¹09 - Ꮯɾꫀdเt ᥴᥲɾd

61 13 2
                                    

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Matahari terlihat mulai tenggelam di balik senja. Langit perlahan berubah menjadi oranye ke merahan. Tampak gadis dengan rambut (h/c) yang sudah berantakan,  tidak sengaja tertidur di jam pelajaran terakhir.

Gadis itu menata kembali alat tulis kedalam tas, mata sayunya terkadang mencuri pandangan kearah luar jendela.

Terlihat di bawah sana murid - murid yang sibuk dengan urusan masing - masing. Ia langsung menggantungkan tasnya di bahu kiri kala merasa semua barangnya sudah masuk.

Kedua kaki jenjangnya perlahan membawanya meninggalkan kelas yang sudah lama kosong, ia merogoh saku bajunya mencari earphone, kedua matanya membelalak kaget.

 'oh. Ada deng.'

Ia kembali menetralkan mukanya saat tangannya bersentuhan dengan benda yang familiar.

(name) tersenyum lega, di sambungkan kembali menghospot kan kepada akun Spotify miliknya, setelah selesai 2 benda kecil itu langsung ia sumbat di kedua telingga.

✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆。°✩

Kedua kaki itu menuntut dirinya ke arah gerbang sekolah, entah mengapa tiba - tiba pikirannya menjadi berisik sehingga ia tidak terlalu memikirkan jalan di depannya.

brak!

Ya, tetapi ini berbeda.

"Anjir, maap bang!" Suara teriakan gadis itu menggelegar di kuping lelaki bersurai coklat itu.

Kedua nya sama - sama shock, masih me loading apa yang terjadi, hingga (name) kembali bersuara,"aduhh gomen senpaii! Uhh gimana ini?" Tanya nya sedikit gelagapan, ia menatap miris roti susu milik lelaki itu yang sudah jatuh 'tak berdaya.

Lelaki itu menunduk. Sial sudah.

"Belikan aku yang baru."

"Ha?"

Sebenarnya (name) mendengar kalimat yang keluar dari mulut lelaki itu, namun sudah menjadi kebiasaannya menjawab "hah?" Ketika di tanya.

"Ha? Oh! Baiklah," muka ya sedikit tenang, toh hanya di minta di belikan lagi, bukan di suruh menjadi babu.

Lelaki itu─atau yang tidak salah, di tempo hari, saat menonton bioskop bersama teman - teman Suna, kembali menatap (name) namun dengan wajah yang antusias.

Keduanya kemudian berjalan beriringan menuju minimarket terdekat. (name) menyarankan untuk membelinya di luar sekolah, di karenakan kantin yang berada di belakang sekolah, sarannya hanya diangguki singkat sebagai jawaban.

✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆。°✩

"Apa - apaan ini."

"Kenapa kartu kesayanganku di block oleh kak Yume?"

Gadis itu mengobrak abrik isi dompetnya, mencoba setiap kartu untuk transaksi. Tidak bisa.

Apalah daya, dia hanya membawa 6 kartu saja, berharap itu cukup untuk uang saku selama beberapa bulan.

Namun kesialan menimpanya hari ini. Entah kesalahan apa yang membuat Kakak tertuanya sampai berinisiatif memblokir hampir semua kartu andalannya.

Tidak ada angin tidak ada mantan. Tiba - tiba sebuah tangan menepuk sebelah pundak (name).

Lelaki itu menaruh sebuah permen karet di meja kasir. Perempatan imajiner muncul di kepalanya, padahal mereka duluan yang ingin membayar tapi mengapa lelaki ini tiba - tiba nyosor begitu saja?!

¢σηѕтυℓт [Haikyuu X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang