hancur

173 17 2
                                    

"kenapa kesini?" Tanya renjun pada Yeon yang lebih dulu turun dari taxi.

Yeon tak menjawab dan terus melangkah di ikuti oleh renjun.hingga Yeon berhenti di sebuah lemari berisi guci abu jenazah.dan disana juga terpampang foto ibu renjun yang tersenyum bahagia.

Renjun mematung disana.air matanya tiba-tiba jatuh.nafasnya terasa sesak.

"Kak..." Yeon berusaha menyadarkan renjun.

"Apa benar dia ibu?"

"Kak..."

"Kapan..." Tanya renjun dengan teriakan.

"Satu bulan yang lalu."

"Mengapa tak ada satu orang pun yang memberi tau ku."

"Sudah kata papa.papa sudah memberi tau mu.tapi kakak tidak datang sehingga ayah melakukan  kremasi tanpa kakak."

Renjun langsung terduduk lesu menangis sesenggukan.

Yeon memeluk  renjun ikut menangis.

"Kak sebenarnya aku marah karena kakak tidak datang dipemakaman bibi."

Renjun tak bisa berkata-kata.dia masih menangis.otaknya rasanya kosong.dihatinya hanya marah tak bisa diutarakan oleh kata-kata.hanya sesak dan sesak.

.
.
.
.
.
.
.
Sekarang mereka duduk di taman pemakaman.tangis dan amarah renjun sudah bisa dikendalikan.

Renjun menatap nanar langit biru diatas.dan hatinya sesekali bertanya mengapa hidupnya begitu menyakitkan.

"Kak renjun"tegur Yeon melihat renjun hanya terdiam.lalu duduk disamping renjun.

Renjun menoleh tanpa menjawab.

"Apa ibu sangat kesakitan disaat-saat terakhirnya."tanya renjun dengan tatapan kosong.

"Aku tidak tau.bibi meninggal saat di rumah sakit.saat itu kondisi nya sangat kritis.lalu kami mengantarkannya ke rumah sakit biasa bibi kontrol.disana dia di rawat tiga hari sebelum dokter memberi kabar bibi telah meninggal dunia.maaf saat itu kami tidak menemani bibi.kami harus bekerja."terang Yeon.

Renjun terdiam mendengar cerita yeon.dihatinya rasanya sakit sebagai anak dia juga tak ada disisi ibunya disaat-saat terakhirnya.

.....
....
..

Penuh rasa sesal dan bersalah dia pulang ke rumah.

"Tuan...."sapa salah satu laki-laki yang merawatnya.

"Maaf aku pulang terlalu malam" Jawab renjun lesu.lalu masuk ke kamarnya.

Membuat ke dua lelaki yang menantinya itu saling pandang bingung.

Di kamar renjun menangis lagi.rasanya air matanya tak habis-habis keluar dari mata.

....
....
....
.
Matahari sudah terik-teriknya.

Renjun terbangun...

"Jam sebelas siang...." Dengan kepala yang masih pening dia berusaha bangun setelah melihat jam di mejanya.

Dia lalu bergegas mandi untuk membersihkan diri.Setelah selesai, renjun lalu turun ke bawah.

"Apa tidur mu lelap malam tadi?"tanya lelaki yang sedang duduk saat melihat renjun turun dari tangga.

"Sepertinya ...." Jawab renjun.

Laki-laki yang lebih tua itu hanya tersenyum.dia sebenarnya tau apa yang terjadi dengan renjun.

"Tak biasanya Hyung sendirian.dimana Hyung satunya?"tanya renjun saat melihat mereka tidak lagi berdua menjaganya.biasanya mereka selalu stanbay berdua.

Istri Ke duaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang