𖤈 11. racun 𖤈

409 66 4
                                    

karena tidak ingin menjadi tersangka atas kematiannya syrune, mereka (lebih tepatnya vell), lebih memilih untuk pergi darisana dan meninggalkan jasadnya syrune sendirian.

selama perjalanan, mereka berdua berdiam diri. tidak satupun dari mereka ada yang memulai pembicaraan. mereka sibuk dengan dunia mereka masing masing.

selama perjalanan, vell memperhatikan noya dengan seksama. ia beberapa kali curi curi pandang. bukannya apa, tapi entah mengapa ia memiliki firasat buruk mengenai jari noya yang tertusuk itu. ia tidak ingin di cap berlebihan, makanya ia tidak bertanya aneh aneh tentang keadaan noya.

sampai dimana ia baru menyadari bahwa bibir milik noya yang memucat. vell berhenti lalu ia menarik noya untuk berhenti juga.

"e-eh! apanih? kenapa tiba tiba berhenti??"
-noya

vell terdiam sebentar lalu berkata,

"noy, aman?"
-vell

"hm? aman, kenapa?"
-noya

"ga, cuma.. bibir lu, pucet"
-vell

"perasaan kamu doang.."
-noya

"gatau deh"
-vell

vell menarik noya untuk berjalan lebih cepat. ia tidak menyukai faktanya namun ia dapat merasakan sesuatu yang mungkin tidak menyenangkan baginya maupun noya. setelah berjalan beberapa menit, akhirnya mereka sampai dirumah alathic. vell membuka pintu itu, dan mereka bertemu dengan alathic yang sedang duduk di ruang tamunya sendirian sembari membaca buku. menyadari bahwa mereka telah kembali, alathic menutup bukunya lalu menyapa mereka dengan senyuman. vell mengangguk sebagai balasan, namun tiba tiba alathic bertanya,

"noy, aman lu?"
-alathic

"hah? aman kok, apaan si"
-noya

"kok pucat gitu lu"
-alathic

"tuh kan, udah gw bilang, lu pucat. lu ga percaya kan? si onoh juga bilang gitu."
-vell

"apasih, aku biasa aja. aku ga kenapa napa. kalian berlebihan, udah deh ya."
-noya

"bukannya berlebihan, emang nyatanya bibir lu pucat. by the way, kalian habis darimana?"
-alathic

"ke.. sana lah pokoknya, ga nemu apa apa si, bunga doang.."
-noya

"bunga? bunga apa"
-alathic

"eee.. gw ga bawa"
-noya

vell mengeluarkan setangkai bunga rosilliphia dari dalam kantung celananya.

"nih, gatau deh apa namanya"
-vell

"woah, cantik ya? nemu dimana?"
-alathic

"nemu dihutan. cantik? biasa aja si"
-vell

"wah, gila, kalian buta ya? udah busuk gitu, apasih, orang orang pada aneh semua. bunganya udah layu, kalian ga liat?"
-noya

"apasih, noy? orang aneh, cantik gitu. hutan mana? nemu di hutan mana"
-alathic

"kalau ngga salah si azura namanya"
-vell

"azura? hutan azura??"
-alathic

vell mengangguk.

"noy, buku lu mana? buku yang pernah gw kasih ke lu"
-alathic

"eh? ada kok ada, ada di kamar"
-noya

"tunggu sini"
-vell

alathic pergi ke lantai dua lalu kemudian ia kembali lagi sembari membawa buku. ia membuka halaman 19 yang berisikan tentang top three legendary flowers.

Different Universe [BLG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang