kain yang menutupi tubunya, persis seperti orang mati.ia mengigil angin begitu dingin menusuk tubuh mungilnya, di kejauhan ia melihat sosok besar dengan tubuh mirip laki-laki namun kepalanya menyerupai seekor kerbau dengan tanduk besar.

MANDI DARAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang