1

14.1K 908 23
                                    

Pemuda yang berumur 19 tahun sedang menikmati hari liburnya. Baru saja ia menyelesaikan ujian akhir semester perkuliahan jurusan fashion design atau tata busana.

Pagi hari yang cerah menampakkan cahaya mentari begitu terang. Pemuda yang kerap disapa Ersya masih asyik merabahkan tubuh di kasur empuk kamar tidur. Tidak ada yang memarahi pemuda itu sebab ia tinggal sendiri di rumah sederhana yang sudah ia tempati selama 19 tahun.

Ersya. Pemuda laki-laki yang memiliki wajah memikat hati. Banyak orang menyanjung dirinya yang terlihat cantik dibandingkan tampan seperti anak laki-laki. Sejak kecil, ia selalu disalahartikan sebagai perempuan. Hal ini membuatnya kesal dan berakhir memukuli sepihak anak yang suka mengejeknya.

Akhirnya, ia sudah terbiasa. Salahkan sendiri kedua orang tuanya yang sudah lama tiada itu. Orang tua Ersya memiliki wajah yang tampan dan cantik. Sayangnya, gen Ibunya lebih besar daripada Ayahnya.

Ersya memiliki almond eye berwarna biru langit. Hidung mancung yang kecil. Bibir full lips berwarna merah muda. Kulit putih yang menawan tanpa sehelai rambut. Rambut pendeknya berwarna cokelat tua yang mengkilap. Tinggi badannya hanya 165 cm. Cukup pendek untuk seorang laki-laki. Belum lagi, tubuhnya yang ramping kecil.

Berkat tinggi badannya itu, Ersya selalu berbaris di depan. Ia merasa sebal. Tingginya yang pendek membuatnya harus menjadi sorotan. Bahkan, anak laki-laki lain kerap mengkambing hitamkan dirinya ketika acara baris-berbaris.

Kehidupan Ersya berjalan sebagaimana mestinya. Ia tidak terlalu menonjol namun banyak orang yang membicarakannya. Dirinya memiliki pribadi yang ambisius. Saat kuliah, ia akan belajar tekun dan tidak pernah bolos sekalipun.

Ersya anak sebatang kara. Meskipun hidupnya disubsidi oleh keluarga besar, dirinya tahu diri. Ia tidak ingin merepotkan lebih. Kuliahnya juga beasiswa. Jadi, Ersya tidak perlu repot-repot untuk bekerja paruh waktu karena uang yang dikirimkan selalu cukup untuk kehidupan sehari-hari.

Merasa hari sudah terlalu terang. Pemuda cantik memutuskan untuk bangkit dari kasur empuknya. Ia beranjak ke kamar mandi. Membersihkan diri sebelum membuat sarapan sederhana. Hari ini, ia ingin menghabiskan waktu seharian di rumah membawa novel berjudul, Cinta Pertama Amara. Novel yang baru saja ia beli di toko buku.

Selesai sarapan roti bakar telur dan teh hangat. Ersya memulai membaca novel romansa itu. Cinta Pertama Amara berkisahkan dunia alpha, omega, dan beta. Tokoh utama yakni Amara sang omega perempuan cantik berusia 24 tahun mulai merasakan jatuh cinta untuk pertama kali dengan sosok alpha bernama Kendrick.

Amara berasal dari keluarga sederhana berbanding jauh dari Kendrick yang berasal dari keluarga kaya. Kesenjangan sosial yang begitu jauh. Mereka pertama kali bertemu ketika Kendrick membeli bunga di toko Amara. Mereka berdua jatuh cinta pada pandangan pertama.

Hubungan mereka berjalan dengan baik, namun orang tua Kendrick tidak setuju jika anaknya memiliki hubungan jauh dengan gadis omega sederhana.

Kendrick dan Amara tentu tidak ingin terpisahkan mengingat sebuah janin telah tumbuh baik pada tubuh kecil sang omega. Di satu sisi, orang tua Kendrick tidak terima. Ia mengasingkan Kendrick dari kehidupan Amara.

Amara begitu bingung dengan hidupnya. Cintanya entah pergi kemana. Hari-hari ia jalani begitu berat mengingat kehamilannya. Tapi, kehidupannya terasa lebih ringan karena sahabat kecilnya bernama Darel selalu berada disisinya.

Tokoh Darel merupakan sahabat kecil Amara yang alpha dominan. Darel juga tergolong orang kaya di kota itu. Tanpa Amara ketahui, sahabatnya itu memiliki perasaan lebih kepadanya. Darel hanyalah sekian dari banyak orang yang cintanya bertepuk sebelah tangan.

Melihat Amara yang kesusahan pada masa kehamilannya membuat Darel iba. Ia menganjurkan agar sang omega tinggal bersama dirinya di rumah Darel agar ada yang menjaganya disaat Darel bekerja.

Amara selalu menolak, hingga ia akhirnya setuju akan anjuran tersebut karena ia hidup sebatang kara. Kehamilannya sudah besar. Perutnya juga membesar. Amara kira hidupnya tidak akan terlalu menderita jika ia tinggal di rumah sahabatnya. Namun dugaannya salah.

Setiap hari, Amara menderita luka batin yang disebabkan oleh Ersya. Ersya merupakan istri Darel sekaligus omega laki-laki yang begitu cantik. Kecantikan Ersya memang diatas Amara sebagai omega, tapi dirinya hanya laki-laki.

Amara hanya tahu jika Ersya adalah keluarga jauh Darel karena begitulah Darel memperkenalkan Ersya kepadanya. Ia tidak tahu jika Ersya adalah istri sang sahabat kecilnya. Ketika Darel pergi bekerja omega laki-laki itu selalu mencacinya bertubi-tubi. Amara hanya diam. Sampai pada akhirnya, Amara terjatuh sebelum menaiki tangga akibat menghindari perseteruan dengan Ersya. Untung saja kondisi Amara tidak terlalu parah dan kandungannya baik-baik saja.

Kabar mengenai Amara yang terjatuh membuat Darel begitu marah kepada istrinya. Istri yang tidak ingin ia nikahi jika bukan karena perjodohan yang dilakukan orang tuanya dengan mendiang orang tua Ersya.

Darel yang awalnya hanya bersikap dingin mulai mencacinya bahkan ia tega mendorong tubuh omega kecil itu sehingga terjatuh dari tangga lantai 2 rumah. Peristiwa itu membuat Ersya berdekam diri di rumah sakit untuk perawatan kakinya yang patah. Namun, itu tidak sebanding dengan kenyataan yang harus ia hadapi. Jika suami yang sudah ia nikahi 1 tahun itu ternyata memiliki rasa lebih terhadap Amara. Ia sudah tahu jika Darel tidak pernah mencintainya. Tapi, kenyataan itu membuat Ersya memiliki sakit mental dan berakhir depresi. Kisahnya tidak begitu mengesankan sehingga tidak ada cerita lebih dari kehidupan Ersya.

Amara yang memasuki bulan kelahiran begitu menunggu-nunggu anaknya lahir ditemani oleh Darel sahabat sejatinya. Anak laki-laki berwajah tampan lahir. Amara begitu bahagia melihat anaknya lahir begitu mirip dengan cinta pertamanya Kenderick. Darel disatu sisi bahagia dan sedih karena sampai pada saat ini cintanya tidak pernah dilihat oleh Amara.

Sampai suatu hari sosok yang selama ini ia doakan kembali hadir. Cinta pertama Amara. Kendrick hadir mewarnai hidupnya sekali lagi. Mereka adalah alpha dan omega. Kisah mereka abadi. Kendrick dengan seluruh upayanya berhasil menyakinkan kedua orang tuanya. Orang tua Kendrick hanya bisa meminta maaf akan rasa bersalah membiarkan sang menantu hidup kesusahan selama masa kehamilan. Amara memang gadis yang baik hati. Ia sudah lama memaafkan. Cerita diakhiri dengan Amara dan Kendrick menikah bahagia.

Ersya selesai membaca novel itu dengan perasaan berkecamuk. Ia menyukai alur cerita itu namun, ia merasa tidak nyaman karena tokoh antagonis novel memiliki nama yang sama dengan dirinya.

"Huh, ada-ada saja." Ucapnya.

Dirinya menutup novel. Hari sudah siang. Ia harus membersihkan rumah dan bersantai ria sepanjang hari. 

Hidup Bernuansa BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang