𖤈 21. percakapan 𖤈

292 64 16
                                    

setelah noya membujuk lunara berkali kali, akhirnya lunara setuju untuk menghantarkan mereka agar dapat bertemu dengan ennui. mereka sedang berjalan kedalam sebuah hutan yang lebat, dengan lunara yang memimpin jalan dan noya beserta vell yang mengikuti dari belakang.

"huft.. gw udah effort effort ni ngebujuk lunara, awas aja kalo si ennui ennui itu ga worth it."
-noya

tenang saja, aku yakin kau akan puas.

"iyain.. kamu kok ngga bicara sama vell juga? kenapa cuma komunikasi sama aku aja?"
-noya

anak itu susah untuk diajak berkomunikasi. aku sudah meminta izin kepada satan dan darkness, namun satan menolak mentah mentah. dasar, sombong sekali dia. darkness.. entahlah, dia tidak merespon.

"kasian banget si kamu. terus kalo kamu bisa komunikasi sama aku, berarti diizinin sama dewi sama seraphim?"
-noya

pastinya aku diizinkan. walaupun sedikit sulit untuk meminta izin mereka, terutama seraphim yang.. masih marah atau kesal mungkin karena ya kau tau lah, aku pernah meminta pendant mu untuk bertukar dengan allerasse milik ku.

"ya lagian, kamu si. harusnya kan-"
-noya

"ngomong sama siapa si? dari tadi lu gw perhatiin, ngomong sendiri mulu. lagi komunikasi ama dewi lu apa gimana?"
-vell

"lagi ngomong sama si naga putih"
-noya

aku punya nama, bodoh.

"emang dia bilang apa? weh iya ya, dia kenapa ga komunikasi ama gw? pilih kasih banget, lu doang yang bisa komunikasi"
-vell

beritahu dia jika kedua orang yang bersemayam ditubuhnya itu tidak memberikanku izin.

"dih, nyuruh nyuruh.. vell, katanya dia tuh udah minta izin sama darkness sama satan, tapi ga dibolehin, begituu."
-noya

"iyakah? kenapa ga boleh"
-vell

"ya mana aku tau."
-noya

"eh, kalian."
-lunara

mereka mendengar suara lunara yang memanggil mereka dari ujung, nampaknya mereka terlalu lambat berjalan sehingga lunara sudah berada jauh didepan. mereka bergegas mendekat.

"hati hati"
-lunara

baru saja diperingatkan, noya langsung terjatuh akibat tersandung sebuah akar pohon.

"baru juga diomongin."
-lunara

vell mendekati noya yang terduduk sembari membersihkan celananya yang sedikit kotor.

"ceroboh banget si lu, aelah. gaada hari tanpa luka ya kayaknya?"
-vell

"bacot. lagian siapa si yang nanam pohon disini?! gaada kerjaan banget."
-noya

vell memukul pundak noya dengan kuat dan membuat si empu meng-aduh kesakitan.

"ini emang udah habitatnya, bodoh. emang lu nya aja yang ceroboh."
-vell

"bukannya bantuin malah mukul."
-noya

"manja. yaudah sini gw bantuin berdiri."
-vell

"ga butuh"
-noya

noya bangkit dari duduknya lalu kemudian pergi berjalan duluan ke arah lunara. vell menatapnya dengan malas lalu menyusulnya. ketika keduanya sudah berada didekat lunara, mereka dapat melihat sebuah rumah yang terlihat biasa biasa saja, tidak kumuh ataupun wah, tapi rumah yang setidaknya layak untuk ditinggali walaupun kecil.

"pertanyaannya, orang gila mana yang punya rumah ditengah tengah hutan? sendirian pula"
-vell

perkataan vell itu menimbulkan tatapan ketidaksukaan dari lunara yang kemudian memukul punggung vell menggunakan tongkat sihirnya.

Different Universe [BLG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang