K4

601 46 1
                                    


Malam ini keluarga Jeno di sibukkan dengan tugas Yushi, pemuda manis itu lupa dengan tugasnya padahal besok sudah harus di kumpulkan.

"Adek lupa, maaf." Ucap Yushi, mata pemuda manis itu sudah berkaca-kaca.

Ia benar-benar lupa jika memiliki tugas membuat tempat pensil menggunakan stik es krim, tak lupa di hias.

"Ayo beli bahan-bahan dulu, adek tau apa yang harus di beli?" Yushi mengangguk.

Jeno mengambil kunci motor miliknya, berjalan keluar dengan mengandeng tangan Yushi untuk membeli bahan-bahan yang di butuhkan.

"Tugasnya kayak anak sd, buat tempat pensil gitu mah gampang." Ucap Jisung.

"Gampang apaan, aku juga pernah dan itu gak segampang yang abang bilang ya!" Sahut Wonbin tak terima.

"Yaelah, bilang aja gak bisa." Jisung tak mau kalah, Wonbin mendengar itu menggeram marah dan memukul Jisung mengunakan bantal sofa.

"Kenapa jadi kamu yang marah? Pms ya?" Goda Jisung, Wonbin mendengar itu menatap Jisung marah.

Lihat, sudah ada tanduk di atas kepala adiknya itu.

"Bercanda."

Jisung menarik Wonbin agar adiknya mendekat, Jaemin yang melihat sejak tadi mengira jika Jisung akan memeluk Wonbin dan meminta maaf tapi yang anak pertamanya itu lakukan malah menaruh kepala adiknya di ketiak.

Wonbin tentu teriak dan memukul Jisung brutal, belum tau aja kalau Wonbin yang diem diem kayak meong ini ngamuk.

Udah pasti jadi macan.

Iya, macan garong.

Awokawok, Jisung ketawa paling kenceng kalau gini.

Bukan Wonbin doang, Yushi juga gitu bedanya adik terakhirnya itu pemalu jika di luar sementara Wonbin pendiam.

"Pipi!!!!"

"Lee Jisung."

Waduh, gak beres kalau Jaemin udah panggil nama lengkap.

Jisung melepaskan pelukannya pada Wonbin, tertawa menatap adiknya yang menatapnya tajam dengan rambut acak-acakan.

Bener-bener kayak macan.

Sementara Jeno menuju toko serba ada, pokoknya yang lengkap lengkap gitu. Setelah sampai dia bawa Yushi masuk ke dalam, membiarkan Yushi memilih bahan-bahan yang di butuhkan.

"Mau warna apa?" Tanya Jeno saat Yushi tampak bingung dengan beberapa warna.

"Aku bingung mau di hias kayak apa." Jawab Yushi.

"Bebas, kan?" Yushi mengangguk.

"Cari yang lain dulu aja, nanti pilih kainnya lagi." Yushi kembali mengangguk.

Kalau tema laut gitu kan biru, ada ikan sama beberapa temannya.

Yushi berjalan kearah beberapa hiasan seperti ikan, kerang, pohon dan lainnya.

"Papa." Panggil Yushi, Jeno mendekat.

"Kenapa?"

"Kalau aku beli banyak tapi cuma ke pake sedikit gak apa-apa?" Tanya Yushi, pemuda itu mendongak menatap Jeno.

"Gak apa-apa, adek. Udah tau mau buat tema apa?" Jawab Jeno dengan pertanyaan di akhir.

"Udah, laut gitu nanti adek pake beberapa ikan sama-sama temen-temennya tapi ya gak banyak paling cuma satu-satu. Makanya adek tanya papa, boleh atau gak." Kata Yushi.

"Boleh sayang, beli aja. Kalau ada sisa adek bisa buat lagi, sekreasi adek aja mau buat tema seperti apa."

"Nanti adek buatin untuk papa, tapi gak bisa hari ini karena adek mau ngerjain tugas adek dulu. Gak apa-apa?" Jeno tersenyum.

"Gak apa-apa, sayang."

Yushi memeluk Jeno senang, begitupun dengan Jeno yang tersenyum dan mengusap punggung Yushi.

Tanpa sadar membuat beberapa pengunjung menatap iri ke arah mereka karena tak semua anak dekat dengan ayahnya, meski sering kali orang mengatakan jika ayah adalah cinta pertama seorang anak.

...

Yushi menghela nafas lega, pemuda manis itu merebahkan tubuhnya di karpet dan memejamkan mata.

Lelah juga, ia membutuhkan waktu lama hanya membuat satu tempat pensil seperti ini. Yang Yushi kira sangat mudah, hanya tinggal di lem lalu di sambung setelah itu di hias dan selesai. Tapi ternyata tak semudah itu, benar yang di ucapkan Wonbin.

Mereka membantu Yushi, meski tak semua. Karena Jisung mencoba membuat sendiri begitu dengan Wonbin, sementara Jeno dan Jaemin membantu Yushi.

"Di simpan, besok jangan sampai lupa di bawa. Sekarang istirahat, sudah malam." Kata Jeno, ketiga anaknya mengangguk.

Sebelum masuk ke kamar ketiganya mengecup pipi Jeno dan Jaemin lalu mengucap selamat malam.

"Ayo istirahat." Ajak Jaemin setelah ketiga anaknya sudah naik lebih dulu.

Jeno beranjak diikuti Jaemin, keduanya berjalan kearah kamar untuk beristirahat.

...

"Kamu tau?" Tanya Jake.

"Nggak."

"Aku belum selesai ngomong????"

"Ya itu, makanya aku gak tau." Jake mendengus.

"Kamu tau Sion kan? Jung Sion."

"Temen sekelas kita?" Jake mengangguk.

"Dia ternyata punya kakak ganteng, aku gak sengaja liat kemarin." Ucap Jake membuat Wonbin menghentikan langkahnya.

Sumpah, cuma perkara kakaknya Sion doang?

"Kenapa berhenti sih!"

"Kamu kasih informasi gak penting, sumpah." Ucap Wonbin kemudian berlalu meninggalkan Jake.

"Bina tunggu!" Jake berlari kecil kearah Wonbin.

Kenapa Wonbin ngomong gitu, lagian ini penting soalnya perkara cowok ganteng. Kapan lagi coba? Malah ganteng habis itu tinggi!

Plis itu cowok impian Jake banget, ganteng terus tinggi, bjir lah!

Siapa yang nolak????

...

tbc.

keluarga katanya-katanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang