8

8.2K 792 36
                                    

Brak

Bunyi pintu ruang kerja kantor terbuka lebar. Menampilkan sosok paruh baya alpha dan wanita tua cantik omega. Jarvis sang sekretaris justru menutup kembali pintu dengan tatapan menjengkelkan bagi Darel.

"Apa yang sudah kau lakukan, Son!" Ucap Osman Mallory selaku Ayah alpha dominan Darel.

"Mommy benar-benar kecewa denganmu Darel." Ucap Callista Mallory sang omega perempuan selaku Ibu Darel.

"Apa maksud Daddy dan Mommy?" Ucap Darel jengah.

Osman melemparkan selembar surat kearah meja Darel. Darel cepat membaca isi surat tersebut. Matanya membelalak lebar. Ini adalah surat peresmian perceraian antara dirinya dan Ersya.

"Ini..." Ucap Darel terbata-bata.

"Bagaimana bisa kalian bercerai tiba-tiba seperti ini. Bukankah Daddy sudah bilang untuk menjaga omegamu dengan baik!" Ucap Osman.

Darel masih bingung dengan yang terjadi. Bukankah ia sudah menyobek kertas persetujuan itu. Lalu, bagaimana proses perceraiannya tetap berlanjut.

"Omegamu begitu pintar. Ia sudah mengajukkan surat ini sejak lama. Apa yang kau lakukan sehingga ia melakukan tindakan seperti ini Darel!" Ucap Osman.

"Ti-Tidak. Darel tidak pernah menyetujuinya. Ini... Ini tidak mungkin benar kan, Daddy?" Ucap Darel.

"Paman Harry yang mengantarkan surat ini kepada kita Darel. Jangan salahkan Paman Harry. Daddy mencari tau apa yang sudah kau lakukan selama ini. Bagaimana bisa kau membawa gadis omega yang hamil itu ke rumahmu! Ke rumah yang ada istrimu di dalam sana! Sudah Daddy bilang jika gadis itu tidak baik untukmu!" Ucap Osman marah.

Ia begitu kecewa dengan sikap anaknya yang masih juga buta akan sosok gadis omega yang selalu ia bela sejak kecil.

"Sekarang nikmatilah waktumu dengan gadis omega yang kau puja-puja itu. Daddy merasa iba dengan Ersya karena menyia-nyiakan waktu berharganya dengan menikahi alpha bodoh sepertimu!" Ucap Osman.

Sosok alpha paruh baya yang masih terlihat gagah itu meninggalkan ruangan kerja sang anak. Ia sangat marah saat ini.

"Darel. Mommy sudah berkali-kali bilang padamu. Hargailah istrimu. Ersya sudah banyak menderita nak. Ia hidup sendiri tanpa satu pun keluarga. Orang tuanya sudah menitipkannya pada kita. Kau pikir ia tidak akan melakukan hal senekat itu, hm?"

"Mom..." Ucap Darel berkaca-kaca.

"Jika Mommy diposisi Ersya pasti Mommy akan melakukan hal yang sama. Hati Mommy pasti sakit mengetahui jika suaminya membawa omega lain ke rumah."

"Nak, sebegitu cintanya kau dengan gadis omega itu? Membuatmu lupa akan istri yang selalu menunggumu di rumah."

"Sekarang kau masih berbaik hati membiarkan dirinya bersantai di apartemenmu. Fasilitas yang tidak pernah istrimu dapatkan. Darel seharusnya kau lebih dewasa. Sikap marah Ersya itu wajar sayang. Dia istrimu."

"Mungkin ini juga salah Mommy dan Daddy yang memaksakan kalian menikah. Mommy merasa bersalah," Ucap Callista sedih.

"Tidak Mommy. Ini semua salah Darel. Darel terlalu buta." Ucap Darel sendu.

"Nasi sudah menjadi bubur. Mungkin ini yang terbaik untuk kalian berdua."

"Darel tidak menginginkan ini Mom. Bisakah Mommy melakukan sesuatu." Ucap Darel pasrah.

"Kau bahkan tidak mencintainya Darel. Lepaskah Ersya."

"Darel tidak ingin." Ucap Darel.

"Huh. Kalau begitu berjuanglah. Dapatkan hati Ersya. Jangan sakiti hatinya. Bersihkan kekacauan yang kau buat, terutama gadis omega itu. Jangan melakukan sesuatu yang akan engkau sesali nantinya, nak." Ucap Callista.

Hidup Bernuansa BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang