Hakaken terbangun dengan kesadaran yang aneh. Angin sepoi-sepoi yang dingin menyentuh kulitnya, . Perlahan, matanya terbuka, dan yang pertama kali ia lihat adalah langit abu-abu kota toarushi, dengan gedung-gedung tinggi sebagian besar sudah seperti gedung rusak dan kerumunan orang yang sibuk di sekitarnya. Dunia baru ini benar-benar nyata.
"Jadi, ini toarushi," gumamnya, mengingat janji Dewa Kematian yang mengirimnya ke dunia Crows Zero. "Tapi... aku butuh tempat tinggal, makanan, dan-oh, benar-surat-surat untuk hidup di sini."
Hakaken mendapati dirinya mengenakan seragam khas sekolah menengah Jepang, meskipun seragam itu terlihat sedikit lusuh dan tidak pas. Seperti biasa, meski berada di dunia baru, urusan administrasi tetap harus diselesaikan. Dia perlu mengurus dokumen-dokumen penting agar bisa hidup di Jepang tanpa masalah-visa, ID pelajar, dan berbagai hal lainnya yang sama sekali tidak ia pahami.
Saat Hakaken berjalan di jalanan toarushi, matanya tertuju pada kantor pemerintah terdekat. Ia menghampiri petugas di sana, seorang wanita paruh baya dengan kacamata tebal yang tampak sibuk mengetik di komputernya. Hakaken berdiri di depan meja resepsionis, mencoba terlihat tenang meski sebenarnya ia tidak tahu harus berkata apa.
"Selamat pagi," sapanya. "Saya perlu mengurus surat-surat untuk tinggal di sini."
Wanita itu memandangnya sejenak sebelum tersenyum tipis, tampak sedikit bingung. "Baiklah, nama dan nomor registrasi Anda, tolong?"
Hakaken terdiam. Ia tidak tahu apa yang dimaksud dengan nomor registrasi. Dewa Kematian tidak memberinya dokumen apa pun, hanya sebuah seragam dan pengetahuan dasar tentang dunia ini.
"Ehm, saya... baru saja pindah," jawabnya dengan ragu. "Bisakah Anda membantu saya mengurusnya?"
Wanita itu menatap Hakaken lebih lama. "Anda tidak membawa dokumen apa pun?" tanyanya, curiga.
Hakaken menggeleng. "Tidak. Tapi... bisakah saya tetap mendapatkan surat-surat yang saya perlukan untuk tinggal di sini?"
Wanita itu mendesah panjang, lalu memeriksa layar komputernya. "Baiklah. Kami mungkin bisa mencarikan solusi, tapi Anda perlu melengkapi berbagai formulir dan proses pemeriksaan. Ini mungkin akan memakan waktu beberapa minggu."
Hakaken memikirkan kata-kata itu. Beberapa minggu? Tidak mungkin. Ia berada di dunia yang penuh dengan pertarungan sengit. Di sini, waktu adalah hal yang paling berharga. Ia tidak punya waktu untuk berlama-lama hanya mengurus surat-surat. Tapi, dia juga tahu bahwa tanpa dokumen yang sah, segalanya akan lebih sulit.
Tiba-tiba, ia merasakan getaran aneh di sakunya. Sebuah suara familiar muncul di kepalanya. "Ini sistem yang aku janjikan," suara Dewa Kematian terdengar dengan jelas. "Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian. Lihatlah sakumu."
Dengan cepat, Hakaken merogoh saku celananya dan menemukan sebuah kartu ID yang sebelumnya tidak ada di sana. Di kartu itu tertera namanya, lengkap dengan informasi palsu yang tampak sah-nomor registrasi, alamat, dan segala yang ia butuhkan.
"Ini..." Hakaken menatap kartu itu dengan terkejut, kemudian berbalik ke arah wanita di meja resepsionis. "Sebenarnya, saya baru saja menemukan kartu ID saya."
Wanita itu tampak bingung sejenak, tapi ia segera memeriksa kartu tersebut dengan cepat. "Baiklah, semua informasi Anda sudah ada di sistem. Anda hanya perlu melapor ke sekolah dan memastikan bahwa mereka juga sudah mendaftarkan Anda."
Hakaken mengangguk, merasa lega. "Terima kasih banyak."
Dengan kartu di tangannya, Hakaken keluar dari gedung itu. Langkahnya ringan, tetapi hatinya berdebar. Ia kini resmi menjadi bagian dari dunia ini, siap menghadapi apapun yang akan datang. Namun, sebelum ia bisa benar-benar terjun ke dalam dunia pertarungan di Suzuran, ia harus menyelesaikan satu hal: mendaftar di sekolah itu.
Sambil melangkah menuju Suzuran, sekolah legendaris yang dikenal dengan pertarungan brutal antar pelajar, Hakaken tersenyum tipis. Ia tahu, inilah awal dari petualangan yang sesungguhnya. Dan dengan kartu ID ajaib dari sistem di tangannya, ia merasa siap menghadapi apapun yang akan datang.
"Tunggu saja, Suzuran," gumamnya. "Aku akan menaklukkan kalian semua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertarungan Pemuda Berdarah Panas
Fiksi RemajaCerita tentang seorang pemuda yg penuh akan gairah pertarungan