07. His Ultimate Type of Girlfriend

846 139 4
                                    

Chapter 7

"Astaga! Jadi kamu nggak jawab teleponku karena lagi main sama perempuan lain bukan karena sakit?!"

Aku tersentak. Untung saja suapan terakhir nasi dan soto betawiku sudah masuk sepenuhnya ke dalam mulut dan melewati kerongkonganku. Kalau tidak, kupastikan makan siangku itu menyembur bebas.

Seorang perempuan masuk dengan mudah ke dalam apartemen Lando. Dia menatapku dengan mata memelotot tajam. Bahkan tas Dior pujaanku yang ditentengnya terlempar tak berdaya di lantai. Ekspresinya benar-benar seperti melihat hantu di siang bolong.

Aku terdiam, tapi mataku sontak melirik Lando yang baru saja meletakan piring kotornya di wastafel. Lando ternyata sama kagetnya. Tapi dia tidak menunjukan tanda-tanda panik seperti orang yang ketahuan selingkuh. Dia buru-buru mencuci tangannya dan mendekati perempuan yang kini menatap jijik Lando.

Tunggu, perempuan ini tampak tidak asing. Aku coba mengingat-ingat nama pemilik tubuh semampai dengan rambut panjang yang diombre warna electric blue ini. Wajahnya cantik dan tegas. Aku suka warna lipsticknya, warna merah menyala khas bibir Taylor Swift, dan meski warnanya nyentrik, dia cocok dengan itu, tidak terlihat seperti tante-tante.

"Hei, Kezia, kok kamu bisa disini?" sapa Lando santai dengan senyum termanis yang dia punya.

Oh astaga! Terkutuklah aku yang baru tersadar dia adalah Kezia Thalita. Pantas saja wajahnya familiar. Wow, rupanya benar selebriti cantik ini adalah pacar Lando.

Sekarang aku bingung harus bagaimana. Menyapa Kezia dan mengatakan bahwa ini tak seperti dugaannya? Tapi kurasa, Lando berada di posisi yang lebih tepat untuk menjelaskan itu semua.

"Aku nelpon kamu berulang kali tau! Nggak ada balasan. Aku tanya Mbak Anggun, katanya kamu lagi istirahat di apartemen karena sakit. Tapi apa yang kuliat sekarang?!" Kezia menaikan suaranya. Ekspresinya sama seperti yang kulihat di televisi ketika dia memerankan tokoh antagonis di judul-judul FTV jam sembilan pagi.

Aku menggaruk ujung alis kananku yang tidak gatal. Dipergoki kekasih Lando sedang berduaan dengan cowok itu benar-benar di luar ekspektasiku. Ajaib sekali hari ini.

"Nggak kayak yang kamu pikirin, kok," ucap Lando. "Dia asisten baruku."

Aku menoleh ke arah Lando dengan kekuatan maksimum. Lando memberi senyum ke arahku, senyum yang kalau ditelisik seperti ada isyarat agar aku mengiyakan saja.

Kezia menatapku dengan tatapan menilai. Aku buru-buru tersenyum. Canggung.

"Asisten? Pengganti Mbak Fio?"

"Iya," balas Lando.

"Kenapa nggak bilang?"

"Ini hari pertamanya. Hm, namanya Citra. Kedepannya mungkin kamu sering liat dia. Dan Citra, ini Kezia."

"Gue pacar Lando," tambah Kezia dengan ekspresi sengak seolah menegaskan bahwa aku harus mikir dua kali kalau mau macam-macam sama Lando. Emang dia kira pacarnya ini setampan dan se-cute Timothee Chalamet apa sampai aku berniat merebutnya? Demi kesopanan, aku cuma bisa tersenyum dan menyebutkan namaku.

Kezia masih setia dengan ekspresi penuh permusuhan padaku. Lando berdehem memecah suasana aneh ini. "Kamu nggak kerja?"

"Gimana mau fokus kerja kalau kamu nggak ada kabar sama sekali? Aku terpaksa harus izin pulang dulu dari lokasi syuting untuk cek keadaan kamu. Mbak Anggun bilang kamu sakit. Aku panik banget."

Dan si Kezia Thalita yang cantik ini mulai bergelayut mesra di lengan Lando. Tatapan memuja cewek itu bercampur dengan ekspresi manja, khawatir, ngambek, dan memelas. Pemandangan itu cukup mengusikku. Rasanya sama seperti masa SMA dulu ketika Lando sering meladeni pacar-pacarnya yang super manja dan caper. Bukannya aku iri, cuma agak jijik saja.

How to Break a HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang