𝑬𝒏𝒂𝒎 - '𝒅𝒓.𝑮𝒊𝒂 𝑪𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌🫀🤍'

5.4K 525 22
                                    

Gia dibuat gundah oleh apa yang Biru katakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gia dibuat gundah oleh apa yang Biru katakan. Sebenarnya dia ingin sekali mengabaikannya, Gia coba menganalisis hasil observasinya, namun Gia tidak menemukan keanehan dalam diri Biru. Justru Biru memang seperti layaknya orang normal dan sehat.

Gia juga beberapa kali memutar rekaman saat dia melakukan observasinya. Memang setiap kali Gia melakukan observasi terhadap pasien, apalagi pasien itu masih ada di tahap aman atau belum terlalu parah, Gia akan menggunakan metode mendengar keluhan dari pasien terlebih dulu. Dia amati gerak gerik pasien, cara berbicara, arah pandang pasien, dan lain sebagainya. Selain itu, Gia juga merecord percakapan antara dirinya dengan pasien. Dan hasil observasi yang dilakukan pada Biru, sulit sekali untuk memberikan diagnosa karena memang tidak ada keanehan dalam diri Biru. Justru ada sesuatu yang coba Biru sampaikan padanya.

Gia kembali teringat pada tulisan di tangannya. Kata 'TOLONG' dan sebuah nomor yang ditulis Biru tentu jadi tanda tanya besar untuknya.

"Besok malam aku temui Biru atau tidak ya?" Ucapnya dalam hati.

Gia meraih ponselnya, dia catat nomor yang tertulis di telapak tangannya dan menyimpannya dengan nama 'BIRU'.

Malam ini Gia membiarkan pikirannya menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi. Dia juga berpikir, seharusnya Gia bisa menolong Biru karena kalau hasilnya semua baik dan Biru dinyatakan sehat tanpa gangguan pada mentalnya, seharusnya Biru bisa pulang.

Gia memutuskan akan membantu Biru dengan cara memberi hasil observasinya supaya Biru bisa keluar dari sana. Dia memutuskan akan memberitahu Biru besok.

Sedangkan di tempat lain, Biru baru saja kembali dari halaman belakang rumah sakit untuk menemui bi Inah lagi. Dia minta bi Inah untuk membawakan beberapa baju untuknya karena dia benar-benar tidak mau untuk mengganti pakaiannya dengan baju pasien.

Setelah menemui bi Inah, Biru pun kembali ke kamarnya, sedari tadi Biru juga menunggu notifikasi pesan dari Gia. Dia sangat berharap jika Gia benar mau membantunya, tapi sepertinya pesan itu tidak kunjung ia terima.

Sebab dokter Gia tidak kunjung menghubunginya, Biru hendak mencari sus Nita untuk meminta nomor dokter Gia padanya. Namun belum sempat ia beranjak dari duduknya, tiba-tiba seorang perawat masuk ke kamarnya.

Biru sedikit heran karena biasanya sus Nita yang datang ke kamarnya, tapi kenapa kali ini berganti orang dan dia seorang laki-laki seusianya.

Tanpa ragu Biru bertanya pada perawat tersebut.
"Sus Nita kemana? Biasanya sus Nita yang kesini untuk membawakan obat" tanya Biru penuh curiga.

"Sus Nita beralih sift mas Biru" jawab Perawat itu singkat.

"Maaf mas Biru, saya suntik dulu ya.." lanjutnya.

Biru sempat menolaknya, dia beralasan jika biasanya sus Nita hanya memberinya obat. Namun entah bagaimana, tidak berselang lama setelah perawat itu berhasil menyuntiknya, Biru langsung tidak sadarkan diri. Untung saja, ponsel yang Biru pegang saat itu segera ia masukkan ke kolong sofa saat dia tahu yang datang bukan sus Nita.

𝑹𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑩𝒊𝒓𝒖 [𝑻𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang