3

793 46 0
                                    

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, namun masih ada laki laki yang belum terbangun dari pingsannya setelah dipukul tadi malam oleh Juan, bodyguard Ana. Ana mencoba membangunkannya, ia membuka gorden kamar Harsa. Membuat sinar matahari nya langsung menerpa wajah Harsa.

"Enggh.." Lenguh Harsa merasa terganggu karena melihat ada silau cahaya yang menembus matanya yang tertutup. ia melihat ada perempuan yang tengah membuka gorden dikamarnya. Harsa ingat, nama perempuan itu Ana, namanya Ana. Tapi tunggu Harsa baru menyadari satu hal, ini bukan kamarnya.

"Morning bear." Ujar Ana.

"Anjing sshh.. I-ini dimana? Ini bukan kamar gue, l-lo namanya Ana kan? Ana Pliss biarin gue pulang g-gue mau pulang.." Mohon Harsa dengan mata yang berkaca kaca.

"Jangan mengumpat harsa, gak usah takut. Aku tidak akan menyakitimu, kecuali jika dirimu berulah" Ucap Ana.

"Kenapa lo bisa tau nama gue!!" Tanya Harsa dengan menatap penuh selidik ke Ana.

"tentu saja aku tau, aku akan menceritakan semua. Tapi nanti, sekarang kamu siap siap dan turun kebawah untuk makan okey!!" Tegas Ana.

Mendengar hal itu pun Harsa memberontak, ia kesal. Ia ingin pulang tapi dibuat penasaran dengan kalimat yang Ana ucapkan dan lagi dirinya harus menunggu Ana selesai makan? Tidak, Harsa tidak mau melakukan hal itu. "Gak gak mau, gue mau pulang. Minggir!!" Bentak Harsa dengan menggeser tubuh Ana dari sampingnya, tapi tunggu Harsa menyadarinya, Ana tidak bergerak sedikitpun.

"Jangan melawan Harsa atau aku akan menghukummu?" Tegas Ana dengan menatap tajam Harsa.

"Tapi aku ingin pulang.." Cicit Harsa pelan.

"Kamu sudah pulang bear, ini rumahmu" Ujar Ana.

"Bukan, ini bukan rumahku.ini rumahmu" Ujar Harsa menatap tajam Ana.

"Iya, rumahku rumahmu juga sayang. Jangan membuat waktu sarapan mu jadi lama, sekarang mandi lalu turun ke bawah untuk makan. Dan satu lagi, jangan mencoba kabur dari-ku Harsa." Tegas Ana dengan menatap tajam mata Harsa seolah ingin membunuhnya jika Harsa melakukan hal itu.

Harsa yang melihat tatapan tajam Ana, tiba tiba saja merasa takut. "B-baiklah, jangan menatapku seperti itu. Aku takut.." Cicit Harsa pelan.

"Huh.. Baiklah, maafkan aku. Sekarang kamu mandi, aku tunggu dimeja makan." Ujar Ana dengan wajah datar.

"Iyaa.." Ucap Harsa pelan.

Ana yang mendengar hal itu pun akhirnya keluar dari kamar Harsa. Saat melihat hal itu, Harsa langsung ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai ia pun pergi kebawah untuk kemeja makan. Disana ia melihat Ana sedang menunggu dirinya.

Harsa tidak mengatakan apapun, ia dan Ana hanya makan dengan tenang tanpa ada yang mulai percakapan. Bahkan setelah makan pun, Harsa hanya mengikuti kemanapun Ana pergi.

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa terus mengikutiku??" Tanya Ana.

"Katanya tadi mau cerita sesuatu habis makan, inikan udah selesai makannya. Makanya gue ngikutin lo terus, dasar pelupa" Ujar Harsa kesal.

"Ah baiklah, sini duduk disebelahku" Ucap Ana.

Harsa mengikuti apa yang Ana katakan, sungguh sepertinya ia takut Ana melakukan sesuatu yang gila pada dirinya.

"Jadii.. Sebenarnya.. Kau adalah adikku." Ujar Ana.

Krik.. Krik.. Krik..

Hening menguasai ruangan, Harsa yang mendengarnya pun seketika kaget dan tidak percaya.

"Anjirr.. Mimpi banget dah lo. Mana buktinya coba, heh gini gini walaupun gue anak nakal muka lucu, gue gak bakalan percaya sama hal hal begitu. Lo pikir gue anak kecil apa!!" Ucap Harsa panjang lebar seolah yakin dengan apa yang diucapkannya.

HARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang