Chapter 16
Hari ini aku dapat jatah libur.
Mbak Anggun bilang aku harus beristirahat untuk mempersiapkan diri ke Surabaya dan Bali weekend nanti. Kebetulan Lando juga tidak ada agenda, jadi ini hari yang tepat untuk bermalas-malasan.
Semula aku berencana menghabiskan waktu dengan tidur atau nonton netflix, tapi percakapanku dengan Audy semalam memancingku untuk melakukan hal yang mungkin lebih berguna.
Jadi, semalam aku menceritakan pertemuan tak terduga dengan Rex dan Viola. Audy bilang, wajar aku merasa curiga. Sebagai seorang pacar, Rex harusnya memberitahku hal sepenting ini. Dan jujur saja, aku tidak bisa menghentikan diriku untuk tidak memikirkan bayang-bayang Rex dan Viola. Sedekat apa mereka? Apa mereka memang sering pergi berduaan? Pertanyaan itu terus bercokol dalam benakku, dan Audy menyarankan agar aku mencari tahu kebenarannya.
Audy membantuku mencari jejak digital Viola, namun sayangnya cewek itu seperti tinggal di jaman purba, tidak ada akun instagram, twitter, ataupun media sosial lain. Entah dia pakai nama samaran atau memang dia tidak punya, sulit sekali untuk tahu keberadaannya.
Jadi, aku memutuskan untuk melihat langsung kedekatan mereka. Dan disini lah aku berada sekarang, di seberang kantor Rex, duduk di dalam mobil Audy sambil memata-matai pintu keluar. Ini jam dua belas siang, harusnya Rex sebentar lagi keluar untuk makan.
"Apa makan siang berduaan aja sama rekan kerja wajar, Dy?" tanyaku khawatir.
"Tergantung gelagatnya, sih. Itu sebabnya kita disini, kan? Mau liat gelagat mereka berdua."
Aku mengiyakan.
Lima belas menit berlalu, belum ada tanda-tanda Rex keluar dari gedung.
"Dia bales chat nggak, Cit? Ntar dia makan di kantin kantornya, percuma kita nunggu disini," ucap Audy.
Itu dia masalahnya, pesanku kepada Rex tak kunjung mendapat jawaban.
"Coba kita tunggu lima belas menit lagi, Dy," pintaku. "Sayang banget kita udah sampai sejauh ini, nempuh perjalanan hampir sejam, tapi nggak dapet apa-apa."
Audy menyetujui. "Btw, cewek yang namanya Viola itu cantik, ya? Malem itu yang gue inget dia kasual banget, kayak baru bangun tidur,"
"Dia cantik."
"Ada muka-muka pelakornya?"
Pertanyaan Audy membuatku meringis. "Emang muka pelakor kayak gimana?"
"You know, lo pasti ada feeling lah kalau cewek itu sengaja mau ngerebut cowok lo."
"Nggak ada sih, dia keliatan kalem dan baik. Dia juga tahu gue pacar Rex dan dia sopan."
"Wah, yang begitu biasanya susah buat dinilai. Mau negative thinking ntar dikira lo nya aja yang over sensitive sama hal begini, tapi mau percaya dengan mudah juga nggak bisa. Banyak orang-orang bermuka dua sekarang."
"Nah itu dia, makanya gue perlu ngeliat langsung, biar gue nggak bertanya-tanya sendiri."
"Tapi kalau Rex tau lo ngebuntutin dia begini, gimana reaksinya?"
"Jangan sampe ketauan, Dy," jawabku gemas.
"Ya kita ambil kemungkinan terburuknya."
"Cari alesan?" aku balas bertanya. "Nggak sengaja ada urusan disini."
Audy terkekeh. "Alasan begitu mana bisa dipercaya. Duh, berdoa aja nggak ketahuan deh, kalau emang Viola sama Rex ada apa-apa, ya kita bisa gap-innya langsung, tapi kalau ternyata nggak ada, ntar lo sama Rex malah ribut lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Break a Heartbreaker
RomanceOrlando Jaska dikenal sebagai selebriti ganteng, penyanyi dengan heavenly voice, dan playboy menawan yang bisa membuat tipe MBTI cewek-cewek berubah menjadi MLYT alias mleyot. Namun di mata Savana Citra, Lando itu nggak lebih dari sekadar selebriti...