02.

153 22 6
                                    

Hari Senin, Minji masuk ke sekolah seperti biasa. Tetapi pikirannya masih mengingat kejadian hari Sabtu lalu saat Haerin mencium pipinya. Minji bahkan tidak bergerak sedikit pun dan hanya melamun semenjak datang ke sekolah.

"Minji! Lu napa? Kok diam aja?" Minji kembali sadar dari lamunannya karena suara keras Hanni.

"Enggak ada." Hanni menaikkan alisnya.

"Beneran gak ada~? Kok muka lu merah merah kayak cabe?"

"Apaansih!" Minji mencubit pipi Hanni dengan pelan. Padahal dalam hati Minji, dia ingin mencubit dengan sangat kuat. Tapi karena Minji sedang tidak ingin marah marah hari ini, dia harus menahan emosinya.

"Sakit anj- Eh, gua baru ingat. Kemarin gua ngajak Haerin belajar sama kita, kan ntar lagi ada ujian. Dia bilang bisa, tapi harus di rumah dia. Gua juga udah ngundang di ke ulang tahun gua." Kata Hanni dengan bangga sambil menepuk dada nya.

"Haerin ya? Gua mah oke oke aja." Danielle setuju dengan semangat dan Hyein mengangguk menyetujui hal itu. Sedangkan Minji sudah merengutkan alisnya saat mendengar nama Haerin.

"Kita sama dia gak dekat loh! Ngapain belajar sama dia?! Lagian Hyein juga udah bisa ngajar kita dikit dikit." Kata Minji sambil kesal.

"Lu aja kali yang gak dekat sama dia. Waktu lu sakit, kami sering nongkrong di kafe om Hyunjin." Hanni mengeluarkan lidahnya mengejek Minji.

"Gak bilang bilang ya lu semua!" Kata Minji dengan marah.

"Terserah kami. Lagian kalo lu gak ikut belajar sama, kita gak maksain kok." Minji berpikir keras apakah dia ikut atau tidak. Karena memang betul dia bisa mendapatkan untung jika belajar dari orang pintar seperti Haerin dan Hyein.

"Kalo gak mau bilang aja. Kita gak maksa." Kata Hyein dengan santai. Minji masih harus berpikir beberapa detik sampai akhirnya dia setuju.

"Eumm... Ya udah gua ikut." Mendengar itu Danielle tersenyum sambil memeluk Minji dengan erat.

"Gitu dong." Kata Danielle dengan sangat senang sambil mengeratkan pelukannya.

"Lepasin anying!" Danielle hanya terkekeh lalu melepaskan Minji.

-

Saat sore hari Minji berangkat menggunakan sepeda dari rumah nya ke rumah Haerin. Tentu saja sebelum pergi ke rumah Haerin, dia pergi ke pantai dekat rumahnya mengambil beberapa foto. Setelah itu dia berangkat ke rumah Haerin.

Minji menekan bel rumah itu, tetapi tidak ada yang kunjung datang untuk membuka pintu. Setelah beberapa kali dicoba, akhirnya Haerin datang membuka pintu gerbang.

"Oh, Minji? Kamu cepat banget. Yang lain masih belum pada datang loh." Minji hanya terdiam tidak menunjukkan ekspresi apapun. Tetapi dalam hatinya dia sangat kesal kepada teman teman nya karena belum juga datang.

"Masuk aja dulu." Minji melewati Haerin dan langsung duduk di sofa ruang tamu itu. Minji pergi ke dapur, toilet, atau taman belakang rumah seakan akan ini adalah rumah Minji.

"Kamu kok ngerasa biasa aja di rumah aku?"

"Gua sering ke sini." Jawab Minji singkat.

"Ohh... Ngomong ngomong, soal yang hari Sabtu itu..." Kata Haerin dan Minji langsung menoleh ke arah Haerin dengan serius.

"Sorry ya. Aku gak sengaja waktu itu." Haerin terdiam sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Aku cuman kaget aja waktu itu. Dan waktu aku bilang tentang hidung kamu, maaf ya kalo kamu ngerasa gak nyaman." Haerin menundukkan kepalanya karena malu.

Just 10 Minutes (Catnipz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang