Author POV;
Semenjak keluar dari rumah sakit Teresa semakin gencar mendekati Hana tanpa memperdulikan penolakan halus yang diberikan Hana.
Seperti saat ini ketika Hana sedang meeting di perusahaan milik Maverick,Teresa yang tadinya berada di salon langsung datang dan mendekati Hana dengan agresif sedangkan Maverick yang melihat tingkah putrinya hanya mampu menghela nafas kasar.
"Apalagi yang kamu inginkan dariku Teresa? Apa kamu tidak capek terus mengejarku? Kan sudah aku bilang kalau aku ini bukan Farhan tapi kenapa kamu masih tetap mengikuti seperti ini?"jengah Hana pada Teresa yang masih saja memperlihatkan wajah cueknya.
"Terus? Kamu kira aku bodoh apa,aku sudah tau kalau kamu bukan Farhan karena Farhan tidak akan sesabar kamu ketika menghadapi ku,itu yang membuatku nyaman sama kamu"jawab Teresa yang lagi lagi membuat Hana merasa frustasi.
"Terserah apapun yang kamu mau lakukan saja aku sudah capek..."pasrah Hana sembari meninggalkan Teresa sendirian dilobi perusahan.
Sesaat setelah Hana meninggalkan Teresa sendirian datanglah seorang pria dari arah belakang Teresa sambil menenteng buket bunga mawar merah berukuran besar kemudian secara tiba tiba menyodorkan buket tersebut didepan Teresa.
"Selamat siang cintaku"sapa pria tersebut sembari tersenyum ceria.
Teresa menghela nafas kasar kemudian pergi meninggalkan laki laki tersebut tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.
"Duh,cueknya mantanku satu ini pengen tak peluk deh"tengil sang pria yang membuat Teresa akhirnya berhenti melangkah lalu membalikkan tubuhnya secara mendadak yang membuat pria itu hampir menubruk Teresa.
"Apa yang kau inginkan dariku? Bukankah aku sudah bilang kalau aku tidak mau balikan sama kamu lagi"jengah Teresa pada pria yang bernama lengkap Toni Braxton.
"Kenapa? Apa kamu masih berharap pada Farhan yang jelas jelas tidak mencintaimu lagi? Sudahlah lupakan Farhan lebih baik kamu kembali bersamaku lalu kita berdua bisa menikah,bagaimana menurutmu?"ungkap Toni dengan percaya diri.
"Menurutku lebih baik kau menjauh dariku sebelum ku bunuh kau"jawab Teresa dengan nada serius dan dilengkapi dengan tatapan yang sangat tajam.
Toni membeku mendengar ancaman yang keluar dari mulut Teresa belum lagi tatapan tajamnya yang membuat Toni tanpa sadar mengeluarkan keringat dingin.
Teresa kemudian berjalan masuk kedalam lift dan segera menekan tombol lantai paling atas dimana ruangan sang Daddy berada.
Ceklek
"Kenapa orang itu bisa masuk kemari dad?"protes Teresa keluar saat dirinya telah berada di ruangan Maverick.
"Siapa maksudmu?"tanya Maverick penasaran tanpa mengalihkan pandangannya dari sebuah dokumen.
"Maksudku Toni dad,kenapa dia ada disini"
"Oooh...dia...apa kamu lupa kalau ayahnya adalah salah satu partner kerja Daddy jadi enggak heran kalau dia sesekali ada disini"jawab Maverick sembari menutup dokumen lalu menatap sang putri.
"Apa dia masih mengejarmu?"tanya Maverick yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Teresa.
"Saran Daddy lebih baik kamu terima lagi dia siapa tahu dengan begitu kamu bisa melupakan cintamu pada..."
"Hentikan dad,jangan mencoba mengaturku"ujar Teresa memotong saran dari daddy-nya.
"Baiklah...baiklah terserah padamu saja"Maverick hanya bisa pasrah daripada nanti sang putri kembali mengamuk dan membuat masalah untuknya.
*
"Bagaimana keadaanya Bu? Apa dia baik baik saja?"panik Hana setelah mendapat kabar dari sang ibu bahwa ada seorang pria yang mencoba mencabut selang oksigen sang kakak.
"Entahlah,ibu belum tahu nak...ibu takut...hiks...hiks"tangis Dewi yang membuat Hana langsung memeluk tubuh sang ibu dengan erat.
Saat ini hanya dia yang bisa menguatkan sang ibu soalnya sang ayah lagi berada diluar kota karena mengurus masalah pekerjaan.
"Ibu nggak perlu takut kak Farhan orang yang kuat dia pasti bertahan untuk kita"ujar Hana mencoba menenangkan Dewi.
"Dengan keluarga pasien Farhan?"tanya seorang dokter wanita yang baru saja keluar dari ruang rawat Farhan.
"Iya dok saya adiknya,bagaimana kondisi kakak saya dok?"
"Bisa ikut dengan ke ruangan saya,saya akan menjelaskan kondisi beliau di sana"Hana mengangguk dengan cepat lalu mengikuti langkah sang dokter hingga keruangannya.
Beberapa menit kemudian barulah Hana keluar dari ruangan sang dokter dalam keadaan lunglai dan berlinang air mata.
"Maafkan saya sebelumnya tapi saya harus mengatakan ini pada anda selaku keluarga pasien....huft...kakak anda...mengalami kondisi mati otak karena itu semua metode perawatan yang kami lakukan tidak mampu untuk menyelamatkannya lagi jadi saya sebagai dokter yang menangani pasien memberi saran agar semua alat bantu pada pasien dicabut dan keluarga harus rela kehilangan beliau"
Hana jatuh terduduk dikursi tunggu depan ruangan Farhan,pernyataan dari sang dokter selalu berputar di kepalanya bagaimana caranya dia memberi tahukan ibunya tentang kondisi kakaknya.
"Aku harus bagaimana ya Tuhan...."gumam Hana pasrah sambil mengusap kasar wajahnya yang memerah.
Setelah menguatkan dirinya Hana masuk kedalam ruang rawat sang kakak dan melihat Dewi yang sedang duduk sembari menggenggam tangan putra sulungnya itu.
"Bu .."panggil Hana pelan yang membuat Dewi menatapnya heran.
"Ada apa nak,apa kata dokter? Kakakmu baik baik saja kan?"tanya Dewi penasaran.
"Maaf....maafkan Hana Bu...."suara lirih Hana terdengar saat menjelaskan kondisi Farhan pada Dewi yang membuat Dewi seketika syok hingga jatuh pingsan.
*******
AUTHOR KEMBALI LAGI....
CEK OMBAK DULU MASIH ADA YANG BACA ATAU TIDAK....
KALAU TIDAK ADA YANG BACA SEBAIKNYA AUTHOR HAPUS AJA CERITA INI...
SEE YOU NEXT CHAPTER 😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA BUTA
General FictionSeorang gadis yang rela bertukar peran dengan sang kakak demi kebaikan keluarganya.... Mengandung unsur gxg