CHAPTER 16

398 20 4
                                    


Percayalah, terkadang kita bisa menciptakan sebuah keluarga tanpa harus mempunyai ikatan darah.

-Bilal Abidzar Ar Rasyid

°°°

Di pesantren tepatnya jam 10:00 WIB.

Setelah selesai mengejar, Bilal meminta bantuan kepada teman temannya Bima, Ilham dan juga Deren untuk membantunya membereskan dapurnya yang sudah rusak.

Ketiga temannya sangat bersedia tanpa penolakan sama sekali. Persahabatan mereka sudah sangat dekat layaknya saudara. Apalagi, mereka sudah tinggal selama bertahun tahun dalam satu atap untuk menuntut ilmu akhirat bersama.

Sesampainya dirumah.

Bima terkejut melihat dapur Bilal yang sudah gosong. "Ya Allah, Lal. Kok bisa kayak gini?"

"Lo masak apa tawuran, Lal?" Sambung Ilham.

"Gas nya tiba tiba bocor." Jawab Bilal.

"Tapi nggak ada korban luka kan?" Tanya Deren.

"Alhamdulillah nggak ada." Sambung Bilal.

Tuk

Tuk

Suara ketukan terdengar dari depan pintu. Ketukan itu bermain beberapa kali. Bilal dan ketiga temannya langsung bergegas menghampiri sumber suara dari depan pintu.

"Assalamualaikum," terdengar suara dari luar.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah!" Jawab mereka serentak.

"Siapa, Lal?" Tanya Ilham bingung.

Tanpa berbicara sepatah katapun, Bilal langsung membukakan pintu dengan pelan.

"Kalian?" Ucap Deren sedikit terkejut.

"Kok ada mereka berdua sih, Lal?" Tanya Ilham.

"Ngapain lo berdua kesini?" Tanya Bima sinis.

"Apaan sih, orang Bilal yang ngajak." Jawab Angel.

Terlihat juga Lea datang menghampiri mereka semua. Karena Lea mengenali suara kedua temannya itu.

"Flora, Angel!" Lea memeluk mereka berdua dengan senyum sumringah.

Lea melihat ke arah Bilal sambil menaikkan sedikit alisnya seakan bertanya. Lea bingung kenapa kedua sahabatnya bisa datang kerumah nya.

"Mas yang nyuruh!" Jawab Bilal dengan senyum.

"Waw, kiw kiw!" Bima memonyongkan bibirnya sambil ngeledek.

"Mas nggak tuh!" Lanjut Ilham.

Bilal dan Lea hanya tersenyum malu seakan salah tingkah ketika diledek teman temannya.

Untuk mengalihkan pembicaraan, Bilal langsung mengajak mereka semua masuk kedalam. "Udah ayo masuk."

Bilal dan ketiga temannya langsung bergegas membersihkan dapur. Sedangkan, Lea dan kedua temannya dibantu Bi Sumi bertugas menyiapkan minuman dingin dan beberapa cemilan siap saji.

Mereka mulai menyingkirkan barang barang yang sudah tidak bisa lagi digunakan. Mereka juga membersihkan ruangan dan mengecet ulang dinding yang sudah rusak.

Setelah jam 12:00 WIB mereka berhenti sejenak untuk sholat Zhuhur.

Bilal langsung mengambil wudhu diikuti semua teman temannya. Karena cuaca diluar sedang hujan deras. Mereka semua melaksanakan sholat zhuhur berjamaah di rumah.

"Ayo kita wudhu dulu," Lea menarik tangan kedua temannya.

"Kita?" Tanya Flora.

"Iya! kita sholat jama'ah bareng mereka." Ucap Lea.

"Duh, Ya! Gue absen deh. Gue kan nggak pernah sholat, kalian aja ya yang sholat." Ucap Angel tersenyum malu.

"Gue juga nggak ingat bacaannya." Sambung Flora.

"Nggak papa! ikut aja gerakan yang lain," Lea langsung menarik mereka berdua kekamar mandi.

Flora dan Angel mengikuti gerakan wudhu Lea dengan perlahan. Setelah selesai berwudhu, Lea memberikan mukena untuk mereka berdua.

"Ya," Angel menggelengkan kepalanya sambil merengek.

Lea memberikan mukena ketangan kedua temannya. "Pake."

Flora dan Angel memakai mukena pemberian Lea. Mereka semua langsung beranjak melaksanakan sholat berjamaah yang diimami oleh Bilal.

Setelah selesai sholat berjamaah, mereka semua lanjut makan siang bersama. Selesai makan, Bilal dan ketiga temannya juga memutuskan untuk langsung menyelesaikan pekerjaan mereka yang masih tertunda.

"Kita bantuan kalian ya," Lea menghentikan minumnya dengan pelan.

"Nggak usah. kalian mending main atau istirahat aja." Ujar Bilal dengan lembut.

"Nggak papa, biar cepat selesai." Jawab Lea.

"Iya kita bantuan aja." Sambung Flora.

"Emang bisa?" Ledek Bima.

"Heh, gini gini kita strong woman." Jawab Angel.

"Yaelah strong woman, gayanya!" Ledek Ilham sambil sedikit tertawa kecil.

"Oh, ngeledek," Angel mengangkat garpu ditangannya kehadapan Ilham.

Flora refleks menghentikan gerakan tangan Angel. "Kok jadi ribut sih."

"Udah sih Lal, nggak papa mereka bantuan." Sambung Deren.

"Tuh dengerin," mata Angel melotot tajam.

Lea melihat ke wajah Bilal memanyunkan bibirnya mungilnya seakan memelas. Ia sangat berharap Bilal mau menuruti permintaan nya.

Dengan menarik nafas panjang dan gerakan yang cukup lambat. Bilal langsung menganggukkan kepalanya.

"Yes, ayo!" Lea langsung berdiri dengan senyum sumringah.

Mereka semua bekerja dengan baik diiringi dengan canda tawa dan ledek ledekkan kecil. Hal itu membuat pekerjaan mereka tidak terasa capek dan semakin cepat selesai.

Laki laki bertugas mengecet dinding dan mengangkat barang barang yang berat. Sedangkan para perempuan bertugas merapikan barang dan mencuci kembali barang barang yang sudah terlihat kotor.

Sebelum waktu sholat Ashar, akhirnya pekerjaan mereka berhasil diselesaikan. Warna dinding yang cantik, barang barang yang sudah tertatah rapi dan lantai yang sudah kembali bersih.

"Alhamdulillah, selesai juga," Bilal menaroh kuas ditangannya ke ember cat.

"Alhamdulillah." Ucap mereka semua.

"Makasih ya! Udah mau repot bantuan kita." Ujar Bilal dengan senyum manisnya.

"Nggak usah makasih segala, kayak sama siapa aja." Jawab Bima.

"Kalo lo butuh bantuan, jangan sungkan minta tolong sama kita." Ucap Deren.

"Siap!" Jawab Bilal.

Mereka semua tersenyum manis dengan perasaan penuh haru.

°°°

Lanjut ke part selanjutnya!

Jangan lupa Vote dan comment

Terima kasih 🤍

Lentara Untuk Zaujaty [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang