Seorang wanita dewasa yang kini sudah menginjak usia 30 tahun itu terus berlalu lalang dengan resah sambil membawa beberapa potong kain yang hendak ia gunakan. Sahabatnya yang sejak tadi turut ikut memperhatikan lantas berdecak-decak kesal.
"Mau kemana sih lo ribet banget perkara milih baju." gerutunya buat perempuan bermata monolid itu melototkan matanya marah.
"Lo diem aja kalau gak membantu, harimau!"
Panggil saja dia Mahagita, perempuan yang berparas cantik dengan mata monolid, hidung yang bangir juga bibir bawahnya yang tebal dibanding bibir atasnya yang tipis, juga terlihat semakin dewasa dari beberapa tahun yang lalu.
"Tapi seriusan lo mau kemana sampai keliatan stress cuman perihal baju?"
"Tanya aja sama laki lo yang kurang ajar itu." jawab Mahagita jengkel.
"Mas Krishna?"
"Emang laki lo ada yang lain? itu aja dia laki orang."
"Bangsat!" maki Jinara.
Ya, namanya Jinara Anglocita sahabat seorang Mahagita Senandung Pranaya yang menjadi simpanan bossnya selama bertahun-tahun.
"Maksud gue emang apa yang dibilang Mas Krish, kirain lo masih dendam sama dia jadi apapun yang dia bilang gak akan berpengaruh buat lo."
"Loh emang gue masih dendam sama dia bahkan benci banget sama laki lo." ujarnya bersungut-sungut seolah-olah ia ada di sebuah peperangan sedangkan Jinara tertawa terbahak-bahak.
"Dendam lo?"
"Seumur hidup gue dendam banget sama laki lo yang sialan itu."
"Terus kenapa lo terpengaruh lagi sekarang?
Mahagita menghela nafasnya kasar. "Dia ngasih tau gue kalau nanti malem bakal ada party di salah satu hotel di daerah senayan."
Jinara menaikkan sebelah alisnya. "Okay?"
"Dan Mas Aksa pastinya ada di sana, lo tahu sendiri dia suka banget party." kemudian Mahagita segera menggeleng. "Dia lebih suka pas bagian dansanya sih. Kata Mas Krish udah pasti ada acara dansa karena yang ngadain temen sekolah dia dulu."
Tawa kencang kembali bergema buat Mahagita semakin jengkel dibuatnya. "Serius lo mau dateng cuman perkara ini?" menatapnya tidak percaya.
"Bukan cuman perkara ya monyet gue udah setahun gak ketemu dia, fuck bukan karena gue gamau ketemu selama ini tapi dia yang nutup akses karena benci banget sama gue gara-gara laki lo yang bajingan itu."
"Shit gue dihukum sebegininya sama dia." gumamnya nelangsa.
Mahagita menggersah sambil menyugar rambut panjangnya yang dibuat sedikit bergelombang. "Gue udah gak tahan lagi mikirin dia setahun ini, dia udah nerima tunangannya atau asik sama cewek lain ya." kepalanya tiba-tiba berdenyut karena emosi, Mahagita tidak suka orang yang ia cintai habis-habisan harus berakhir dengan wanita lain.
Jinara menutup mulutnya agar tidak tertawa, oh indahnya persahabatan mereka selain sejak gadis mereka selalu bersama nasibnya pun tidak kalah sama. Hanya saja Mahagita saat itu menjadi orang kedua di hubungan orang yang sudah bertunangan sedangkan Jinara dengan pria yang sudah beristri.
Lebih lucunya pria yang bersamanya adalah kakak dari pasangan yang pernah bersama Mahagita.
Bukankah itu lebih meengerikan?
Jinara berdecak, kalau saja semuanya tidak rumit mungkin ia dan Mahagita bisa menjadi ipar.
"Okay lo bilang kan si Aksa nutup akses terus kenapa lo bisa percaya diri bakal ketemu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDUNG AKSARA
Fanfictiondigores dengan tinta luka, senandungnya mengoyak jiwa