3

228 20 1
                                    

Happy Reading!!

.

˚ ༘♡ ⋆。˚

.

Sudah waktunya jam istirahat, tak di sangka, Kelvan sudah menunggu Neira di kursi depan kelasnya. Temannya satu ini memang selalu on time, tidak ingin membuang waktu yang sia-sia. Kelvan sangat tau dengan wangi parfum, Neira. Ia sangat mengenal temannya itu, lebih dari yang lain.

Setelah melihat Neira, ia pun langsung menarik tangan Neira dan pastinya menuju kantin. Tempat kantin yang luas, bersih, dan bisa di bilang makanan di sini sangat lengkap. Mereka menduduki tempat kursi yang berada di tengah-tengah.

"Mau makan apa, Nei? biar gue pesenin"

"Gue lagi pengen makan kwetiau, ada gak, Van?", tanpa menjawab sedikit pun, Kelvan langsung pergi mencari apakah ada kwetiau di sini. Kantin ini gak setiap hari ada kwetiau, biasanya seminggu cuman dua kali ada yang jual kwetiau. Penjualnya mungkin lagi males bikin ya.

Ramai sekali, hampir semua tempat duduk sudah di tempati sama mahasiswa/i di sana. Melihat raut wajah mereka yang ceria, membuat Neira senang. Neira sangat suka dengan suasana seperti ini, udah sekian lama Neira gak ketemu dengan suasana seperti itu.

Beberapa detik, Kelvan pun datang membawa kwetiau dua mangkuk di tangannya. Lalu, menyodorkan mangkuk tersebut di depan Neira yang sedang melamun.

"Sayang ngelamun kenapa?", godanya Kelvan, dia emang suka menggoda Neira sejak lama. Ntah, emang suka atau hanya sebatas menggoda? coba tebak.

"Mau gue bakar tuh mulut, lo?! Kebiasaan banget sih kayak gitu, awas aja lo lama-lama suka sama gue", ledek Neira sebelum mencicipi kwetiau itu, ingin membandingkan lebih enakan mana sama buatannya. Emang terdengar sombong kan.

Kelvan yang duduk di samping Neira pun juga memakan kwetiau yang telah ia pesan. Mereka berdua memilih menikmati makanannya terlebih dahulu dan menghayati suasana kantin.

Selang beberapa menit, Neira mulai berbicara, "Van, tadi gue sebelum masuk kelas kan berhenti dulu di taman. Nah, tapi yang bikin gue heran tuh, masak yang awalnya suasananya bagus, seketika jadi hening waktu ada satu cowok yang lewat. Menurut lo gimana?? lo kenal sama tuh cowok gak?"

"Namanya siapa? Alvin?? dia satu kelas sama gue. Tapi, tuh orang kalo di kelas juga biasa aja, temen sekelas juga gak ada tuh yang seketika diem kayak gitu"

Seketika Neira bingung, mana mungkin seperti itu. Apa mungkin yang tadi pagi itu seketika hening karena melihat kegantengan tuh cowok. Gak mungkin kan gue halusinasi.

"Jangan terlalu deket sama dia, Nei. Kalo ketemu tuh orang mending langsung lari aja, jangan di urusin"

"Siapa juga yang mau deket sama tuh cowok, lihat orangnya sebentar aja, bulu tangan gue langsung berdiri, ajg. Kayak ada hawa serem yang ngikutin gue"

Perasaan Neira tidak enak, seperti ada seseorang yang berdiri di belakangnya. Tanpa di sadari, saat Neira asik mengobrol dengan Kelvan, semua mahasiswa/i di kantin hening sebentar dan sekarang sudah kembali menjadi normal.

Masih memikirkan hawa seram di belakang, rasanya ada sesuatu yang memegang pundaknya. Neira pun menengok sedikit ke arah Kelvan dan memanggilnya, "Vaa.. van?"

Yang dipanggil pun menengok ke arahnya dan sempat melirik seseorang di belakang Neira. Sepertinya, Kelvan ingin menjahili Neira saat ini, "Kenapa, lo kok tegang banget, ada apaa??"

"Li.. lihatin di belakang gue ada si.. siapa, Van!! cepetan woee"

Kelvan langsung melihat ke belakang Neira, "Gak ada siapapun, Nei. Coba dah lo lihat sendiri, orang gak ada siapa-siapa juga"

ALVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang