#Ninth page

6 3 0
                                    

Echa mengangkat sebelah alisnya kala terdapat sebuah mobil yang tidak ia kenali. Tanpa mau memikirkannya lama-lama, ia masuk kedalam rumahnya dengan santai. Pandangannya memicing melihat gadis lain selain adiknya di ruang tamu.

"Kak Echa udah pulang?" Tanya Kia sembari mengedipkan matanya berulang kali seolah memberikan kode pada sang Kakak.

Echa yang tidak mengerti maksud sang adik hanya bisa mengerutkan keningnya seolah bertanya apa maksudnya. Kia melenguh pelan kemudian melihat ke arah taman seolah ingin meminta Echa untuk ikut bersamanya.

"Kia, ikut Kakak sebentar." Ujar Echa yang seolah mengerti maksud Kia.

"Eh, iya Kak. Bentar ya kalian tunggu disini aja." Ucap Kia pada ketiga temannya.

Keduanya langsung beranjak menjauh dari tiga gadis tersebut. Sepertinya sang empunya rumah ketiga gadis itu mulai mendekat dan berbisik satu sama lain.

"Oh my God, lo liat pulang sekolah aja keren banget kan? Gua jadi pengen jodohin dia sa abang gua." Ujar Mara dengan antusias.

"Emang dia mau? Kakak lo kan berandalan?" Serobot Ghina.

"Dih? Yang penting mah ganteng dulu ya, itu mah belakangan." Jawab Mara cepat dengan raut wajah yang tak seceria tadi.

"Aduh, udah jangan bahas itu. Kita kesini kan mau belajar." Lerai Hana merasa tak enak karena sudah berisik di rumah orang lain.

"Siapa juga mau belajar? Orang gua cuma penasaran sama Kakak Kia. Kalau bukan karena itu juga ogah gua deket-deket sama dia." Ucap Mara sembari mengalihkan pandangannya ke arah televisi yang menyala.

"Lah, kok gitu?"

"Udah Han, diem aja." Tegur Ghina.

Hana melihat sebentar ke arah Kia yang tampak asik bebicara dengan sang Kakak. Ia kemudian ikut menonton siaran televisi sembari memikirkan perkataan Mara tadi.

"Kenapa?" Tanya Echa ketika mereka sudah berada di taman samping rumah mereka.

"Kia takut Kakek marah Kak. Mereka bilang mau kesini buat belajar tapi malah asik ngobrol terus." Adu Kia pada Echa.

Echa melirik teman-teman Kia yang tampak nyaman menonton televisi disana. Ia kemudian menatap sang adik yang terlihat ketakutan.

"Lima belas menit." Kia mengerutkan keningnya tak mengerti. "Kakak mau bersih-bersih dulu, baru Kakak usir nanti."

Kia tersenyum kecil mendengarnya. Dengan semangat ia mengangguk kemudian berlari kecil kembali menemui teman-temannya. Sementara Echa, ia masih berdiri disana sembari merenggangkan otot-ototnya sebelum akhirnya ia beranjak menuju ke kamarnya.

"Lama banget Ki, ngapain aja sih?" Kesal Mara dengan ekspresi tak suka.

"Gatau, orang Kak Echa yang ngajak tadi." Jawab Kia sembari melirik Echa yang hendak pergi ke kamarnya.

"Ini minuman gua habis, ambilin sana." Titah Mara sembari menyodorkan gelas yang sudah kosong kehadapan Kia.

Kia sempat mengerutkan keningnya sebelum akhirnya ia mengambil gelas tersebut dan pergi ke dapur untuk mengambilkan apa yang Mara inginkan.

"Nih." Kia menyodorkan gelas yang berisi jus jeruk kepada Mara yang langsung disambut dengan kasar oleh gadis itu.

"Ambilin ko, punya gua juga abis." Kini giliran Ghina yang memintanya.

"Kenapa nggak bilang tadi?" Ujar Kia dengan kesal.

"Lah, lo marah? Minuman gua baru abis. Ambilin!"

Kia menarik napasnya dalam-dalam kemudian merenggut gelas tersebut dari tangan Ghina kemudian melangkah pergi. Namun, ia berbalik kemudian bertanya pada Hana.

"Han, sini gelas kamu, mau aku isi." Pinta Kia takut-takut nanti Hana juga ikut memintanya.

"Eh." Hana melirik gelasnya yang masih tersisa setengah itu kemudian menatap Kia. "Masih banyak kok Ki, nggak usah. Makasih." Ujar Hana dengan senyuman khas nya.

Kia juga ikut tersenyum melihatnya. Memang diantara ketiga temannya itu, cuma Hana yang membuat Kia nyaman. "Okeyy deh." Kia kemudian melangkah pergi ke dapur untuk mengisi gelas milik Ghina.

"Ish, apa sih Han. Harusnya lo juga minta diisi." Sewot Mara karena Hana yang tidak mau mengikutinya.

"Tapi kan masih banyak Mar, nggak enak juga kalau minta-minta terus." Jawab Hana membuat Mara langsung melengos tak mau menatap wajah Hana lagi. Ghina hanya memperhatikan saja interaksi mereka tanpa mau ikut meladeninya.

Lima belas menit berlalu, Kia duduk dengan gelisah sedari tadi sembari terus meladeni permintaan teman-temannya itu. Entah pengen Snack lah, pengen bantal yang empuk dan lain-lainnya.

Derap langkah kaki terdengar di telinga Kia, ia menolehkan pandangannya ke belakang. Senyumnya melebar kala ia melihat sang Kakak yang menuruni anak tangga dengan penampilan sederhana.

Sesampainya di ruang tamu, Echa melihat sekitar yang terlihat berantakan dengan bungkus Snack dan tisu-tisu tercecer di lantai.

"Gini belajar kelompoknya?" Tanya Echa tanpa basa-basi.

Ketiganya yang tengah asik menonton pun langsung menoleh. Melihat tatapan tajam Echa ketiganya sontak langsung menunduk takut.

"Pulang, nggak guna kalian disini."

"Ta... Tapi, kita emang mau belajar kok, ya kan Ki?" Mara meminta pembelaan dari Kia.

"Belajar apa? Belajar berantakan rumah orang? Ck, pulang sebelum gua bener-benrr habis kesabaran."

"Ini kita mau-"

"Nggak ngerti bahasa manusia hah? Pulang gua bilang!" Ucapan Ghina terpotong seketika. Raut wajah kesal Echa sudah menampilkan semua kekesalan gadis itu.

"Iya Kak maaf, ini kita mau pulang." Ujar Hana sembari mengambil buku-bukunya. Ya... gadis itu memang belajar bersama Kia tetapi terpotong akibat permintaan terus-menerus kedua temannya itu.

"Ck."

Ketiganya langsung bangkit sembari menenteng tas ransel masing-masing.

"Pulang dulu ya Ki, bye." Ujar Hana sebelum akhirnya ditarik pergi oleh Mara.

"Huft!" Echa menghembuskan napasnya kasar. Pandangannya beralih pada kekacauan yang dibuat oleh teman-teman Kia, ia kemudian menatap sang adik yang menunduk takut.

"Lain kali nggak usah mau kalau disuruh-suruh gitu? Ngerti?"

Kia menganggukkan kepalanya mengerti. Namun, baginya itu terlalu susah untuk dilakukan. Sebab, jika bukan bersama mereka tidak ada lagi teman yang mau mengajaknya berbicara.

Sangat sulit baginya untuk beradaptasi di sekolah berbeda dengan sang Kakak yang gampang akrab dengan siapapun.

*****************************************

My Happiness?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang