Ersya pikir mereka akan canggung satu sama lain. Yah, bagaimanapun kedua alpha yang sedang sarapan bersamanya ini adalah orang yang telah mengambil keperawanannya.
Ingin omega itu marah, tapi tidak ada yang bisa disalahkan karena di dunia ini ada istilah 'heat.'
Entah mengapa, Darel maupun Ivan menaruh hati padanya. Kalau Darel, ia sudah mengetahuinya sedangkan Ivan?
Sejak kapan mereka berdua menyukai dirinya. Alur novelnya bahkan sudah meleset begitu jauh tapi ia tidak ingin memikirkannya.
Darel dan Ivan juga tidak pernah perang dingin lagi, mereka justru lega apabila ada yang menjaga Ersya kemanapun berada.
Misalnya, Darel yang harus lembur kerja, ia akan mempercayakan Ivan untuk menjaga Ersya.
Begitu pula ketika Ivan ada acara keluarga, dengan senang hati Darel akan menghabiskan waktunya bersama sang omega.
Kabar kehamilan pun tidak pernah terdengar. Ersya selama ini selalu ketakutan apabila hasil malam panas mereka berhasil.
Tuhan sepertinya berpihak padanya. Ersya tidak hamil mungkin karena ia bukanlah omega dominan.
Berkebalikan dengan Ersya, kedua alpha justru sedikit kecewa dan sedih. Setidaknya, dengan hadirnya anak, mereka bisa lebih leluasa mengikat omeganya.
Sayangnya, pesona Ersya selalu membuat alpha bahkan beta ingin mendekatinya.
Darel harus banyak berterima kasih dengan Ivan karena selalu menjaga Ersya kemana pun pergi, khususnya ketika kuliah.
"Sayang..." panggil Darel yang tidak tahu malu.
Ersya yang sudah terbiasa menoleh kearah sang alpha.
"Hm?"
"Kakak akan lembur malam ini. Tidurlah lebih dulu nanti malam. Jangan lupa makan, hm? Dan saat kuliah nanti harus bersama Ivan terus, oke?"
Sang omega tersenyum lembut. Darel memang sangat pengertian padanya. Mungkin, karena umurnya yang jauh lebih dewasa.
"Tenang saja kak. Ersya akan mengingatnya."
Ivan mendengarnya seperti sudah biasanya. Walaupun ia masih cemburu kepada Darel. Sebab, lelaki dewasa itu lebih banyak menghabiskan waktu malam dengan Ersya ketimbang dirinya.
Cup.
"Aku akan menjagamu baby." Ucap Ivan tiba-tiba setelah mengecup pipi lembut Ersya.
Lagi-lagi omega cantik tersebut hanya bisa mengangguk pelan. Pipi bahkan bibirnya sudah terbiasa oleh tindakan tiba-tiba seperti ini.
Darel melihat wajah puas Ivan yang seakan-akan menang terhadap dirinya.
Ingin dirinya memiliki sang omega seorang diri. Namun, ia mau tidak mau harus berbagi dengan alpha tersebut.
Kegiatan keseharian mereka sudah seperti rutinitas antara dua alpha bucin dan satu omega yang tidak peka.
Ivan tidak bisa leluasa untuk menginap setiap hari karena orang tuanya, berbeda dengan Darel yang bahkan seperti sudah terbiasa tinggal disini.
Ersya tidak masalah, ia juga merasa lebih senang ketika berkumpul bersama dan sesuai janjinya akan mencoba untuk membuka hati.
Anehnya, tidak ada yang protes untuk memperebutkan Ersya seorang diri.
Tentu sang omega juga bingung dan pernah menanyakannya.
"Biasanya, kalian harusnya bersaing bukan? Tapi, kenapa kalian menjadi lebih akrab seperti ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidup Bernuansa Biru
RomanceTidak pernah terpikirkan oleh Ersya jika dirinya akan bertansmigrasi ke dalam novel Cinta Pertama Amara. Satu hal yang dirinya sadari jika ia menjadi sosok antagonis omega pria yang berakhir dengan kematian. "Aku akan cerai dan hidup dengan baik!"