08

5.2K 419 16
                                    


Author POV;

Hana berjalan memasuki rumah dengan suasana hati yang sedikit tak enak,ia masih berfikir kalau memang dia diikuti oleh orang suruhan Meera itu berarti bisa jadi Meera sudah mengetahui tentang rahasianya jika memang begitu maka dia harus bersiap siap menerima konsekuensinya.

"Hai kakak ipar,baru balik ya dari kantor?"tanya Mariska basa basi pada Hana sembari memainkan hp.

"Mmm,kamu kalau main hp jangan terlalu dekat dengan mata kasihan nanti matamu bisa sakit"ujar Hana sembari mengelus puncak kepala Mariska yang dijawab dengan anggukan kepala oleh adik iparnya yang cantik itu.

Sebelum melangkah masuk Hana sempat mengintip sebentar kedalam kamar untuk memastikan dimana keberadaan Meera,namun sosok yang dicari tidak kunjung terlihat di matanya Hana pun masuk dengan perlahan ke kamar lalu meletakan paper bag yang ada ditangannya ke atas meja.

"Apa benar kamu selingkuh di belakangku?"sebuah pertanyaan terdengar di telinga Hana yang sedang membuka jasnya lalu melemparkannya ke atas sofa.

"Pertanyaan macam apa itu kak? Kan kakak sudah tahu kalau aku itu ke rumah sakit bukan pergi ke taman atau hotel"jawab jengah Hana sambil membalikkan badannya lalu melihat ke Meera yang berdiri dihadapannya.

"Siapa tahu kamu menemui salah satu dokter atau suster disana kan?"

"Aku tidak selingkuh kak,aku ke sana ya mau berobat sekalian jenguk teman ibu yang sakit"wajah Meera seketika berubah menjadi khawatir.

"Berobat? Emang kamu sakit apa?"tanya Meera.

"Kakak tanya aja sama orang suruhan kakak,bukankah kakak tidak percaya sama aku?"cuek Hana dan langsung meninggalkan Meera yang masih mematung ditempatnya.

"Sial"umpat pelan Meera.

Hana menghela nafas lega sesaat setelah masuk kedalam kamar mandi,dengan segera dirinya mandi agar bisa membuat fikirannya sedikit tenang.

Ceklek....

"Han....aku rasa kita perlu bicara serius tentang ini"Meera memanggil Hana dengan nada dingin yang membuat Hana meneguk kasar salivanya.

"Apa lagi yang harus kita bicara kan kak? Semuanya sudah jelas kalau kakak memang tidak pernah mempercayaiku dan menuduhku selingkuh dengan perempuan lain"entah sadar atau tidak nada bicara Hana sedikit naik dan ketara sekali kalau dia lagi emosi.

"Terus kenapa kamu masuk keruang rawat inap VVIP? Emangnya kamu mau menjenguk siapa disana?"Meera juga ikut terpancing emosi.

"Aku tidak menjenguk siapa siapa, aku ke sana mau jemput ibu yang lagi jenguk temannya dan juga aku ke sana mau berobat karena...."nafas Hana tiba tiba menjadi sesak hingga dirinya sulit untuk bernafas.

Dengan segera dirinya meraih paper bag yang ada diatas meja namun dirinya bingung saat tidak mendapati obat didalamnya "dimana obatku kak?"tanya Hana dengan pelan sambil mengatur nafas agar bisa meredakan sedikit sesak nafasnya.

"Dimana obatku Meera?"tanya Hana dengan kesal karena Meera hanya bungkam.

"Sudah ku buang di balkon sana,aku tidak percaya kalau itu obat kamu makanya aku buang aja"jawab Meera enteng yang membuat Hana menggeram marah.

Hana turun kelantai bawah dengan berjalan pelan mencoba untuk mengatur nafasnya,dia tidak memperdulikan beberapa orang yang duduk diruang tamu.

"Kak Farhan ,kakak kenapa?"Mariska yang baru saja masuk kedalam mansion dibuat bingung dengan keadaan Hana yang berkeringat dengan nafas yang tidak teratur.

"To...tolong Ris tolong kakak,tolong kamu ambilkan obat yang ada di bawa balkon kamar kakakmu.."pinta Hana dengan lirih,melihat bibir pucat Hana Mariska langsung berlari menuju taman yang berada dibawa balkon kamar Meera sementara Hana langsung duduk luruh kelantai yang membuat semua orang panik.

CINTA BUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang