11

180 23 3
                                    

Happy reading





   Mingi menatap sedih kearah wajah Yunho yang duduk diam diranjangnya. pandangan mata Yunho dan dia sama sekali tidak menanggapi jika Mingi mengajaknya bicara. sudah seminggu Yunho tinggal dirumah sakit tersebut. 

submissive itu menjadi sangat tertutup. tidak berminat makan, minum, dan bahkan tidak mau bicara sama sekali. terkadang dia menangis sendirian atau memukul kepalanya. namun itu jarang sih.. 

dengan sedih Mingi duduk disisi Yunho. dia mengelus rambut pemuda manis tersebut dan menangkupkan pipi Yunho yang sekarang tirus. "Yunho? ayo makan.. nanti kamu makin sakit.." Mingi mencoba untuk membujuk Yunho. Yunho tidak menyahut. 

Mingi tidak menyerah. dia meraih nampan berisi sup hangat dan mengangkat mangkuknya. "Ayo makan, aku suapin deh" bujuk Mingi. submissive yang ditawari makan makin menunduk dan Yunho memalingkan wajahnya, menjauhi sendok yang Mingi julurkan. 

akhirnya Mingi meletakkan kembali mangkuk sup tadi setelah menghirup sup itu sedikit. dia mengusap usap rambut Yunho dan memeluknya lembut. "Jangan khawatir sayang. setelah ini aku benar benar akan menyelamatkanmu. maafkan aku karena selama ini aku melupakanmu" Mingi mengecup lembut puncak kepala Yunho. 

Yunho tidak menjawab. pandangan matanya kosong kearah langit langit ruangan. Mingi mengusap usap pipi Yunho sebentar sebelum meraih tangannya dan mengecupnya lembut. "Aku akan pergi sebentar Yunho. tidurlah. kalau lapar, makan ya? jangan mogok makan sayang. nanti kamu lemes" 

submissive itu hanya berbaring dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Mingi bisa melihat tangan Yunho bergerak dan menutup kepalanya. sepertinya dia trauma tidur sendirian tanpa ditemani. 

ingat jika kepalanya sering dipukul jika dibangunkan. dulu ibunya, lalu San dan Jongho. Mingi menatap sedih Yunho. dia menepuk lembut gumpalan selimut yang berisi Yunho sebelum keluar dari ruangan. dia mengunci pintu dari luar agar Yunho tidak kabur. 

Mingi berjalan dengan segera menuju mobilnya. wajahnya menggelap dan tangannya mencengkram kemudi dengan begitu kerasnya. dia sedang sangat marah. terbayang terus olehnya wajah delapan brengsek yang memperkosa Yunho, lalu juga wajah ayahnya. 

saat teringat wajah sang ayah, Mingi makin menahan marahnya. ayahnya yang selalu dia benci. saat kecil dia dipukuli, diperlakukan dengan begitu kasarnya. lalu ibu tirinya yang sangat dia sayang dibunuh didepan wajahnya. 

dan sekarang ayah bajingannya itu malah menjadikan Yunho sebagai simpanan. Mingi menghembuskan nafasnya kasar dan mendadak dia membelok ketikungan, bukan kearah rumahnya atau kantor ayahnya. namun kantor milik pamannya. 

keluarga Song memang sangat berkuasa. namun kekuasaan pamannya juga sama dengan ayah Mingi. dua orang pemilik perusahaan besar yang licik, kejam, dan mengendalikan hampir semua aspek negara. 

namun bagi Mingi pamannya jauh lebih bermanusiawi, setidaknya pamannya tidak menyakiti anak dan membunuh istrinya. atau memiliki simpanan dimana mana. Mingi sudah merencanakan ini. menyingkirkan sang ayah dan mengambil alih perusahaan ayahnya. 

paman Mingi ini bermarga Kang. istrinya adalah adik dari tuan Song. makanya dua orang itu tidak satu kubu. sesampainya Mingi diparkiran dikantor sang paman, Mingi segera memparkirkan mobilnya. 

Mingi turun dari mobil dan melangkah menuju lobby. awalnya dia hendak dicegat oleh satpam, namun kemudian mereka mengenali Mingi dan akhirnya mereka membiarkan Mingi lewat. Mingi melangkah dengan angkuh dan membiarkan seorang karyawan tergopoh-gopoh membukakan akses lift menuju lantai 40, tempat kantor sang paman. 

sesampainya dilantai 40 yang memang khusus untuk ruangan sang paman, Mingi melangkah dengan segera mendekati kursi sang paman. "Uncle" panggil Mingi. seorang pria usia sekitar 40-43 tahun mengangkat muka. dia tersenyum ramah, pria itu memiliki wajah tampan seorang pria matang. 

You Are Not Alone [MINYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang