Semua orang bisa menebak jika omega kecil cantik dalam suasana hati yang senang. Senyum manis ia lontarkan entah kepada siapa. Ersya akhirnya kembali kuliah setelah cuti semester kemarin.
Ia merasa beruntung hidup dalam tubuh Ersya. Ersya ternyata omega yang pintar dan kuliah pada salah satu Kampus terbaik di kota. Untung saja jurusan yang mereka ambil juga sama.
"Sesenang itukah kamu kembali kuliah, hm?" Ucap Ivan gemas.
Alpha satu ini menepati janjinya. Selain menjemput sang omega. Ia juga membawakan sarapan bubur hangat untuk sarapan bersama.
"Tentu saja! Ini hari yang sudah kutunggu-tunggu." Ucap Ersya tak kalah semangat.
Ivan mencubit pipi halus omega. Ersya tidak marah justru tersenyum manis pada sahabat alphanya.
"Jangan tersenyum sembarangan ke orang lain." Ucap Ivan.
"Eh, memangnya kenapa?" Ucap Ersya.
"Karena wajahmu terlihat menjengkelkan."
Sang omega menggembungkan kedua pipinya. Ia merasa tidak senang dengan ucapan Ivan. Alhasil, ia berlari ke kelas yang kebetulan sudah selesai, sengaja meninggalkan sang alpha yang ikut menyusul sambil terkekeh pelan.
"Hey! Tunggu Ersya."
Satu sisi.
Perpindahan Amara ke apartemen Darel berjalan lancar. Amara hanya menunjukkan wajah senyum lembut seperti biasa. Ia tersenyum tapi tidak dengan isi hatinya.
"Kau tidak ingin mengantarku Darel?" Ucap Amara sendu.
Mereka saat ini berada di parkiran mobil rumah.
"Paman Harry dan Sandra sudah cukup mengantarmu." Ucap Darel acuh.
Perasaan Darel melihat wajah sendu Amara membuatnya merasa iba. Ingin sekali ia mengelus halus kepala gadis omega itu seperti biasanya. Tapi, ia sudah sadar. Dirinya tidak memiliki kewenangan untuk melakukan hal tersebut.
"Setidaknya- Tidakkah kau ingin mengelus bayi yang ada dalam perutku. Pasti baby akan merindukan Paman Darel." Ucap Amara manja.
Jika dulu Darel akan kegirangan senang walaupun hanya sebatas menjadi seorang Paman dari bayi tersebut. Sekarang ia merasa risih.
Jika Amara bukanlah sahabatnya mungkin ia akan menebak jika gadis omega ini bertindak layaknya penggoda murahan.
"Huh. Sudah kukatakan hentikan sikapmu yang seperti ini!" Ucap Darel dingin.
Amara tentu kaget. Paman Harry dan Sandra juga ikut terkejut. Belum pernah mereka melihat Darel bernada tinggi kepada gadis omega yang selalu ia perhatikan. Lihat, seseorang bahkan bisa berubah 360 derajat jika ia menyadari kesalahannya.
"Darel..." Ucap Amara dengan mata berkaca-kaca.
Sang alpha tidak merasa bersalah justru ia kesal karena waktunya terbuang sia-sia.
"Paman Harry antar dia pergi." Ucap Darel.
Gadis omega hanya dapat melihat Darel memasuki dan mulai mengendarai mobil mewahnya. Ia menatap sendu sosok laki-laki yang selama ini menemani kehamilan besarnya.
"Paman Harry apakah aku melakukan sebuah kesalahan?" Ucap Amara.
Paman Harry tidak menjawab. Sejak kedatangan gadis omega ini ia sudah menaruh rasa tidak suka.
"Orang yang tidak pandai berterima kasih dan bersyukur seharusnya dapat melakukan refleksi diri. Tuan Darel masih berbaik hati memberikan fasilitas kepada Anda yang tidak memiliki status apa-apa dalam kehidupan Tuan Darel." Ucap Paman Harry menyindir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidup Bernuansa Biru
Roman d'amourTidak pernah terpikirkan oleh Ersya jika dirinya akan bertansmigrasi ke dalam novel Cinta Pertama Amara. Satu hal yang dirinya sadari jika ia menjadi sosok antagonis omega pria yang berakhir dengan kematian. "Aku akan cerai dan hidup dengan baik!"