9

77 12 1
                                    

Happy Reading!!

.

˚ ༘♡ ⋆。˚

.

Kelvan menuju rooftop kampus untuk menemui Neira. Ia ingin mendengarkan penjelasan dari temannya. Mengapa, Neira tidak memberitahu kepada Kelvan mengenai perpindahan rumahnya.

Ketika sudah berada di rooftop, Kelvan melihat Neira yang sedang duduk sembari menikmati angin berhembus.

"Neiraa", panggil Kelvan langsung berlari mendekati Neira dan memeluknya.

Ia memeluk tubuh Neira dengan sangat lembut dan mengusap rambutnya. Neira yang mendapatkan perlakuan itu pun juga membalas pelukan dari Kelvan.

"Lo kemana aja, Nei. Gue kemarin nyariin lo ke rumah, tapi rumah lo sepi. Kenapa lo nyembunyiin kepindahan lo dari gue?"

"Atau emang gue udah gak penting di hidup lo? gue juga punya rasa khawatir sama lo. Kemarin gue udah nelpon lo beberapa kali, tapi gak ada satu pun yang lo angkat"

"Lo lagi ngehindarin gue ya? kalau gue punya salah sama lo, jangan langsung ngehindar kayak gini. Selesain dengan cara dewasa, Nei"

"Gue takut kehilangan kedua kalinya", kalimat terakhir yang diucapkan oleh Kelvan. Ia perlahan melepaskan pelukan itu.

"Baru kali ini gue lihat lo ngeluarin kalimat panjang, Van", ucap Neira dengan senyuman.

Mereka berdua beralih melihat pemandangan sekitar dari rooftop kampus. "Indah banget van pemandangannya"

"Iya, ketika ada lo"

"Jelasin semuanya ke gue yang emang harus lo jelasin", suruh Kelvan agar Neira cepat memberitahunya.

"Sekarang?"

"Tahun depan, Nei. Pake nanya lagi"

"Gue baru pindah beberapa hari yang lalu"

"Pindah kemana?"

"Kurang tau alamatnya mana, pokoknya deket apartement. Nanti pulang dari kampus, lo mau mampir gak?"

Kelvan hanya menganggukkan kepalanya, yang berarti mengiyakan untuk mampir ke rumah Neira.

"Ayo pulang", ajak Kelvan.

Neira menoleh ke arah Kelvan yang berada di sampingnya. "Gue masih ada satu mata kuliah"

"Biar gue izinin. Mata gue masih ngantuk, mau numpang tidur di rumah baru lo"

"Kenapa gak lo sendiri aja yang ke rumah gue"

"Lo kan yang nyuruh mampir, jadi lo juga harus ikut. Kalo, gue sendirian ke sana ntar di tuduh maling"

"Alasan lo doang itu mah"

Kelvan menggandeng Neira pergi dari rooftop kampus. Lalu, mengajaknya pulang dan tidak lupa untuk mengizinkan Neira.

--

Sejak tadi, Alvin mencari keberadaan Neira yang ntah berada dimana. Ia selalu bolak-balik menuju ruang kelas Neira untuk bertanya kepada teman yang lain.

Alvin memilih duduk di taman sembari melihat keadaan sekitar, siapa tau ia menemukan Neira di sekitar taman. Ia mengambil handphone dari dalam saku jaketnya, mencari nomor seseorang.

|Secret boy|

2 pesan belum dibaca

|Gue udh di depan kampus
|lo dimana?

cari dimna, Neira|

|Ajg, baru nyampe gue
|Udah di suruh nyari cewek aja

kalo lo nemuin dia|
gue kasih kmr apartement|

|Gue mau
|apartement lantai atas lo
|Deal kan?

ok, deal|

|Read

|End|

Sesudah mengirim pesan ke seseorang, Alvin berpindah yang awalnya duduk di taman, saat ini ia menuju ruang kelasnya seraya menunggu mendapatkan kabar Neira.

Alvin memasuki ruang kelasnya, suasana kelas pun menjadi hening ketika melihat dirinya. Ia pun heran, kenapa anak-anak di kampus, ketika kedatangan Alvin selalu menjadi diam.

Apakah aura Alvin semenakutkan itu?

Kecuali, satu laki-laki ketika ada keberadaan Alvin, laki-laki itu bersikap biasa saja. Laki-laki tersebut hampir tidak pernah berbicara dengan siapapun.

Ia menghampiri tempat duduk Alvin dan ikut duduk di sampingnya. Alvin yang melihat gerak-gerik lelaki itu pun hanya membiarkannya.

"Kelvan di rooftop sama Neira", lelaki itu tiba-tiba berbicara seperti itu. Padahal, Alvin tidak pernah bertanya padanya.

Alvin yang mendengar itu pun hanya melirik sebentar ke arah lelaki itu. "Bukan urusan gue"

"Itu urusan lo, Kelvan bisa aja ngelakuin sesuatu yang aneh ke cewek lo"

Kerah baju lelaki itu langsung di tarik kuat oleh Alvin, "MAKSUD LO APA, ANJING!!"

Lelaki itu hanya menampilkan smirk, lalu membisikkan sesuatu ke telingga Alvin, "Nafsu"

Amarah Alvin langsung memuncak, ia meninju wajah lelaki itu tanpa henti. Setelah, Alvin merasa puas, ia memilih keluar dari kelas dan menuju rooftop.

Ia berlarian menuju rooftop, namun ketika ia sampai di sana tidak ada tanda-tanda keberadaan Kelvan dan Neira.

Bersamaan dengan ponsel Alvin yang dari tadi bergetar, terdapat banyak panggilan dari seseorang yang ia suruh untuk mencari Neira.

Alvin mencoba menelepon kembali dan langsung di angkat.

"Lo ke mana aja anjing, di telpon beberapa kali gak lo angkat"

"Ada urusan bentar"

"Udah ketemu?"

"Gue lagi di depan apartemen lo, Neira masuk ke rumah sama Kelvan"

"Lo gak bohong kan?"

"Mana ada gue bohong, mereka gue ikutin dari kampus sampai ke sini"

"Gue ke sana, lo langsung aja ke apartemen. Sesuai janji gue tadi"

Alvin langsung mematikan panggilannya dan bergegas pergi dari kampus menuju rumah Neira.

--

Saat ini, Alvin sudah berada di dekat rumah Neira. Ia melihat bahwa di depan rumah Neira memang terdapat kendaraan Kelvan. Sebelum, akan masuk ke rumah Neira, terlebih dahulu ia memarkirkan kendaraannya di apartemennya.

Alvin berjalan menuju rumah Neira. Ketika, Alvin sudah tepat di depan pintu, ia mendengar suara yang mungkin terdengar mencurigakan.

"Akhh..", suara yang terdengar dari dalam rumah.

.

˚ ༘♡ ⋆。˚

.

Dah, Tbc aja deh.
Babayyy

ALVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang