CHAPTER 12 - Girls Around You
Deja vu.
Itu hal yang pertama yang kurasakan ketika melihat Kezia Thalita duduk di sofa ruang tengah. Tatapannya sedingin es di kutub utara, meski begitu aku dapat melihat kilat amarah yang sedang ia pendam.
Baik aku dan Lando mengalami momen freeze sepersekian detik. Kami baru masuk ke unit apartemen dan sosok Kezia sudah menunggu dengan ekspresi menyeramkannya itu. Aku merasa dejavu, rasanya seperti kali pertama aku bertemu Kezia dan dia menuduh Lando selingkuh. Dan tatapannya juga mengingatkanku pada mantan-mantan Lando terdahulu. Tatapan penuh permusuhan mereka yang dulu setia menemani hari-hariku karena mengira aku romantically attracted dengan cowok itu. Padahal tidak sama sekali.
"Abis gym date?" Itu kalimat pertama yang lolos dari bibir Kezia.
"Ini kali terakhir lo bisa masuk ke apartemen gue, kembaliin accessed card-nya," balas Lando tanpa mempedulikan tuduhan mantannya itu barusan.
"Iya, gue datang kesini emang mau balikin accessed card lo."
Di situasi ini aku harusnya memberikan mereka privasi. Jadi aku menoleh ke arah Lando sejenak, izin untuk meninggalkan ruangan ini yang sebentar lagi akan terasa seperti panggung drama. Mereka pasti ribut, dan aku tidak mau mendengarkannya.
Lando yang sepertinya paham maksud tatapanku langsung mengangguk.
Baru saja aku mau berbalik pergi, suara Kezia kembali terdengar. "Meninggalkan gue demi seorang asisten adalah penghinaan luar biasa buat gue," ucap Kezia sambil bangkit dari duduknya.
"Lo ngomong apa, sih?" balas Lando terdengar sebal. "Bicara lagi nanti, gue capek."
"Nanti? Seakan lo mau nemuin gue lagi."
"Kezia, kita udah selesai, paham?"
"Lo yang seenaknya udah ambil keputusan!"
"Anggap gue nggak cinta lo lagi."
Astaga! Lando memang kurang ajar. Aku menahan diri untuk tidak berkomentar dan memilih melangkah pelan meninggalkan mereka. Tapi baru bergeser satu meter, ucapan Kezia menghentikanku.
"Terus lo cintanya sama perempuan lain? Dia?!" Kezia tiba-tiba membentak.
Aku menoleh dengan cepat. Sepertinya wanita ini cukup gila. Lando bahkan menghela napas, seolah tuduhan Kezia itu adalah hal di luar nalar yang tidak perlu dihiraukan.
"Dia nggak ada urusannya dengan kita," balas Lando dengan tenang.
"Nggak ada? Seakan gue nggak tahu kalau kalian udah kenal dari lama dan dia sengaja ngelamar jadi asisten lo biar bisa deket sama lo?"
Aku jadi menyesali segala pujian yang pernah kulontarkan untuk Kezia. Wajah cantik dan tubuh sempurnanya ternyata tidak sejalan dengan isi otaknya yang penuh prasangka buruk itu. Sepertinya dia kebanyakan main drama.
"Itu tuduhan nggak berdasar." Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak menyahutinya.
Kezia memelototiku. Tangan Lando menahan lenganku. "Lo pulang aja," gumam Lando.
"Iya, seharusnya gue emang pulang. Jangan bawa-bawa nama gue kalau berantem."
Dengan kecepatan yang tidak bisa kuproses, handbag Kezia melayang nyaris mengenaiku, untung Lando refleks menangkisnya dan menarik tanganku menjauh.
"Lo pasti merasa dekat sama Lando sampe berani ngomong kurang ajar gitu," bentak Kezia berapi-api.
Aku kaget. Handbag mahal yang kini tergeletak di lantai membuatku menyadari betapa berbahayanya wanita ini. Dia tidak ragu melakukan kekerasan padahal imagenya bak bidadari kalau di depan kamera.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Break a Heartbreaker
RomantizmOrlando Jaska dikenal sebagai selebriti ganteng, penyanyi dengan heavenly voice, dan playboy menawan yang bisa membuat tipe MBTI cewek-cewek berubah menjadi MLYT alias mleyot. Namun di mata Savana Citra, Lando itu nggak lebih dari sekadar selebriti...