2

684 81 6
                                    

Entah sudah keberapa kali Taehyung mengucap sial, di sabtu pagi yang ngga terlalu cerah, ia sekuat tenaga membuka mata dan berkendara ke salah satu cafe rekomendasi Jimin. Laki-laki itu bilang kalau egg benedict yang mereka buat enak sekali, begitu katanya tapi menurut Taehyung sih enak. Maksudnya ya enak bukan yang enak sekali, tapi roasted prawn yang ia pesan jujur terasa lebih cocok untuk seleranya.

Tapi awal hari damai yang ia bayangkan harus sirna ketika lagi-lagi ia didatangi 3 orang, dua laki-laki dan satu perempuan yang tidak santai menatapnya.

"Lo Taehyung kan?" tanya seorang pemuda yang pertama kali menghampirinya, wajahnya agak familiar mungkin ada di banner kampus atau sosial media universitasnya atau justru memang ia pernah bertemu beberapa kali.

"I...ya, kenapa ya?" Taehyung bertanya ragu, tidak jadi menyuap, menatap ketiganya dengan bingung.

"Gue Mingi" ujarnya dan duduk begitu saja di depan Taehyung diikuti dua orang lainnya.

Taehyung tidak ingin berprasangka buruk tapi tidak bisa, karena tatapan ketiganya tidak biasa melototnya. Ada apa sih dengan orang-orang akhir ini, kok seolah menganggap dirinya musuh bersama.

"Kata gue lo jangan gatel deh"

Tanpa basa-basi Mingi berucap begitu yang disahuti tawa remeh kedua temannya. Demi Tuhan sekarang belum jam 11 dan Taehyung sudah ingin bergulung-gulung di lantai kafe, memangnya dia panuan apa disebut gatel begitu. Sopan santun rasanya sudah meninggalkan dirinya sejak lama karena semua orang selalu mencercanya langsung.

"Gue kaga panuan, apanya yang gatel" kata Tarhyung, sedikit tertawa tidak mau terlalu peduli dengan raut kesal ketiga bekantan di depannya.

"Bener ya kata orang-orang, lo tuh emang sok bego...atau jangan-jangan lo emang bego beneran"

Enak saja mengatai Taehyung bego, ipk nya kemarin 3,92 tau, meskipun harus sambil roll depan roll belakang jungkir balik, mengadu ke mami papinya dan malah justru ditawari untuk keluar dari kampus karena maminya tidak tega melihat Taehyung kesusahan.

"Masih pagi ada aja masalah, langsung aja deh bilang, kenapa?" Taehyung meletakkan alat makan, matanya menatap tajam ketiganya.

Bisa bisa bukan udang yang jadi sarapannya pagi ini, tapi ketiganya yang akan ia kunyah hidup-hidup.

"Jauhin Leo"

Taehyung kembali mengingat, kalau Leo orang yang sama dengan yang ia kenal, maka Leo yang dimaksud adalah Leo yang berada satu UKM dengan Jimin, taekwondo. Kadang Taehyung agak ngeri melihat bagaimana garangnya Jimin kalau sudah latihan.

"Jauhin apanya, deket juga kaga gue" Taehyung membalas enteng, karena ia memang tidak merasa dekat dengan laki-laki itu. Akhir-akhir ini saja ia sering chat dengan Leo, karena kadang Jimin yang susah dihubungi dan keduanya akan mengikuti lomba nasional.

"Bagus kalau gitu, soalnya gue denger reputasi lo jelek...gatel" tekan Mingi di akhir, pun senyum remeh yang tidak berusaha ia tutupi.

"Gosip juga lo percayain..." sewot, iya Taehyung sengaja memang menunjukkan kalau dirinya kesal diganggu untuk hal tidak berguna seperti ini.

"Ya kalo ga ada buktinya juga kaga bakal gue samper, ini juga kebetulan doang gue liat lo di sini"

Taehyung mendengus, kadang ia merasa jadi samsak orang-orang ini, yang brengsek cowoknya kenapa marahnya pada Taehyung. Tapi setidaknya Mingi ini lebih baik, karena tidak berteriak teriak seperti yang lainnya. Taehyung rating -5 dari 10.

"Gue tau lo sering ngobrol ama Leo, terakhir juga di perpus berdua kan lo sama dia"

"Ya gue ngobrol pas nungguin Jimin selesai latihan ga lebih dari 15 menit, mau lo cowo lo dibilang gila kalo ngomong sendiri ga gue ladenin-"

"Yang di perpus bahkan gue ga inget tapi kan, tapi mending lo tanya cowo lo dulu deh, serius gue kaga tau apa-apa, ga ada deh gue niat selain ngobrol-"

"Dia bilang mau ngedeketin lo" kali ini suara Mingi lebih tegas, membuat Taehyung terdiam.

Loh gimana sih ini, brengsek si Leo, kalau begini caranya ia harusnya bergabung dengan Mingi untuk menghantam cowok itu. Ada gilanya juga kalau dipikir.

"Harusnya lo ga usah respon dia, harusnya lo tuh jaga jarak sama dia, ga usah gatel jadi orang"

Waah, kalau begini sih dua-duanya yang brengsek.

"Jangan-jangan lo berlaga ga peduli tapi taunya dibelakang lo manis-manis ke dia, ga bakalan juga tiba-tiba Leo suka orang lain, kalo lo ga respon dia ga mungkin terang-terangan bilang bakal deketin lo tau ga!"

Taehyung memijat keningnya, menutup separuh wajah karena malu beberapa orang di dekat meja mereka melirik. Dan di saat kepalanya pusing memikirkan cara untuk kabur dari situasi ini, mulutnya justru bergerak lebih dulu.

"Denger, gue ga pernah respon dia berlebihan...gimana wajarnya ajalah ngerespon manusia-"

"Lagian cowok lo ga semenarik itu" Taehyung jujur, Leo memang ganteng, secara kasat mata ganteng tapi ga menarik. Maksudnya ya ganteng biasa aja, tapi kok bisa cowok di depannya ini sampe segininya.

"Ya bisa aja lo ngomong gitu depan gue, padahal kenyataannya..."

Lagi-lagi senyum meremehkan itu, membuat Taehyung makin kesal. Memang orang-orang itu akan lebih percaya pada apa yang mereka ingin dengar dari yang sebenarnya. Mau berapa kali pun Taehyung menjeleskan, Mingi jelas tidak akan mendengar. Dia akan terus menyalahkan Taehyung, melabeli Taehyung sebagai seorang murahan yang suka nempel pada pacarnya daripada menyadari bahwa pacarnya yang brengsek.

"Ya kenyataannya emang gitu, dan gue udah ada pacar dan pacar gue jauh...jauuhh lebih baik dari pacar lo itu jadi nggak-nggak sedikitpun gue tertarik sama pacar lo"

Lho?

Taehyung mabuk jus jeruk sepertinya, hampir saja menampar mulutnya sendiri tapi ia tetap mempertahankan wajah stoicnya. Fuck...gara-gara obrolannya dengan Jeonghan dan Jimin seminggu lalu, sekarang dia jadi melantur gini.

Apa ga mampus dia kalau disuruh nunjukin foto pacarnya.

Taehyung menggigit bibir, otaknya berpikir keras bagaimana caranya kabur dari situasi ini. Matanya mengedar, bahkan dalam otak kecilnya sudah bersiap akting kesurupan.

Tapi tidak, sepertinya Tuhan sedikit kasihan padanya setelah melalui hari-hari melelahkan, ia menatap pada satu kesempatan yang berjalan pelan ke arah kafe.

Wajahnya tertutup masker, menggunakan kaus hitam oversize dan juga baggy jeans, wajahnya tidak nampak karena tertutup masker hitam dan juga snapback hitam. Sedikit menakutkan tapi Taehyung sudah terlanjur pusing.

Bertepatan dengan laki-laki itu yang masuk ke dalam kafe, secepat itu pula reflek Taehyung menunjuk ke arahnya.

"Nah itu cowo gue udah jemput"

Bukan hanya cowo yang ditunjuk Taehyung yang menoleh, hampir semua pengunjung kafe menoleh karena suara Taehyung kelewat keras. Tanpa menunggu reaksi ketiga orang di depannya, Taehyung buru-buru berdiri, mengambil tas dan HPnya tergesa.

Ia tersenyum kelewat lebar sambil menggandeng stranger di depannya yang masih terdiam, Taehyung sedikit takut sebetulnya karena begitu berjalan mendekat, ia bisa melihat tato di tangan kanan laki-laki itu. Ia tidak tahu seberapa banyak karena tertutup kausnya.

Meskipun begitu, kepalang malu, ia tetap tersenyum dan dengan sedikit tenaga menggeret laki-laki itu keluar. Menjauh, ke arah parkiran mobil karena jujur saja, otak Taehyung bahkan kesusahan memproses kejadian barusan.

"Lo kayanya salah orang deh" ujar cowo itu setelah melihat orang yang menggeretnya hanya terdiam memunggungi dirinya.

"Ngga...gue ga salah orang, emang gila aja gue"

Feign -KOOKV-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang