5. Demenakaké

150 29 3
                                    

Mahagita menempelkan kartu dan berjalan gontai di koridor untuk menunggu bus yang menuju kostnya. Tidak lebih dari 10 menit bus akhirnya datang, Mahagita harus menghela napas sedikit saat mengetahui kalau di dalam bus ternyata cukup penuh. Untungnya saat ia bersusah payah masuk ke dalam kerumunan ada salah satu kursi yang kosong di pojok belakang.

Mahagita menghela napas lega saat bokongnya akhirnya menduduki kursi tersebut, ia tidak bohong kalau tubuhnya benar-benar lelah.

Karena perjalanan masih jauh kepalanya dengan sengaja menyandar di kaca sambil menatap jalanan Jakarta yang begitu macet, matanya sesekali berkedip pelan dengan pandangan yang kini menarawang jauh.

Bukan hanya tubuhnya yang merasa letih tapi juga pikiran dan hatinya, Mahagita masih belum menerima sebuah berita yang kembali mengguncang hidupnya seminggu yang lalu.

Setelah semalaman menangis dan mendengarkan setiap permintaan maaf juga cerita kedua orantuanya, akhirnya Mahagita tertidur begitu saja. Bahkan saat pagi menyingsingpun Mahagita tidak tahu harus bagaimana bersikap terlebih pada sosok asing yang tiba-tiba berada ditengah keluarganya, yang mengaku sebagai sang adik.

Karena masih dibalut dengan amarah dan kekecewaan Mahagita memilih kembali ke Jakarta siang itu, seharusnya Mahagita bisa kembali pada Minggu sore. Tanpa banyak bicara dan mengabaikan ketiganya Mahagita pergi begitu saja.

Terlalu asik dalam lamunannya Mahagita tidak sadar kalau busnya sudah melewati halte yang seharusnya berhenti.

Mahagita mengumpat pelan dengan panik, mau tidak mau ia berhenti di halte tersebut. Karena sudah terlalu lelah Mahagita memesan ojek online untuk sampai ke kost-nya.

Setelah membayar Mahagita segera masuk dan melepas pakaiannya, ponselnya berkedip-kedip mendapati sebuah pesan dari ibunya.

Mahagita jelas ingin mengabaikan tapi takut terjadi sesuatu pada mereka mengingat ayahnya yang sedang sakit.

Mama: Mama dan Papa minta maaf sekali lagi sama Senandung karena udah nyembunyiin hal sebesar ini dari kamu

Mama harap suatu hari nanti kamu bisa memaafkan dan menerima, mei-mei juga mau kenal dekat dengan cecenya

Mahagita memejamkan matanya dan menekan pelipisnya yang berdenyut nyeri.

Mei-mei katanya, yang berarti adik perempuan.

Ya Tuhan sudah setua ini Mahagita mempunyai adik, ya meskipun jarak usianya tidak sejauh seperti mei-mei di serial kartun tetap saja ia masih merasa terguncang.

Mahagita melempar ponselnya ke kasur tanpa membalas pesan itu, ia lebih baik mandi terlebih dahulu dengan air hangat agar otot-ototnya tidak setegang ini.


&&&


Mahagita jadi menyesal, seharusnya masalah keluarga yang beberapa minggu ini mengganggunya tidak turut mempengaruhi kinerjanya di perusahaan.

Tapi apa boleh buat, terhitung dalam empat hari ini Mahagita selalu mendapat teguran dari atasannya.

Biasanya Mahagita tidak pernah menangis, sungguh mau seberat apapun pekerjaannya atau atasannya mengomel Mahagita tidak pernah mengeluarkan air matanya kecuali keluhan yang keluar dari bibirnya.

Entah kenapa saat ini atasannya seorang Aksara Dilembar Putih mampu membuatnya menangis sedih.

Mahagita jelas tahu kesalahannya dalam bekerja dan performanya menurun sehingga Aksara benar-benar marah besar sampai-sampai membentak Mahagita tanpa belas kasih. 

SENANDUNG AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang