Part (23)

15 2 0
                                    

" Jangan terlalu memaksakan diri untuk terus melangkah. Istirahat itu boleh untuk yang lelah, yang tidak boleh itu menyerah. "

-Alvario Reynanta-

*
*
*

-Happy Reading-

Alva terus memandangi Gibrella dari bangkunya. Gadis itu semakin terlihat jelas tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Ia memang sadar kalau tak menyandang status apa-apa dengan Gibrella. Tapi, semua kenyataan itu tak membuatnya menutup mata ketika gadis itu mendapat masalah.

Terbesit dipikirannya kalau bekas luka diperut Gibrella itu ada hubungannya dengan apa yang dicurigainya.

" Kenapa gue jadi curiga sama Ameeta ya, " gumamnya.

Hengki yang masih bisa mendengar gumaman dari Alva pun segera menoleh.

" Kenapa Va? Daritadi lo bengong mulu, " ujar Hengki.

Alva hanya menggeleng kemudian menunjuk kearah Ameeta dengan dagunya. Hengki pun segera mengikuti arah pandang Alva.

" Gue agak ngerasa aneh sama Ameeta, " jelas Alva.

Hengki mengangguk " Sama, gue juga. " sahutnya.

" ALVA, HENGKi!!! " panggil pak Tarno dengan wajah garangnya.

Seketika Alva dan Hengki langsung membenarkan posisi duduk mereka. Gibrella yang melihat tingkah dua cowok itu pun hanya bisa tersenyum simpul seraya memberi isyarat dengan menaikkan sebelah alisnya. Alva yang menyadari tatapan dari Gibrella pun hanya menggeleng seraya menunjuk ponselnya agar gadis itu membuka pesan darinya.

Gibrella langsung membuka ruang chat-nya dengan Alva. Ia mengeryitkan kening setelah membaca pesan dari cowok itu. Lalu ia kembali menoleh kearah Alva yang ternyata masih terus menatapnya dengan raut wajah serius.

" Kenapa Ava ngajak ngobrol serius sih? Jadi curiga, " gumam Gibrella sembari menyimpan kembali ponselnya.

🌷🌷🌷

Setelah pulang sekolah, Gibrella langsung pergi bersama Alva menuju taman yang sering mereka kunjungi. Tempat dimana ia dan cowok itu berbagi cerita atau hanya sekedar mencari suasana.

Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka sudah sampai ditaman yang memberi kenangan berharga untuk mereka berdua.

Sebuah pertemuan yang tak disengaja membuat keduanya merasa saling bergantungan. Antara suka dan duka mereka lewati bersama. Sebuah hubungan yang berkedok pertemanan membuat mereka tak berani melewati batas yang sudah ada.

" Ava mau ngomong apa? Kok kayaknya penting gitu, " tanya Gibrella tak sabar.

Alva yang masih sibuk membuka bungkus permen untuk Gibrella pun tak segera menjawab. Ia malah dengan entengnya memasukkan benda bulat berstik itu ke dalam mulut mungil milik Gibrella.

" Aku mau tanya, tapi kamu harus jawab jujur El. Aku nggak mau dianggap cuma sebagai pajangan doang, " jelas Alva dengan menatap lekat Gibrella.

Gibrella mengerjapkan kedua matanya. Berusaha mencerna apa yang baru saja dikatakan Alva.

" Ya apa? " tanya Gibrella.

Gibrella (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang