Part (8)

25 9 1
                                    

" Adakalanya manusia itu berjuang karena mimpi yang terpendam. Tapi, adakalanya juga manusia berjuang karena rasa dendam. "

- Aylan Gibrella -

*
*
*
*

-Happy Reading-

" Gue mau ke kantin dulu El, lo mau ikut?" pertanyaan Alva langsung dijawab dengan gelengan kepala oleh Gibrella.

" Aku langsung ke kelas aja Va. Lagian aku udah sarapan kok dirumah tadi. " jelas Gibrella.

Alva menganggukkan kepalanya, lalu ia merogoh sesuatu dari dalam saku celana. Gibrella mengernyit bingung saat dengan tiba-tiba Alva meraih lengannya.

" Dipake ya El, " ujar Alva sembari memakaikan sesuatu di pergelangan tangannya.

Gibrella menaikkan sebelah alisnya. Ia masih tak mengerti dengan sikap Alva yang semakin hari semakin sulit tuk dia pahami.

Ia mengamati gelang yang saat ini sudah berpindah ke tangannya. Dirinya sempat mengira kalau Alva akan memberinya permen atau sosis yang biasa ia dapatkan dari cowok itu.

" Aku kira kamu mau ngasih permen," perkataan Gibrella langsung membuat Alva tertawa gemas.

" Gue kemarin nganterin mama ke toko. Pas liat gelang itu, gue keinget lo El, jadi gue beli lah. Anggap aja sebagai kenang-kenangan dari gue," jelas Alva.

" Nih permennya. Kalo sosis kagak ada, tadi gue liat warungnya masih tutup. " lanjut Alva sembari menyodorkan permen kesukaan Gibrella.

Gibrella tersenyum " Makasih, Ava emang paling the best,"

Alva tersenyum sumringah seraya menepuk-nepuk dadanya dengan bangga. Sesekali ia menyugarkan rambut nya kebelakang, seolah-olah dirinya lah satu-satunya pria terbahagia saat mendapat pujian dari Gibrella.

" Ava gitu loh, " ujar Alva diselingi kekehan nya.

" Ya udah ah. Aku ke kelas dulu," sahut Gibrella lalu melangkahkan kakinya menuju kelas.

Alva hanya mengangguk kemudian ia pun juga berlalu menuju kantin. Dirinya sudah pasti kelaparan saat dikelas nanti jika tidak mengisi perutnya terlebih dahulu.

🌷🌷🌷

Gibrella berjalan menuju tempat duduknya. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda dari teman-teman sekelasnya. Biasanya ia akan mendapat sapaan atau hanya sekedar senyuman. Tapi, berbeda dengan hari ini. Ia bisa mendengar jelas beberapa siswa tengah berbisik-bisik sembari menatap kearahnya.

Sebenarnya ada apa sih?

" Ada apa sih Ra? Kok daritadi mereka kayak lagi ngomongin sesuatu gitu, " tanya Gibrella pada Rara, teman sebangkunya.

Gadis berkacamata bulat itu melirik sekilas kearahnya, lalu ia memberi kode kepada Gibrella agar melihat tulisan yang ada dibuku pelajarannya.

Maaf El, gue juga nggak tau benar apa nggak. Mendingan lo liat sendiri dimading sekolah. Intinya ini tentang lo El.

Gibrella menautkan kedua alisnya penuh tanda tanya. Setelah membaca tulisan Rara, ia masih tidak mengerti dengan apa yang dimaksud temannya itu. Yang jelas, ini tentang dirinya.

Gibrella (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang