Part (9)

27 7 5
                                    

" Manusia hanya bisa memilih tapi tak bisa menentukan. Seperti halnya kita yang selalu mendapatkan luka. Tapi, tanpa sadar kita menjadi seseorang yang sangat istimewa. "

- Alva Reynanta -

*
*
*

-Happy Reading-

Gibrella berlari memasuki kelasnya. Ia tak peduli dengan tatapan teman-temannya. Yang dia pikirkan untuk saat ini adalah pergi. Ia segera menyambar tasnya kemudian berlalu tanpa melirik sedikitpun kearah mereka.

Tapi, langkahnya terhenti saat seorang cowok berperawakan tegap berdiri didepannya. Ia hanya diam tanpa berniat berbicara sepatah kata pun.

" Lo kenapa malah lari? Kalo emang lo nggak kayak gitu, berarti jangan pergi, " ucapan cowok itu membuat tubuh Gibrella mematung seketika.

Dengan penuh keberanian, Gibrella menatap kedua manik tajam milik cowok yang ada didepannya. Kentara sekali dari bicaranya jika cowok itu memang sengaja membuatnya malu didepan orang banyak.

Cowok itu adalah Alex, orang tergila yang pernah  Gibrella kenal. Cowok yang selalu mencari gara-gara dengan siapapun yang dia anggap remeh. Dan parahnya lagi, Alex semakin gencar mengganggu Gibrella karena dirinya adalah orang yang dekat dengan Alva, musuh bebuyutannya.

" Minggir, " lirih Gibrella dengan tetap menatap Alex sengit.

Alex terkekeh melihat betapa gemasnya Gibrella yang saat ini terlihat kesal dengan sikapnya. Tangannya terulur hendak mengusap surai milik Gibrella. Tapi, dengan kasar gadis itu menepis tangannya.

" Belagu banget sih, " celetuk Alex dengan senyum mengejeknya.

Semua orang yang berada dikelas tidak berani menegur Alex. Mereka lebih memilih diam daripada harus berurusan dengan orang seperti dia. Terlebih, Alva yang dari dulu menjadi tameng dikelas sedang tidak bersama mereka.

" Kenapa diem? Ohhh... Lo lagi nungguin kesatria naga itu ya?" tanya Alex diselingi dengan kekehan nya.

Suasana semakin mencekam. Apalagi saat ini Alex tengah mendekatkan wajahnya didepan wajah Gibrella. Semua pasang mata menatap mereka dengan was-was, terlebih ketika Gibrella sama sekali tidak menghindar dari Alex.

Disisi lain, Alva yang tak tau apa-apa tentang Gibrella masih saja asyik menyantap mie ayam dikantin bersama teman-temannya. Sesekali ia ikut tertawa mendengar ocehan Tomi, teman gembul nya.

" ALVAAAA!!! " panggilan itu spontan membuat seisi kantin menatap kearah gadis mungil yang saat ini tengah berlari menghampiri Alva.

Alva mengernyit bingung saat tiba-tiba gadis itu menghampiri dirinya. Apalagi ia paham betul kalau gadis itu adalah teman sebangku Gibrella.

" Kenapa Ra?" tanya Alva singkat. Untung saja dia tau nama dari gadis itu. Meskipun mereka sekelas, tapi sangat sulit untuk Alva mengenalinya.

" Gibrella Va. Pokoknya lo harus kekelas sekarang, " ucap Rara dengan nafas tersengal-sengal.

Alva segera beranjak dari duduknya. Ia bisa melihat dari ekspresi Rara yang semakin panik. Ia pun segera berlalu meninggalkan kantin tanpa berkata apa-apa pada teman-temannya.

Hengki, salah satu teman Alva yang baru saja bergabung ikut bingung dengan keadaan kantin yang semakin riyuh.

" Alva kenapa tuh?" tanyanya pada Rara yang masih berdiri tak jauh dari tempatnya.

" Alex, dia nyari masalah lagi, " jawab Rara singkat.

Alva melangkahkan kakinya menuju kelas dengan nafas memburu. Tangannya mengepal kuat, seolah tahu apa yang sedang terjadi dengan Gibrella.

Langkahnya terhenti tepat didepan pintu kelas, kedua matanya menatap tajam  seorang cowok yang tak asing lagi baginya tengah berdiri angkuh didepan Gibrella. Kedua rahangnya mengeras, kepalan kuat ditangannya siap memberikan pukulan untuk cowok itu.

" Alex berengs*k!!! " umpatnya.

Belum sempat Alva memasuki kelas, ia sudah dikejutkan dengan erangan keras dari musuh bebuyutannya itu. Alex terlihat kesakitan sembari menutupi hidungnya dengan telapak tangan. Perlahan ia mundur saat Gibrella mendekatinya.

" Gue emang belagu, tapi nggak kayak lo yang nggak tahu malu! " teriak Gibrella dengan nafasnya yang memburu.

Alex masih tetap menutupi hidungnya yang baru saja mendapat tinjuan dari  Gibrella. Ia benar-benar tak percaya gadis lemah itu bisa melawannya. Dirinya pun tak menyadari jika ia lengah.

Alva terkekeh ditempatnya kemudian ia menghampiri Alex. Dengan cepat ia menarik kerah cowok itu dari belakang. Gibrella pun ikut tercengang dengan kedatangan Alva.

" Gimana? Tonjokkan cewek gue enak kan?" bisik Alva tepat di samping telinga Alex.

" Dia nggak pernah lemah." lanjutnya penuh penekanan.

Brukkk...

Alva menghempaskan tubuh Alex dengan mudahnya. Lalu ia menatap satu persatu orang-orang yang sedaritadi hanya bisa menonton tanpa berniat menolong Gibrella.

" Dasar manusia-manusia nggak berguna!" perkataan Alva itu mampu membuat semua orang yang ada disana tertunduk malu.

Setelah itu, Alva mendekati Gibrella yang tengah menatapnya tanpa ekspresi. Lalu ia meraih tangan gadis itu. Dilihatnya telapak tangan Gibrella sudah berlumuran darah.

Dengan cepat, Alva melepaskan kemeja putihnya. Untung saja ia memakai kaos hitam sebagai dalaman. Dirinya juga masih bisa mendengar sebagian orang tengah berbisik-bisik karena tindakannya.

" Lain kali jangan sampai terluka ya," ujar Alva sembari membalutkan kemeja putihnya ditelapak tangan Gibrella.

Gibrella hanya bisa menggangguk tanpa berkata apapun. Alva yang menyadari itu langsung tersenyum kemudian menuntun Gibrella untuk keluar dari kelas.

-TBC-

Alhamdulillah bisa up juga😘

Seperti biasa, jangan lupa kasih saran dan kritikannya yaa...
Tandai juga kalau ada yang typo,

Dan pastinya janlup juga buat kasih vote dan komennya☺☺☺

Thanks,
Nurima.03

Cap-cus Part berikutnya👉👉👉



Gibrella (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang