07.

149 17 9
                                    

"Rin, kamu serius gak ngehentiin waktu?" Tanya Minji dengan sedang panik.

"Iya loh ji."

"Jadi siapa kalo bukan kamu??"

Minji yang panik tentu saja bingung dan malah tambah panik karena Haerin santai. Apakah Haerin sudah mengetahui siapa yang melakukan ini?

"Aku gak tau siapa yang buat. Tenang aja dulu ji." Haerin mengelus punggung Minji dengan pelan.

"Minji." Tiba tiba ada suara berat dari belakang mereka berdua. Saat Minji menoleh ke belakang, betapa kaget nya dia ketika mengetahui bahwa itu adalah ayah nya dengan ekspresi dingin mematikan.

"Ayah?" Tanya Minji dengan suaranya yang bergetar.

Sedangkan Haerin sudah menunjukkan wajah jijik kepada ayah nya Minji. Haerin melempar sendok ke arah ayah Minji dengan kuat. Minji sontak kaget dan berniat menghentikan Haerin.

"Rin! Kamu ngapain? Gak usah buat keributan."

"Tapi ji, dia tuh udah buat kamu sampe masuk rumah sakit."

Saat mereka berdua sedang berdebat, ayah Minji berjalan perlahan menuju mereka dan akhirnya menarik rambut mereka menuju ke ruangan Minji.

"Lepasin anjing!!" Teriak Haerin.

"Pah, lepasin!!"

Setelah sampai ke ruang Minji, mereka berdua didorong sampai terjatuh ke lantai.

"Minji. Udah ayah bilang jangan dekat dekat sama keluarga hyunjin!! Sekarang kamu udah tau akibatnya kan?!!" Tiba tiba ayahnya Minji melemparkan vas bunga ke jendela dan pecahannya mengenai pipi Minji dan Haerin.

Lalu ayah Minji menarik Haerin dan mendorong nya ke dinding. Tidak menunggu lama, Haerin langsung saja ditampar berkali kali di pipinya bahkan rambut Haerin ditarik dengan kuat. Perutnya Haerin juga dipukul dengan sangat kuat.

"Lepasin haerin pah!!" Walaupun masih lemah, Minji berusaha keras untuk melepaskan Haerin dari amukan ayah nya itu. Minji memukul bahu ayah nya dengan kuat namun sia sia.

"MINJI!!!" Teriak ayah nya dengan suara menggelegar.

Lalu ayahnya melepaskan genggamannya dari rambut Haerin dan berbalik menghadap Minji. Haerin lantas terjatuh dengan lemas ke lantai namun masih sadar.

"Minji! JANGAN BODOH!! Dia udah buat ibu kamu meninggal!!" Suara ayahnya seakan akan bisa memecahkan gendang telinga Minji.

Namun Minji tidak peduli dengan suara kuat itu. Minji fokus dengan perkataan ayahnya barusan. Minji langsung terdiam dan tatapannya menjadi kosong dan sangat gelap.

"AKU TAU KALO IBU MENINGGAL!! GAK USAH DIUNGKIT UNGKIT!!" Air mata Minji mulai mengalir namun dia masih saja terdiam.

"Minji!!" Ayah nya tiba tiba saja menampar Minji.

"Karena kamu pergi sama perempuan bajingan itu, ibu kamu jadi meninggal." Kata ayah Minji namun sekarang sudah lebih pelan.

"Karena haerin?" Minji langsung saja menatap Haerin.

"Iya. Karena dia ibu kamu jadi meninggal. Istri ayah jadi meninggal. Kamu terima ibu kamu meninggal?" Ayah Minji kali ini berbisik di telinga Minji. Mungkin memang sangat mudah mempengaruhi Minji saat ini karena ibu yang sangat dia cintai sudah meninggal. Namun dari belakang terdengar teriakan yang sangat kuat.

"Minji! Gak usah dengar dia! Om! Kalo om masih gak terima ayah aku mantannya ibu Minji, gak usah malah nyakitin kami!!!" Diakhir kalimatnya, suara Haerin melengking.

Saat ini Minji benar seperti orang gila. Dia tidak bisa mencerna perkataan Haerin barusan. Apakah berarti ada hubungan antara almarhum ibunya dan ayahnya Haerin? Pikiran nya sangat kacau dengan semuanya.

Just 10 Minutes (Catnipz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang