¹10 - Ꮯเtᥡ ρᥲɾk

53 10 0
                                    

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Perlahan sang rembulan malam menampakkan dirinya, menggantikan mentari yang entah sudah berapa lama menyinari bumi,

Gadis itu sudah masa bodo dengan penampilannya sekarang, membiarkan kaki jenjangnya  berjalan menyusuri jalanan kota Jakarta, mulutnya terkadang berdecak kagum akibat hal - hal menarik yang ia lihat.

(name) memilih pergi ke taman kota saja, walaupun jauh setidaknya ia sudah tau arah pulang ke rumahnya dari sana, di tambah Yume sudah berpesan setelah selesai bekerja nanti ia akan pergi menjemputnya jadi tidak apa dirinya pergi jauh - jauh, toh tinggal share live-location kepada kakaknya.

Tanpa sadar terkadang dirinya pergi kearah toko - toko yang menjual makanan serta hal yang lucu, tenang saja, sebelumnya Yume juga baru saja menelponnya, ia memberi tahu bahwa ia salah memblock kartu kredit, tentu saja itu membuat (name) sedikit lega, mengetahui ia tidak ada konflik dengan kakaknya.

Gadis itu kemudian duduk di salah satu bangku taman, ia melihat - lihat apa yang sudah ia beli, siapa tahu beberapa bisa ia berikan kepada Hora atau kakaknya kan?

Tangan nya seketika berhenti kala matanya melihat hal janggal saat mengecek paperbag yang paling kiri, ia rasa saat mengunjungi toko pernak pernik ia tidak membeli 2 gantungan kunci yang sepertinya couple,

Namun mukanya kembali ia normalkan karena merasa itu adalah bonus untuknya karena sudah membeli banyak sekali pernak pernik disana.

Matanya melirik sekitarnya yang semakin malam semakin ramai, berselang beberapa menit menikmati indahnya pemandangan kota kedua manik matanya menangkap sebuah papan bertuliskan 'skate park' yang tidak jauh dari tempatnya duduk,

(name) memutuskan untuk mendekati tempat itu, mungkin ada hal yang menarik walaupun hanya melihat orang - orang bermain skateboard seperti biasa.

Masih ada sekitar seperti 16 langkah untuk sampai di tempat skateboard yang ternyata juga dekat dengan playground, mau bagaimanapun lagi (name) dalam book ini tetap mendapatkan kesialan dimanapun ia berada, bukan kesialan yang biasanya seperti bertubrukan dengan orang lain yang entah ternyata itu kakak kelas, teman sekelas, ataupun tetangga beda komplek.

Beneran deh cius✌️✌️

"Kak awas!"

Dirinya menengok kearah anak - anak yang memanggilnya, tubuhnya sontak diam membeku setelah menyadari sebuah bola yang secara tidak sengaja mencium tepat di keningnya,

buagh!

Bola itu turpantul lagi ke sembarang arah, dirinya sudah terduduk sambil memegang keningnya yang memerah sambil sesekali meringis kecil, belum pernah (name) terpukul dengan bola sekencang itu sampai berdarah.

Tanpa disangka anak - anak yang tadi meneriakinya sudah berada di depan mata, (name) yang barus sadar langsung mendonggakkan kepalanya, tepat saat itu mereka langsung menunduk sambil meminta maaf pada (name),

Mulutnya belum sempat terbuka anak - anak itu sudah pergi kabur duluan, entah karena takut di marahi atau mungkin karena seseorang yang berdiri di belakang (name) sekarang.

(name) masih diam membeku disana, tangan nya sudah ia turunkan dari dahi yang sudah tidak se merah sebelumnya,"kok pergi?"

Ia langsung berdiri dari jatuhnya sambil membersihkan rok berwarna biru tua kotak - kotak selutut entah di samping atau di belakang, yang penting bersih.

(name) hendak berbalik arah, namun ternyata takdir berhendak lain terhadap rencana damainya malam ini,

Di depannya sudah berdiri seorang gadis yang sangat ia kenal dengan raut wajah masamnya,

rambut strawberry blonde sebahu yang berterbangan secara acak karena hembusan angin malam, manik mata biru laut yang menatap intens perempuan di depannya, siapa lagi kalau bukan sahabatnya? Hanya dirinya yang khawatir dari sore hingga sekarang hanya karena bubble chatnya yang tidak terkirim pada sang penerima chat itu.

Untung saja Hora sempat menanyakan dimana (name) dan langsung di respon cepat oleh Yume, kakaknya memberi tahu Hora tidak lama ini setelah melacak adik keduanya yang juga kunjung tidak meng-chat dirinya untuk di jemput,

Hora yang membaca pesan terakhir dari Yume bahwa (name) sendiri juga belum mengabari kakaknya membuat perasaan khawatir tidak padam, ia langsung saja melesat pergi ke tempat (name) berada dengan seedanya, bahkan ia masa bodo dengan lampu merah yang sudah menyala sepanjang perjalanan Hora hanya berdo'a berharap sahabatnya tidak apa - apa.

Saya yang ngetik terharu, tapi malah keinget pembicaraan Hora dan (name)  sebelum syuting tadi,

"Gue perhatian ke lo cuma biar di kasih bento gratis tiap hari sih, hehe."

"Pepek."

bek tu stori

Hora menghela nafas kasar setelah menceritakan tentang bagaimana bisa ia tahu (name) berada di taman kota tokyo selarut ini, (name) sendiri hanya bisa mangut - mangut mendengar keluhan sahabatnya tanpa ada rasa bersalah.

Keduanya sekarang tengah duduk di halte bus terdekat sambil memakan churos yang barusan (name) beli, pejalan kaki maupun kendaraan semakin sedikit terlihat karena waktu yang sudah menunjukkan larut malam, tentu mereka pergi pulang kembali ke rumah masing - masing,

Berbeda dengan mereka yang masih harus menunggu sedikit lebih lama lagi untuk di jemput Yume, ia bilang di tempatnya berada terjadi kecelakaan yang membuatnya terpaksa harus pulang lebih larut daripada sebelumnya,

Beruntung Hora datang ke sana dengan memakai jaket oversize miliknya, jadi setidaknya keduanya merasa sedikit hangat dengan jaket yang menutupi sebagian tubuh mereka, bisa ngebayanginya? Bilang iya aku maksa.

tin tin!

Terdengar suara nyaring dari mobil BMW hitam yang berhenti tepat di depan halte, sudah jelas siapa bukan? Ok.

Yume menurunkan kaca mobilnya penuh,"Yo gurls, sori telat, udah ah cepet masuk gue traktir katsu!" Teriaknya yang masih di dalam mobil,

Sontak kedua mata gadis yang sedari tadi menunggu itu berbinar, mereka tidak menyangka kalau Yume akan mengajak mereka dinner di luar, karena biasanya pasti ia akan langsung guas ngeng pulang kalau semua acara sudah selesai, itu selalu terjadi bahkan Hora sudah saja hafal dengan tingkah laku kakak (name).

"Tapi ajak Eita gapapa? Barusan dia nge-chat gue kalo lagi ada di daerah sini," tawar Yume kembali melaju kencang setelah keduanya masuk ke dalam mobil,

(name) belum berani menjawab, dirinya sesekali menatap Hora dan depannya seolah meng-kode Hora untuk persetujuan dari nya, siapa tahu Hora ingin langsung beristirahat setelah ini sedangkan Hora sendiri mengerti maksud (name) setelah lengannya di cubit untuk sadar.

Hora menghela nafas pasrah berakhir ia yang memutuskan untuk menyetujui tawaran Yume,"yaudah kak ajak aja."

Yume menatap sekilas muka keduanya yang sudah pucat lewat kaca spion sambil diam - diam menyeringai jahil,"lol oke, kenyamanan dan keselamatan ga gue jamin sekarang" Yume langsung menginjak pedal gas lebih dalam, berhasil membuat keduanya berpegangan kuat pada hand grip mobil.

"BAMSAT KAO KAK!"

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

P
Adu khodam
Gw: cocomelon

¢σηѕтυℓт [Haikyuu X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang