Part (19)

17 12 3
                                    

" Semua yang ada didunia ini bersifat sementara. Jadi, jangan sampai terlena dengan itu semua. "

- Alvario Reynanta-

*
*
*

- Happy Reading-

Gibrella memeluk erat pinggang Alva dari belakang. Guyuran hujan malam ini membasahi tubuh mereka. Meskipun deruan motor Alva memecah kesunyian jalanan. Tapi, tak membuat kebisuan diantara mereka berakhir.

Sesekali Alva mengusap lembut punggung tangan Gibrella yang semakin dingin. Akhirnya ia mengeratkan genggaman tangannya untuk menghalau air hujan yang menerpa tangan mungil gadis itu.

" Pasti ayah khawatir banget, " lirih Gibrella yang masih bisa didengar Alva.

Alva mengerti sekali dengan apa yang dipikirkan Gibrella. Gadis itu jelas merasa bingung dan takut harus menjelaskan apa pada ayahnya.

Alva kembali mengusap lembut punggung tangan Gibrella. Mencoba menenangkan agar gadis itu tak terlalu cemas.

" Tenang El. Nanti biar aku aja yang jelasin sama ayah kamu, " sahut Alva.

Gibrella menggeleng cepat dengan wajahnya yang semakin ia tenggelamkan dipunggung lebar milik Alva.

" Nanti malah kamu yang dikira salah, " ujar Gibrella.

Alva tersenyum, apa yang dikatakan Gibrella ada benarnya juga. Apalagi, melihat putrinya yang pulang malam bersama seorang pria dengan kondisi berantakan. Tapi, ia takkan membiarkan Gibrella dihujani pertanyaan yang bisa saja membuatnya semakin tertekan. Dirinya akan tetap menjelaskan meskipun pada akhirnya dia pun yang akan disalahkan.

" Terserah. Intinya nanti kamu diam aja, biar aku yang jelasin, " ujar Alva.

Gibrella hanya mendengus kemudian menampar pelan punggung Alva.

" Dasar keras kepala, " celetuk Gibrella.

Alva hanya terkekeh kemudian memperlambat laju motornya ketika sebuah mobil berhenti tepat didepannya.

Ia mengerutkan keningnya saat melihat seorang pria keluar dari mobil itu lalu berlari kearahnya. Gibrella pun ikut melihat kedepan saat dengan tiba-tiba Alva menghentikan motornya.

" Ada apa Va? " tanya Gibrella penasaran.

Belum sempat Alva menjawab. Gibrella lebih dulu turun dari motornya.

" Ayah, " ujar Gibrella pelan ketika menyadari jika pria yang saat ini berlari kearahnya adalah Aryan.

Alva hanya bisa diam seraya ikut turun dari motornya. Entah kenapa, tiba-tiba ia jadi teringat sosok pahlawan dihidupnya ketika melihat pria itu. Seorang ayah dengan tatapan khawatir sekaligus merasa lega terpancar sempurna hingga membuatnya lupa dengan keadaan sekitar.

" Aylan. Kamu kemana aja nak?" Aryan langsung memeluk erat tubuh mungil Gibrella yang basah kuyup.

Gibrella memandangi wajah Aryan dengan sendu. Hatinya sangat sakit ketika melihat ayahnya itu bersedih hanya karena mengkhawatirkannya.

Aryan merapikan rambut Gibrella yang jauh dari kata rapi. Tak mendapat jawaban dari anaknya. Ia pun segera mengalihkan pandangan kearah Alva yang sedari tadi hanya diam.

" Kamu teman anak saya kan?" tanya Aryan dengan penuh penekanan.

" Iya Om, " jawab Alva singkat.

" Saya akan jelaskan semuanya Om, " lanjutnya seraya menatap Aryan dengan tegas.

Aryan hanya diam kemudian ia mencekram kuat pundak Alva. Kentara sekali jika ia mengharapkan penjelasan yang masuk akal. Tapi, dirinya tak mau hanya mementingkan egonya tanpa melihat situasi dan kondisi.

" Pulang sekarang. Ini sudah larut malam," ujar Aryan.

" Dan, terimakasih sudah mengantar anak saya dengan selamat. " lanjutnya.

" Tapi Om, " cegah Alva.

" Pedulikan keadaanmu juga. Jangan terlalu memaksakan, " sahut Aryan.

Alva hanya mengangguk " Pasti saya akan menjelaskan semuanya Om. " ujarnya.

Aryan tersenyum tipis " Saya tunggu penjelasanmu itu, " sahutnya sembari menuntun Gibrella menuju mobilnya.

Gibrella menahan Aryan. Ia mendekati Alva yang terus menatapnya. Kemudian ia mendongak menatap Alva dengan senyuman manisnya.

" Makasih ya Va. Makasih, udah bawa aku pulang, " ujar Gibrella sembari mengusap lembut lengan kekar milik Alva.

Alva mengangguk lalu membalas senyuman itu " Sama-sama. Jangan sampai sakit ya El, " ujarnya.

" Siapp! " seru Gibrella.

Setelah itu, Akhirnya Gibrella pulang bersama Ayahnya. Meninggalkan Alva dengan pikiran rumitnya. Ia menatap nanar mobil hitam yang sudah berlalu jauh dari penglihatannya.

" Gue beneran nggak bisa lepasin lo El," gumam Alva seraya menghidupkan kembali motornya.

🌷🌷🌷

Semua orang tak menyangka. Keadaan tadi malam yang begitu suram karena hujan, saat ini sudah tergantikan dengan pagi yang begitu cerah.

Begitupun dengan Alva. Diminggu pagi seperti ini, ia hanya akan berada dirumah saja. Bukan karena tak mau keluar, tapi ia harus ikut serta dalam persiapan acara pernikahan Aldo besok lusa.

Setelah kejadian tadi malam membuatnya merasa semakin cemas dan bingung. Apalagi, kejadian-kejadian yang tak disangka selalu berdatangan menimpa Gibrella.

" Heh. Daritadi ngelamun mulu nih bocah, " celetuk seorang wanita dengan roll di poninya. Dia bik Omah, tetangga sebelahnya.

Aldo hanya terkekeh mendengar ocehan bik Onah " Biasa bik. Anak muda, palingan juga lagi uring-uringan sama pacarnya, " sahutnya.

Alva mendelik kearah Aldo yang asal bicara. Dirinya tak bisa membayangkan kalau bik Onah menyebarluaskan berita palsu seperti itu.

Kalau emang Gibrella beneran pacar gue sih ya nggak papa disebarin. Lah ini, jadian aja belum.

Bik Onah tertawa renyah sembari menaik-naikkan kedua alisnya kearah Alva " Wah. Bentar lagi nyusul dong, " ujarnya.

Alva beranjak dari duduknya " Apaan sih bik. Omongan abang nggak usah didengerin, " sahutnya kemudian berlalu meninggalkan orang-orang yang senang menggodanya.

Apa jangan-jangan Abang anaknya Bik Onah?

" Oh ya Va. Gibrella besok diajak ya keacara gue, " ujar Aldo sebelum Alva benar-benar pergi dari pandangannya.

Alva menatap Aldo tajam. Tapi, responsnya terlihat sangat bahagia. Apalagi ketika ia mengacungkan jempolnya dengan senyuman lebarnya.

-TBC-

Alhamdulillah bisa up juga😘😘😘

Janlup kasih vote and komennya yaa,,,
Tandai juga kalau ada yang typo😊

Thanks,
Nurima.03

Cap-cus part berikutnya👉👉👉

Gibrella (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang