Author POV;
Ciiit....
Hana seketika mengerem mendadak saat dirinya hampir saja menabrak seorang pria dengan pakaian pelayan baru saja keluar dari gerbang mansion keluarga Hamilton "jam segini sudah ada pelayan yang kerja"gumam Hana keheranan karena melihat jam baru saja menunjukkan pukul tiga dini hari.
Baru saja Hana mau turun dari mobil karena hendak menolong namun pria itu langsung berdiri dan berlari menjauhi mobil Hana dengan keadaan tertatih tatih.
Merasa tidak terlalu penting Hana segera melanjutkan perjalanannya untuk masuk kedalam gerbang yang telah terbuka dan memarkirkannya dibasemant tempat semua koleksi mobil mewah keluarga Hamilton berada.
Hana mengusap kasar wajahnya yang terlihat sembab dn mata yang sedikit bengkak akibat terlalu banyak menangis "huft ...kamu pasti bisa Hana"Hana mencoba memberikan semangat untuk dirinya sendiri.
Ceklek...
Hana membuka pintu masuk dan kaget saat mendapati Meera yang sedang berjalan menggunakan tongkatnya dengan Josh yang berada dibelakang Meera.
"Tuan Farhan"panggil Josh pelan yang membuat langkah Meera berhenti seketika,raut wajah yang semula dingin dan tegang berangsur tersenyum.
"Kamu mau kemana jam segini?"tanya Hana sembari mendekati Meera.
"Mau apalagi tentu menyambut suamiku tercinta ini"jawab Meera dengan tersenyum manis yang menular ke Hana.
"Duh...manisnya senyuman istriku,ayo lebih baik kita kembali ke kamar aku capek banget"Hana menggenggam tangan Meera lalu meletakkannya di lengan kanannya.
"Kembalilah ke kamar Josh "
"Baik nyonya,selamat beristirahat kembali"jawab Josh sembari sedikit menundukkan kepala pada Meera kemudian menatap kepergian mereka dengan menghela nafas lega.
"Kamu tau dari mana aku sudah pulang?"tanya Hana penasaran soalnya dia hanya memberitahu ke Meera tentang bertemu dengan klien diluar kota.
"Ohh...itu...pak satpam yang beritahu Josh lalu Josh yang membangunkan ku"tanpa Hana ketahui Meera sekarang sedang gugup,takut Hana tidak mempercayai alibinya.
Namun Hana hanya menganggukkan kepala dan mempercayai semua kebohongan Meera,"kamu istri yang baik sayang,tapi untuk kedepannya kamu tidak perlu bangun menyambut aku pulang seperti ini"bisik Hana di telinga Meera lalu mengecup sisi kepala Meera.
Senyum Meera bertambah sumringah mendengar pujian hingga sikap romantis yang diberikan Hana,mereka berbincang santai hingga tak terasa mereka sudah sampai di kamar.
"Sini aku bantu bukain jas kamu"Meera membantu Hana untuk membuka jas dan dasi,sementara mata Hana sibuk memandangi tubuh Meera yang hanya dibalut dengan pakaian tidur yang tipis.
Hana meneguk kasar salivanya melihat leher Meera yang selalu membuatnya hilang kendali,dengan perlahan tangan Hana menyibakkan rambut hitam Meera kebelakang hingga membuat pundak kanan dan leher Meera menjadi terekspos.
Cup...
"Akh...."Meera langsung meremas rambut belakang Hana ketika merasakan ciuman basah di lehernya yang diberikan oleh Hana secara mendadak.
Mendengar suara desahan Meera membuat Hana menjadi bersemangat,tangannya pun langsung meremas bokong Meera sembari memberikan ciuman yang menuntut dibibir Meera.
Dengan sekali dorong membuat Meera langsung jatuh terlentang di kasur dan segera ditindih oleh Hana.
Selanjutnya terjadilah pergulatan di antara mereka sampai terbitnya matahari barulah mereka berhenti lalu tidur sembari berpelukan.
Di meja makan semuanya sudah berkumpul untuk sarapan kecuali Meera dan Hana,semuanya sedang menunggu kedatangan mereka.
"Mom,memangnya kak Farhan pulang semalam? Bukannya kak Meera bilang dia ke luar kota ya?"tanya Mariska penasaran.
"Kata Josh dia pulang jam tiga pagi tadi"jawab Selvi.
"Kalau gitu kita makan dulu aja nanti biar pelayan yang mengantar makanan ke kamar mereka"ujar Haris yang langsung di setujui oleh semuanya.
*
Jam sudah menunjukkan pukul 10 siang ketika Hana baru saja membuka matanya lalu pergi kekamar mandi,tubuhnya sangat lengket karena keringat.
"Semoga kamu tenang disana kak"batin Hana.
Dibawah guyuran shower Hana kembali mengingat semua kenangannya bersama Farhan mulai dari mereka kecil hingga dewasa,tanpa sadar air mata Hana menetes di pipi.
Hana segera mengusap wajahnya,dia tidak boleh berlarut dalam kesedihan dia harus bangkit demi kedua orang tuanya.
Beberapa menit kemudian barulah Hana selesai mandi dan segera memakai setelan jas,hari ini dia harus kekantor walaupun jam masuk sudah sangat terlambat.
*
"Mbak tidak boleh masuk karena pak Farhan belum datang"Juwita sang sekretaris Farhan langsung menghadang Teresa yang hendak membuka pintu ruangan Hana.
"Kamu tahu kan siapa saya,saya tidak akan segan segan membunuhmu kalau masih menghalangi jalan saya,minggir"ancam Teresa sambil mendorong tubuh Juwita kesamping hingga jatuh terduduk.
"Teresa"
Hana memanggil Teresa dengan nada tegas Karena melihat Teresa mendorong Juwita yang mencoba menjalankan tugasnya.
"Sayang"panggil Teresa dengan begitu manja tanpa memperdulikan raut wajah Hana yang menjadi dingin.
"Ikut aku"Hana menarik tangan Teresa dan membawanya kedalam ruang kerjanya lalu menghempaskan tangan Teresa dengan sedikit kasar.
"Aww.."rintih Teresa pelan yang membuat Hana menghela nafas kasar mencoba untuk menahan amarah yang semula hendak diluapkannya tapi mendengar rintihan Teresa membuat Hana menjadi tidak tega.
"Apa mau mu sebenarnya Teresa,bukankah sudah kubilang kalau aku itu bukan Farhan jadi bisakah kamu tidak menggangguku lagi?"tanya Hana sembari menatap jengah pada Teresa.
"Bukankah sudah sangat jelas kalau yang aku mau itu kamu...KAMU...jadi kamu tidak bisa mencegahku untuk mendekatimu"jawab Teresa sambil menunjuk Hana.
"Tapi aku terganggu dengan keberadaan mu Teresa,aku jadi tidak bisa bekerja dengan baik kalau kamu selalu kesini dan bikin ulah"nada bicara Hana mulai naik yang membuat Teresa melebarkan kedua matanya.
"Ohhh kamu terganggu dengan keberadaan ku,baiklah tidak masalah kamu lihat aja aku bakalan beritahu Haris Hamilton mengenai semua kebohongan keluargamu dan coba kamu tebak apa yang akan dia lakukan pada ayah dan ibumu itu Hana "ancam Teresa dengan penuh amarah yang membuat Hana seketika panik.
Hug.
Hana memeluk Teresa dari belakang saat Teresa hendak keluar dari ruang kerjanya.
"Lepas Hana...lepaskan aku"berontak Teresa dipelukan Hana.
"Maaf....maafkan aku.... Teresa"
"Lepas,.."pinta Teresa namun Hana malah mempererat pelukannya.
Teresa memberontak hingga akhirnya dirinya bisa terlepas dari pelukan Hana,namun Hana tak kalah cepat untuk membalikkan tubuh Teresa dan memberikan ciuman dibibir Teresa agar wanita yang sedang mengamuk dihadapannya ini menjadi tenang.
Hana merasa sakit ketika bibir bawahnya digigit oleh Teresa namun dirinya tetap tidak melepaskan ciumannya hingga lama kelamaan dirinya berhasil membuat Teresa kembali tenang dan malah memperdalam ciuman mereka.
"Hah ...hah....haah..."Hana dan Teresa meraup sebanyak banyaknya oksigen setelah ciuman mereka terlepas.
Teresa mengusap bibir bawah Hana yang sedikit terluka karena ulahnya sambil menatap Hana dengan tatapan menggoda.
"Aku tidak masalah menjadi yang kedua asalkan dirimu bisa kumiliki"lirih Teresa .
**************
See you next chapter 😘 😘 😘 😘 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA BUTA
General FictionSeorang gadis yang rela bertukar peran dengan sang kakak demi kebaikan keluarganya.... Mengandung unsur gxg