Part (6)

34 17 0
                                    

Assalamu'alaikum semuaa...
Gimana nih kabarnya? Semoga baik selalu yaa☺☺☺

Jangan lupa vote and komen ya guys^^
Tandai juga kalo ada yang typo😁




-Happy Reading-

Alva dan Gibrella saat ini tengah berada diatas motor. Sedaritadi mereka berdua hanya diam tanpa ada yang mau membuka obrolan.

Sesekali Alva melirik kearah spion motornya demi melihat wajah Gibrella yang tak pernah membuatnya bosan.

" Ehem... Lo kok tumben nggak nolak gue anterin pulang El?" tanya Alva mencoba mencari obrolan.

" Aku nggak enak aja nolak kebaikan mama kamu Va, " jelas Gibrella.

Tak ada sahutan lagi dari Alva. Tapi, Gibrella masih bisa melihat dari belakang kalau Alva menganggukkan kepalanya paham.

" Tadi itu kakak kamu Va?" tanya Gibrella.

" Iya, kenapa? Lo naksir? Tapi, sorry El. Dia udah tunangan. " jelas Alva.

Gibrella terkekeh mendengar perkataan Alva yang terdengar sedang waspada.

" Aku cuma nanya loh. Kok kamu jawabnya banyak banget." ujar Gibrella.

" Ya-yaa enggak! " sarkas Alva.

" Eh, kayaknya aku turun disini aja deh Va, " ujar Gibrella sembari menepuk-nepuk pundak Alva.

" Halahhh... Tanggung. Bentar lagi juga nyampek. "

Gibrella bingung dengan cara apa lagi agar Alva tak mengantarkannya sampai rumah. Ia tak bisa membayangkan bagaimana nasibnya saat Shandra kembali melihat dirinya pulang diantar oleh seorang pria.

" Kenapa sih El. Lo selalu nolak kalau gue anterin pulang?" pertanyaan Alva mampu membuat Gibrella semakin merasa tak enak.

" Itu, mama aku nggak suka kalo liat aku dianterin sama cowok, " jelas Gibrella se normal mungkin.

" Ya gue paham sih. Tapi, kan gue cuma nganterin loh, nggak sampai main kan," ujar Alva merasa tak terima.

" Ya iya sih Va. Tapi, kamu tahu sendirilah namanya juga ibu kan, kadang suka sensitif. " ucap Gibrella menjelaskan.

Alva dan Gibrella memang sudah lama mengenal satu sama lain. Tapi, Alva sama sekali belum pernah menginjak kakinya kerumah Gibrella. Meskipun ada tugas, mereka lebih memilih mengerjakannya dilain tempat selain dirumah. Yang pasti karena Gibrella selalu beralasan agar dirinya bisa keluar.

Alva pun sempat berpikir kalau Gibrella tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Ia memang bukan satu-satunya sahabat Gibrella. Tapi, ia sangat paham betul bagaimana sifat Gibrella yang sulit untuk dipahami.

" Udah sampai, " ujar Alva yang memberhentikan motornya didepan gerbang rumah Gibrella.

" Makasih ya Va, " sembari melepaskan helm dikepalanya.

Alva hanya mengangguk kemudian menyodorkan paper bag kepada Gibrella.

" Apaan Va?" tanya Gibrella bingung. Ternyata ia tidak menyadari kalau sedaritadi Alva tengah membawa barang.

Gibrella (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang