4

205 17 2
                                    

Happy Reading!!

.

˚ ༘♡ ⋆。˚

.

Di tempat lain, memperlihatkan Kelvan dengan tergesa-gesa mendatangi satu sosok laki-laki. Dari raut wajah Kelvan, sudah pasti bahwa lelaki iku marah seperti akan menghabisi seseorang, rahang wajah yang bisa di lihat semakin keras.

Setelah sampai tepat di depan markas tersebut. Kelvan menarik kerah satu lelaki yang ternyata sedang duduk di depan, "MANAA BOS LO, ANJINGG!!"

Sosok lelaki di depannya pun menyingkirkan tangan Kelvan dari kerahnya, "Kalem lah bro,, lo siapa dateng-dateng langsung narik kerah gue? dan lo ada urusan apa sama bos gue!?"

"Bukan urusan lo, mending lo panggilin aja, daripada lo mati di tangan gue sekarang juga", Kelvan mengatur nafasnya.

Lelaki yang di cari Kelvan ternyata sedang asik di dalam sana mendengarkan perdebatan yang sedang terjadi. Dia tau, kenapa Kelvan mencari dirinya saat ini dan pastinya setiap ada kejadian pembunuhan dalam nafsu, Kelvan pasti akan mendatanginya. Ntah, itu perbuatan dia ataupun tidak.

"GUE ITUNG SAMPEK TIGA, KALO BOS LO GAMAU KELUAR, GUE PASTIIN LO SEMUA GUE HAJAR SAMPEK HABIS!!!!"

"SATU.."

"DUAA.. KELAMAAN ANJINGG!!!!!!"

Kelvan hendak mendobrak pintu markas, tapi sebelum itu lelaki yang ia cari ternyata sudah lebih dahulu membuka pintu itu dan keluar tepat di hadapan Kelvan.

Bughhh...

Sebuah bogeman mendarat tepat sasaran di rahang lelaki itu. Bukan hanya sekali, tapi dua kali bogeman yang di dapat oleh dirinya. Anggota lain yang melihat itu, ingin menolongnya, tetapi lelaki itu melirik ke arah anggota lain seakan-akan mengisyaratkan jangan ikut campur terlebih dahulu.

Kelvan mencekik leher lelaki itu dan berkata, "Gue udah berkali-kali kasih lo peringatan kan, jangan sekali-kali ganggu Echa sama Neira!!", lalu ia melepaskan tangannya di leher lelaki tersebut.

Berganti sosok lelaki itu membogem ke arah Kelvan, "Dan gue juga udah selalu bilang ke lo buat cari dulu buktinya!! lo seakan-akan nyari perkara tanpa sebab sama gue, bro", Kemudian lelaki itu duduk di kursi kosong.

"Siall,, bogeman lo keras juga ternyata. Udah lama gue gak ngerasain bogeman lo,, hahhah"

Kelvan juga ikut duduk di samping lelaki itu. Jangan lupa, ia juga mendapat bogeman dari lelaki tadi, tapi rasa sakitnya tak sebanding dengan lelaki yang di bogem tadi. Kenapa, Kelvan bisa berpikir begitu, asal kalian tau aja, ia juga pernah membogem dirinya sendiri.

"Lo yakin? itu bukan ulah lo?", tanya Kelvan.

Lelaki itu merangkul pundak Kelvan, "Lo masih gak percaya sama gue? Gue gak akan pernah berbuat senonoh sama orang yang di suka sama sepupu gue. Andai aja tuh cewek gak ada yang suka, pasti udah gue culik dari lo", Sebelum kembali masuk ke markas, ia menepuk pundak Kelvan dahulu.

Ya, sekarang hanya ada Kelvan di luar sendirian. Ntah kenapa, ia selalu berbuat tergesa-gesa jika menyangkut Echa dan Neira. Jika saja, lelaki tadi melakukan hal tak senonoh terhadap Echa, pasti lelaki itu akan habis di tangan Kelvan. Kelvan sangat tau dengan pikiran sepupunya itu tidak bisa berpikir jernih, alias udah dipenuhi dengan hawa nafsu.

Lebih baik, jika Kelvan bergegas pergi dari sini. Dari pada, amarahnya akan menguasai dirinya lagi. Jika kalian tau, Kelvan sudah beberapa kali datang ke markas ini, hanya untuk membogem sepupunya berulang kali. Dia tidak akan merasa bersalah atupun menyesal, sepupunya itu memang pantas mendapatkan itu semua.

ALVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang