Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keputusan untuk melaporkan Baswara akhirnya Biru ambil setelah ia mengetahui beberapa fakta yang membuatnya tidak habis pikir dengan ayah kandungnya itu.
Kini, Biru yang ditemani oleh Alan dan kuasa hukumnya baru saja selesai membuat laporan ke kantor polisi.
"Sebentar lagi Biru..." ucap Alan sembari menepuk punggungnya.
"Gue durhaka nggak ya Lan? Laporin bokap gue sendiri."
"Kalau lo nggak ambil keputusan ini, bokap lo nggak bakal berhenti lakuin kejahatan. Akan ada korban lainnya, termasuk lo!" Alan berusaha meyakinkan Biru.
Mereka pun pulang ke rumah Biru, bi Inah sudah menyiapkan makan siang untuk Biru dan Alan. Namun, kegiatan mereka berhenti saat seseorang datang tiba-tiba.
"Wah... putraku sudah pulang rupanya... sini ma... berkenalanlah dengan putraku." ucap Baswara mengajak istrinya. Seolah tidak terjadi apapun.
Entah sandiwara seperti apa lagi yang akan Baswara lakukan.
"Biru... kenalkan ini Agni, mama tirimu."
"Aku nggak sudi anggap dia mama. Papa juga jangan sok baik. Mending kalian pergi dari sini!" ketus Biru.
Plakkk.... "Kurang ajar! Tidak sopan sekali kamu." Baswara menampar Biru dengan keras. Alan pun langsung berdiri menahan Biru agar tidak terpengaruh.
"Anda bisa pergi dari sini sekarang juga! Ingat! Mulai besok jangan pernah datang ke kantor karena aku yang akan ambil alih semuanya. Termasuk rumah ini. Anda tidak berhak!"
"Maksud kamu apa? Itu perusahaan saya yang bangun dari nol. Rumah ini juga dibangun dengan hasil kerja keras saya. Sebarusnya kamu yang angkat kaki!"
"Dari nol? Bukankah perusahaan itu milik mama? Itu warisan dari opa. Begitupun dengan rumah ini. Semua harta mama. Bukankah begitu yang sebenarnya? Papa berusaha membunuh aku dan adik-adik karena harta kan? Karena semuanya mama berikan atas nama Biru, Rara, dan Bella. Sayangnya papa masih gagal untuk membunuh Biru. Saran Biru... papa duduk manis di rumah kalian sendiri. Terus tunggu surat panggilan dari kantor polisi. Biru sudah laporkan papa, semua bukti sudah Biru serahkan termasuk yang ada di kamar papa. Kalaupun papa mau kabur, kayaknya udah nggak bisa deh."
Baswara tidak bergeming, ia langsung pergi begitu saja.
**** Malam harinya, Biru datang ke rumah Gia meminjam mobil Alan. Biru sengaja tidak memberitahu Gia karena ingin memberinya kejutan.
Senang sekali rasanya bisa bebas seperti dulu, meski ada ketakutan, namun Gia berhasil membuatnya yakin untuk memulai semua dari awal.
Dengan percaya diri, biru langkahkan kaki, ia ketuk pintu rumah Gia.
Siapa sangka, Gia sendiri yang membukanya.
"Kak Biru? Kamu kok kesini? Nanti kalau ada yang lihat kamu gimana?" tanya Gia panik.