Author POV ;Hana menghela nafas kasar sambil menatap cermin di depannya memori diotaknya kembali memutar kejadian beberapa menit lalu saat Teresa menciumnya dengan ganas hingga dirinya sama sekali tidak bisa melawan.
Entah kenapa ketika bibir Teresa menyentuh bibirnya Hana mendadak lemas tak berdaya untuk memberontak.
"Shit...kau sudah gila Hana dia ituantan kakakmu bisa bisanya kau berciuman dengannya...mati saja kau"gerutu kesal Hana sambil menunjuk nunjuk cermin yang memantulkan gambar dirinya sendiri.
Byurrr...
Hana mencuci mukanya dulu baru kemudian membuka kemeja yang digunakannya sebelum kedatangan Teresa dan memakai kembali kemeja baru pemberian Teresa yang untungnya berwarna senada lalu memasukkan kemeja yang sudah bercampur dengan wangi parfum Teresa tersebut kedalam paper bag.
Ceklek...
Ketika membuka pintu kamar mandi betapa kagetnya Hana melihat Meera yang sudah duduk diatas kursi kerja dengan membawa bungkusan yang diletakan ya diatas meja.
"Kak Meera? Kakak disini,kenapa nggak kasih tahu aku dulu sih"sapa Hana dengan nada ceria namun percayalah jantungnya seakan akan hendak meledak takut Meera tahu kejadian beberapa menit yang lalu.
Sedangkan Meera tak bisa menahan senyum saat mendengar Hana yang menyapanya dengan gembira itu berarti Hana tidak lagi marah padanya.
"Kalau dikasih tahu berarti bukan suprise lagi dong?"Meera berdiri lalu berjalan pelan menuju kearah Hana kemudian memeluk tubuh Hana yang langsung menegang namun sedetik kemudian Hana merilekskan tubuhnya.
"Kenapa hmm?"Hana bertanya lembut yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Meera.
"Aku minta maaf ya soal semalam,aku benar benar minta maaf aku janji mulai sekarang aku akan mempercayaimu sepenuhnya,maafkan aku ya sayang"ujar Meera penuh penyesalan sambil tetap memeluk erat tubuh Hana.
"Ya udah aku maafin kamu kali ini,aku juga minta maaf ya seharusnya aku mengerti kenapa kamu menaruh curiga padaku bukan malah marah padamu"jawab Hana sembari mengelus rambut hitam panjang milik Meera.
Beberapa menit kemudian barulah Meera melepaskan pelukannya dan meraih bungkusan yang tadi diletakkannya.
"Ayo kita makan tadi aku mampir di restoran terus beli ayam geprek kesukaanmu"Meera menunjukkan bungkusan kepada Hana.
"Waaah.....pasti enak nih hmm wanginya"jawab antusias Hana dengan mata berbinar binar.
Kemudian Hana membawa Meera untuk duduk di sofa yang berada tak jauh dari meja kerja Hana.
Mereka makan sangat lahap dengan Meera yang selalu disuapi oleh Hana sesekali mereka juga berbincang santai hingga makanan yang dibawa oleh Meera habis tanpa sisa.
Setelah makan Meera menemani Hana kerja hingga selesai dan mereka pulang dengan Meera yang menggandeng mesra tangan Hana.
Semua mata karyawan tertuju pada mereka terlihat ada karyawan yang bisik bisik sembari tersenyum yang membuat Hana keheranan.
"Eh..."Hana tersadar dari lamunannya saat Meera telah duduk dengan nyaman di pangkuannya.
"Kamu kenapa duduk disini sih,nggak enak tahu dengan pak sopirnya"ujar Hana sembari sesekali melirik kearah kaca spion depan dan melihat sang sopir yang lagi mencoba untuk tidak tersenyum.
"Kamu yang kenapa,aku panggil panggil nggak nyahut emangnya lagi mikirin apa sih?"tanya Meera penasaran sambil mengelus pipi Hana dengan lembut.
"Maaf ya kalau aku kesannya aku cuekin kamu tapi aku cuman mikirin masalah kerjaan aja nggak lebih"jawab Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA BUTA
Fiksi UmumSeorang gadis yang rela bertukar peran dengan sang kakak demi kebaikan keluarganya.... Mengandung unsur gxg