45°

204 33 5
                                    







“Fuh..” gadis dengan mata telaga itu membuka gerbang seperti biasa, ketika pulang sekolah, ia memandang sebuah CCTV yang tampak merekam seperti biasa. “...”





Tangannya bergerak di ujung keyboard. Memandang bagian dari CCTV. Saat pukul 1 siang di beberapa hari lalu, rekaman CCTV telah terhapus secara sempurna, hampir tak terlihat perbedaan sedikitpun. Ia menyeringai.

Dia mulai percaya, Shinichi tidak berbohong tentang organisasi yang berbahaya tersebut.

Sebenarnya, bukti nyata Shinichi dengan wujud Conan tersebut, sudah membuktikan semuanya, hanya saja ...

‘Bisa saja Agasa-san dengan orang bego itu cuma iseng,’ ia mengingat kembali Shinichi dengan wujud Conan sekarang.






Ponselnya berbunyi. Kudou [Name], mengangkat telepon tersebut, tersenyum miring saat melihat kontak penelepon. “Haik?”

Bagaimana?”

“Hm ... Jujur aku terkejut. Mereka benar-benar ada,” [Name] menjawab singkat. “Maksudku, siapa orang gila yang mau datang dan menghapus kamera CCTV secara misterius, meskipun ini direkayasa, tetap saja ada bagian yang tidak bisa dipalsukan.”

[Name], kau yakin kalau kau akan baik-baik saja disana?

“...” jemari [Name] berhenti di pangkal keyboard. Ia melirik ponsel di bahunya.





Apa kau mencoba untuk khawatir?







“Ya, justru bodoh jika aku mendadak pergi dari sini tanpa alasan, Organisasi itu akan curiga, cukup aku tinggal di rumah seperti biasa, bersikap tidak tahu apapun, dan aku tidak akan terganggu,” [Name] menjawab sambil meneruskan ketikannya. Mengunduh data yang hilang. Ia menekan sebuah tombol.

File tersimpan.

[Name] membuka folder tersebut. Ia bergumam. “Hoo, benarkah? Ini pria dengan rambut yang sangat panjang. Akan kukirim filenya ke Agasa-san.”

Woi! [Name]— apa mak—”

“Sudah, ‘Conan’, aku mau beristirahat, baik baik di rumah Agasa-san, dah,” [Name] menutup telepon, lalu berdiri. Seragam SMP Teitannya bergerak seiring langkahnya, ia menoleh kepada komputer tersebut sebelum benar-benar meninggalkan kamarnya. “...”






“Tentu saja, aku adalah orang yang terus melangkah maju,” ia menyelipkan rambut kebelakang telinganya dan tersenyum.










Beberapa hari ini Shinichi tidak di rumah, dia berpura-pura sebagai keponakan Agasa dan menginap di rumahnya. [Name] cukup damai beberapa hari tidak ada yang mengotori rumah.

Tapi hari ini.

“Niisan, aku datang untuk menjemputmu,” [Name] membuka pintu rumah Agasa. “Sudah beberapa hari, seolah-olah aku mencarimu, aku akan menelepon Inspektur Megure,” [Name] membuka telepon. “Konnichiwa, Inspektur.”

“Oh, Kudou-kun, doushita?”




“Apa Shinichi-nii bersama anda? Dia suka menghilang, aku coba menghubunginya, tapi orang itu selalu ‘mengabaikanku’,” [Name] menyeringai pada Shinichi alias Conan yang sedang duduk bersila sembari menopang dagu dengan wajah datar. Tampak sebal dengan adiknya.

Eh? Aku tidak melihatnya akhir akhir ini, apa dia tidak dirumah?”

“Begitulah,” [Name] menjawab pilu dengan nada yang sendu. “Tolong jika anda melihatnya, aku sangat ‘mengkhawatirkan’ sesuatu yang buruk terjadi padanya.”

‘Dia benar-benar drama queen,’ Conan membuat wajah datar pada kamera.







“Ah, begitu, arigatou,” [Name] menutup telepon. Lalu tersenyum lebar pada Conan.





“Nah, sudah tidak ada kejanggalan lagi,” [Name] berjongkok di dekat Conan. Lalu tersenyum lebar. “Aku sudah menghubungi ayah dan ibu. Mereka mengerti situasinya, jadi mereka akan pulang se—”

“Tunggu! Apa!? Kau bilang pada ayah dan ibu!?” Conan berteriak. “Kenapa kau—”

“KENAPA!? Karena kau! Yang selalu berpikir bisa mengatasi semuanya sendiri itu, pasti tidak akan pernah mengatakannya! MEREKA ORANGTUAMU, KUDOU SHINICHI!!” kesabaran [Name] sudah terbabat habis. Lalu menoyor jidat Conan dengan kuat. “Dan, kau harus mendengarkan orang hingga selesai! Jika tidak, aku tidak akan pernah mendengarkanmu lagi!”



“[Name]..”






“Oh, jangan lupa, mungkin 3 pekan atau 4 pekan lagi hari acara pemakamanmu,” [Name] tertawa dengan aura ceria setelahnya. Membuat Conan tertawa datar melihat wajah adiknya yang tampak bahagia menyebutkan pemakaman. Haha, adik perempuannya benar-benar serius untuk melenyapkan identitasnya dari dunia.






Agasa hanya tersenyum kecut melihat interaksi keduanya. ‘Rasanya mereka dulu masih kecil..’







“Oh, omong-omong niisan, kau sudah lihat file yang kukirimkan ke Agasa-san?”

“Ah, aku sudah melihatnya. Benar, orang-orang itu,” jawab Conan dengan raut serius. “Mereka memastikan aku hilang dari rumah setelah beberapa hari.”

“Hum begitu,” [Name] memanggut-manggut. “Kalau begitu, aku akan berpura-pura bertanya pada orang-orang, tidak akan banyak, tentu. Hanya untuk mengonfirmasi jika Kudo Shinichi menghilang. Dan, kau harus serius dalam menyelidiki organisasi itu, jika ingin kembali ke kehidupan normal.”




“Aku tahu,” Conan menghela nafas.




“.... Nah, sudah, ayo pulang,” [Name] menarik tangan Conan yang sedikit terkejut. “Eh? Pulang? Memangnya orang-orang itu tidak akan curiga!?”

“Jika berselang beberapa waktu, tidak akan aneh, lagipula kau sudah melaksanakan yang kuperintahkan bukan?”

“Terlihat di publik, tidak perlu banyak, cukup publikasikan diri meski satu atau dua pada kamera CCTV, tentu.”






“Sempurna, ayo pulang sekarang,” [Name] menarik tangan Conan lalu melambai pada Agasa. “Agasa-san! Terimakasih untuk beberapa hari ini merawat Holmes paling menyebalkan di seluruh dunia!”

“Haha, tentu, terimakasih juga untuk makanannya, [Name]-kun. Shinichi-kun, jangan lihat adikmu seperti itu, dia mengakuimu sebagai Holmes loh. Ha ha ha.”






“Hah ... Iya iya, dasar Watson paling menyebalkan di seluruh dunia.”

“Tidak masalah, asal, aku tidak pernah menjadi Watson untukmu.”

“Ah, adik perempuan siapa ini!?”


Reflection | Kudou ShinichiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang