13

3.9K 390 23
                                    


Author POV:

"Aku tidak masalah menjadi yang kedua asalkan dirimu bisa kumiliki"

"Benarkah?"tanya Hana sangsi ketika mendengar permintaan dari Teresa.

"Mmh,beneran aku rela menjadi yang kedua untukmu"jawab Teresa kali ini dengan nada menyakinkan.

"Baiklah,mulai sekarang aku menjadi milikmu dengan syarat bahwa kamu harus menyimpan rapat rapat rahasia keluargaku jika tidak maka..."

Cup....

Perkataan Hana terpotong setelah Teresa kembali mencium bibirnya di sertai dengan lumatan yang intens.

"Percayalah padaku,semua rahasia keluargamu akan aman bersamaku"Teresa kembali mencium bibir Hana yang sudah menjadi candu untuknya.

Hana pun membalas lumatan Teresa dan membuka sedikit mulutnya membuat Teresa memasukkan lidahnya kedalam mulut Hana lalu terjadilah perang lidah diantara mereka.

"Hah....hah..hah"

Hana melepaskan ciuman mereka secara sepihak karena merasakan nafasnya yang mulai sesak sedangkan Teresa mendengus kasar saat Hana melepaskan pagutannya.

"Stop"Hana menghalangi bibir Teresa yang hendak kembali menciumnya.

"Jangan disini berbahaya"elak Hana yang membuat Teresa menghela nafas kasar.

"Orang tuaku sedang tidak ada dirumah,nanti malam datanglah ke mansionku disana adalah tempat teraman untuk kita"ujar Teresa yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Hana.

"Aku pergi dulu sampai bertemu nanti malam babe..."pamit Teresa dengan nada sensual diiringi dengan elusan dirahang Hana.

"Sial....sial...sial..."umpat Hana.

Setelah pintu tertutup Hana segera meraup kasar wajahnya dan menjatuhkan dirinya disofa lalu memijat dahinya yang mulai berdenyut sakit.

"Sial....Teresa selalu membuat kepalaku sakit"gumam pelan Hana.

Dilain tempat terlihat Meera yang sedang duduk di sebuah kursi dengan Josh yang setia mendampinginya menatap tajam ke beberapa orang yang sudah tak bernyawa,merekalah dalang dibalik kaburnya tawanan penting bagi Meera siapa lagi kalau bukan mantan suaminya.

Josh merupakan tangan kanan Meera sekaligus kepala keamanan di mansion Hamilton terkenal akan kekejamannya namun percayalah kekejaman Josh tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan kekejaman seorang Meera yang tergambar pada beberapa potongan jasad manusia yang tergeletak diatas lantai berlumuran darah.

Walaupun Meera tidak bisa melihat namun dirinya dapat dengan kejam membunuh seseorang,Meera hanya perlu memberi perintah pada para anak buahnya agar mereka semua di mutilasi dalam keadaan hidup hidup dan tidak ada yang berani menolak perintah dari Meera jika mereka masih mau hidup.

Suara teriakan para korban yang di potong anggota tubuhnya dijadikan sebagai musik penghibur bagi Meera hingga sang korban kehilangan nyawanya akibat kehabisan darah atau karena tidak bisa menahan rasa sakit saat anggota tubuhnya dipotong menggunakan pisau tumpul.

"Bersihkan semua dan jangan lupa berikan makan pada buaya dan singa peliharaan ku mereka pasti kelaparan saat ini"titah Meera sembari berdiri lalu berjalan meninggalkan ruang eksekusi dengan menggunakan tongkatnya.

"Apa mereka sudah ada yang kembali?"tanya Meera pada Josh bertanya tentang anggota keluarganya yang sedang tidak berada dirumah karena sibuk dengan urusan masing masing.

"Belum nona,mereka semua masih sibuk"jawab Josh sopan.

"Baguslah kalau begitu tidak ada yang tahu tentang kejadian ini,ingat Josh mulai sekarang perketat penjagaan dimansion ini apalagi di paviliun ini"

CINTA BUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang