9. Ketahuan

2 0 0
                                    

"Apa maksudnya ini. Apa maksud mu mencium ayah mu sendiri. TSURU" teriak Yuri saat memasuki rumahnya. Semua yang ada diruangan itu kaget. Tsuru berdiri kaku, ibu nya menghampirinya. Menamparnya dengan sekuat tenaga hingga Tsuru terjatuh.

"Brengsek kau anak sialan. Jadi benar selama ini dugaan ku, kau selingkuh dengan suamiku ayahmu sendiri." Marahnya ia menendang dan menginjak perut Tsuru.

"Yuri apa yang kau lakukan" Mikazuki langsung menarik mundur istrinya. Mitsu membantu Tsuru bangkit.

"Lepaskan aku brengsek, sialan kau Mikazuki. Kau tahu dia anak ku, kenapa kau selingkuh dengan nya" Yuri memukul tangan Mikazuki. Mikazuki memeluk erat istrinya.

"Kenapa... kenapa kau khianati aku Mikazuki. Apa kurangnya aku Hah, jawab" Yuri terus berteriak seperti orang kesetanan. Tsuru yang takut memeluk lengan Mitsu, menyembunyikan wajahnya dilengan Mitsu.

"Kenapa kau tanya. Karena aku mencintai anak mu. Aku mencintai Tsuru. Aku menikahimu agar aku bisa bersama Tsuru. Sedikit pun aku tidak mencintaimu" ujar Mikazuki. Yuri menangis mendengar nya. Ia tak menyangka cinta yang selama ini Mikazuki berikan kepadanya hanya bohongan.

"Kau tidak mencintai ku... Ngak ini pasti hanya bohong kan. Katakan padaku kalau kau mencintai ku Mikazuki" Yuri menangis, ia terjatuh di bawah kaki Mikazuki.

"Maaf Yuri, aku mencintai Tsuru anak tiri ku" Mikazuki menghampiri Tsuru,  ia berjongkok dan memeluk Tsuru.

"Aku akan mentalak mu Yuri. Kau keterlaluan kau juga berselingkuh dengan Mitsu bukan, kau kira aku tidak tau semua yang kau lakukan selama ini"

"Gak Mika aku gak mau berpisah dengan mu. Dasar anak sialan seharusnya aku membunuhmu bersama ayah mu dulu"

"YURI" teriak Mikazuki. Ia menampar dan menendang tubuh wanita itu.

"Apa.. apa maksudnya" suara Tsuru gemetar, ia menahan tangis yang bisa pecah kapan saja.

"Asalkau tau, akulah yang membunuh ayahmu. Agar aku bisa menikahi Mikazuki. Seharusnya aku juga membunuhmu anak sialan" Yuri berlari menghampiri Tsuru. Ia mengeluarkan pistol laku menodongkan ke arah Tsuru.

"Yuri hentikan, kau sudah gila. Kau ingin membunuh anak mu sendiri. Dia darah dagingmu" teriak Mitsu. Ia langsung berada didepan Tsuru. Melindungi Tsuru dari kegilaan ibunya.

"Jangan mendekat Mikazuki" Yuri menodongkan pistol itu ke arah Mikazuki. Seketika langkah Mikazuki terhenti.

Mitsu mengangkat Tsuru, membawa nya menjauh dari Yuri. Yuri yang melihat itu seketika menarik pelatih pistol itu.

"Aakhh i-ibu" Tsuru memegang perut nya yang berdarah. Yuri maju selangkah demi selangkah. Ia tetap menodongkan pistol itu kearah kepala Tsuru.

Ia menarik pelatuknya lagi. Mengarahkan tepat di kepala Tsuru.

"Akhh" Yuri terjatuh dengan kaki yang berdarah. Mereka bertiga kaget saat tau banyak polisi yang menodongkan senjata ke arah Yuri.

"Tangkap wanita itu pak" ucap Okurikara. Ia melapor kejadian yang ia lihat dan polisi langsung datang ke tkp.

"Tsuru kau tidak apa-apa" Okurikara menghampiri dan memeluk Tsuru. Darah tidak berhenti keluar dari lengan nya. Mitsu segera berlari mengambil kotak obat. Dan Mikazuki ikut bersama polisi untuk dimintai keterangan.

"Sayang, Tsuru kau dingin" ujar Okurikara. Ia menggendong Tsuru ke arah sofa. Mitsu segera datang dan mengobati luka Tsuru.

"Maaf, aku tidak bisa pergi kara-bou" seru Tsuru. Ia terus memeluk pacarnya erat. Begitu pula Okurikara.

"Gak papa sayang. Tapi kau berhutang penjelasan sama aku" jelas Okurikara dibalas anggukan oleh Tsuru.

---

"Polisi memenjarakan sementara Yuri sampai ia ke pengadilan nanti" Jelas Mikazuki

"Sekarang apa yang akan kau lakukan kak?" Tanya Mitsu

"Entahlah, kita tunggu aja kabar dari polisi. Oh ya gimana keadaan Tsuru?"

"Dia sama Okurikara di kamar. Aku akan siap kan makan malam" Mitsu pergi ke dapur meninggalkan Mikazuki.

Mikazuki naik ke atas, menuju kamar anak nya. Ia membuka perlahan pintu itu dan melihat Tsuru yang sedang berbicara dengan Okurikara. Mikazuki mendengar semua penjelasan Tsuru. Okurikara hanya terdiam kaku tanpa ekspresi wajah.

"Jadi kau pilih aku atau ayah mu" Pertanyaan ini membuat Mikazuki tersentak dan tanpa sadar menyenggol guci dibelakang nya.

"Masuk aja, kau harus mendengar jawaban anak mu" ujar Okurikara.

Mikazuki masuk kekamar itu, ia duduk didepan mereka berdua.

"Aku tidak ingin pisah darimu Kara-bou. Tapi ayah.. " Tsuru menggenggam tangan Okurikara.

"Poliandri, mau?" Saran Mikazuki. Mereka berdua menatap Mikazuki dengan tatapan bingung.

"Ah ya.. kan Tsuru gak bisa melepaskan kita berdua, aku gak masalah kalau ya.. harus berbagi" terang Mikazuki.

Tsuru menatap Okurikara, berharap pria itu tidak melepaskannya.

"Hah baiklah, aku juga gak mau putus dari mu"

"Terima kasih Kara-bou" Tsuru memeluk erat si gulita disebelah nya.

"Mulai sekarang aku akan tinggal disini" ujar Okurikara. Tsuru dan Mikazuki membelakkan mata, mereka saling pandang lalu mengangguk.

"Ya apa boleh buat, masih ada kamar kosong dibawah" Jelas Mikazuki. Okurikara menggeleng dengan cepat ia meminta pada Mikazuki agar satu kamar dengan Tsuru. Dan dengan bujukan Tsuru akhirnya Mikazuki mengizinkan.

TBC

Confusing Love || Mikazuki X Tsurumaru X Okurikara ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang