5

199 22 0
                                    

Happy reading





  sepulang dari rumah sakit, Gahyeon mengantar Yunho kembali ketempatnya tinggal. sedang Mingi ikut dengan Minho kembali kerumahnya. "Nunna, makasih udah nganterin Yuno" Yunho mendongak memandang gadis yang lebih tua sekitar 15 tahun darinya itu. Gahyeon mengangguk dan mengusap usap rambut bocah usia tujuh tahun itu. 

"Hati hati ya, kalau kamu disiksa lagi sama mama kamu, langsung kerumahnya Mingi aja ya? biar cepet diobatin" Gahyeon mengusap sekali lagi rambut hitam legam Yunho. bocah kecil itu mengangguk. dia masuk kedalam bangunan hina yang adalah tempat tinggalnya. 

Gahyeon bangkit berdiri dan mengangkat telepon dari temannya yang masih tetap bekerja dirumah utama keluarga Song. "Ada apa Yoohyeon unnie?" tanya Gahyeon perlahan. dia masuk kedalam taxi dan kembali menuju rumahnya Mingi. 

"Jangan sampai tuan muda pergi kerumah utama hari ini. tuan Song baru saja memukuli nyonya Irene, saya khawatir tuan muda Mingi akan terguncang. kasihan jika anak sekecil dia harus melihat ibunya dipukuli" ujar Yoohyeon. Gahyeon mengiyakan ucapan temannya itu. 

sedangkan dirumahnya, Mingi sedang duduk diam dikursi makan. bocah usia tujuh tahun itu terlihat khawatir bercampur sedih. "Tuan muda, ada apa?" tanya Minho lembut. dia mengusap perlahan puncak kepala Minho. 

Mingi mengangkat wajah menatap Minho. "Hyung. apakah kita bisa membebaskan Yuno dari club itu?" tanya Mingi sedih. Minho menatapnya lama dan lalu menunduk. "Seharusnya bisa sih Mingi.. cuma hyung baru saja dapat info kalau klub malam itu milik salah satu petinggi negara ini. kita bisa saja minta tolong ayahmu, hanya saja.. mungkin saja tuan Song tidak akan peduli soal ini" 

mau tak mau Mingi setuju mendengar ucapan pengasuhnya itu. Minho melirik kearah mata Mingi yang sudah terlihat berat. "Tuan muda, waktumu untuk tidur siang sekarang" ucap Minho. Mingi menurut. namun dia malas melangkah. 

akhirnya Minho menggendong bocah itu keatas. 

____________________________________________



   "Mama! sakitt!" Yunho menangis. tangan kecilnya mencengkram keras tangan ibunya yang sekarang sedang menjambak rambutnya. ibu Yunho dengan segera menampar bocah itu. Yunho menangis semakin keras. 

"Siapa yang mengizinkanmu pergi keluar hari ini, hah?!" 

Yunho terisak isak perlahan. kepalanya pusing karena rambutnya masih juga dijambak dengan begitu kasar dan kencang. sayangnya sang ibu tidak mempedulikan tangisan anaknya itu. "Mama tolong lepasin.." lirih Yunho pelan. 

wanita bermarga Jeong itu menggeram mendengar lirihan anaknya itu. tangannya mengayun dan meninju wajah Yunho. Yunho menangis makin keras. ibunya menyeretnya dengan kasar menuju kamar. 

begitu sampai dikamarnya, Yunho dilempar dan kepalanya diinjak sekali. bocah itu terkapar tidak berdaya dilantai dingin sementara ibunya keluar dari kamarnya dan mengunci pintunya dari luar. 

dia masih terisak sesekali. namun beberapa saat kemudian tangisannya mereda. Yunho dengan susah payah bangkit duduk. anak usia tujuh tahun itu merangkak kearah kasurnya dan lalu berdiri dengan berpegangan kepada sisi ranjang. 

ditatapnya cermin besar yang ada dimeja rias disisi ranjangnya. Yunho menatap wajahnya. dia mimisan. Yunho menunduk dan berjalan tertatih tatih menuju kamar mandi yang ada dikamarnya itu. 

Yunho mencuci mukanya dan lalu menyandar kearah westafel. dia menangis lagi. semua badannya sakit dan malam ini dia harus 'bermain' dengan para paman paman yang pasti akan menyewanya. 

baiklah. Yunho mendekati ranjangnya lagi dan berbaring meringkuk disana. dia menutupi kepalanya saat tidur karena takut ibunya datang dalam keadaan mabuk dan memukul kepalanya. dulu pernah kejadian, ibunya memukul kepalanya saat Yunho sedang tidur. 

You Are Not Alone [MINYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang