: tiga bulan pertama
* * *
° Buku - 2
Sudah seminggu aku berada disini. Perlahan, aku mulai beradaptasi dengan kehidupan dan lingkungan disini. Aku sudah berbaur dengan beberapa anak seumuranku (yang ternyata tidak banyak). Semoga besok akan lebih baik!
•
Hari ini, aku berkunjung ke beberapa tempat yang ada di dinding ini. Salah satunya danau. Danaunya cantik, hehe. Tentunya bersama trio tokoh utama itu. Kadang, aku takut jika aku akan mengubah alur cerita ini kalau terlalu dekat dengan mereka. Namun yasudahlah, hehe.
•
Satu bulan pertama sudah terlewati! Aku mengucapkan selamat pada diriku sendiri karena telah berhasil melewati satu bulan yang menyusahkan ini. Aku sudah sepenuhnya menjadi Shiomi (Name) di dunia ini. Aku lebih sering keluar rumah, dan juga sudah terbiasa hidup disini.
•
Hari ini terasa sedikit melelahkan. Aku banyak membantu ibuku—karena ternyata ia bertugas mengirimkan surat kabar, dan hari ini dia sedang sakit. Berapa rumah yang aku datangi, ya, tadi? Huh, hari ini melelahkan.
Terlebih lagi, orangtua ku menanyai tentang pendapatku mengenai pasukan pengintai. Aku tidak harus bergabung kesana, bukan? Menyeramkan....
•
Tidak ada yang menarik hari ini! Sebenarnya begitu. Hanya saja, hari ini Eren, Mikasa, dan Armin berkunjung lagi ke rumah. Mereka menanyai tentang kenapa aku sangat sering menulis dan berkebun. Yah, sepertinya mereka tertarik dengan beberapa jurnal yang aku tulis—tentu saja tidak semua karena tanganku akan kram jika menulisnya.
Dan Armin adalah orang yang paling terlihat bersemangat ketika membaca tulisanku mengenai teh yang ku kembangkan disini. Tidak ada yang menarik sih sebenarnya. Mengingat, dari tempatku berasal itu sudah sangat umum. Namun sepertinya, dia akan mengingatku. Semoga saja ya, hehe.
* * *
Reader's POV
SAMPAI hari ini, ibuku belum sembuh juga. Hal itu membuatku masih mengantarkan surat kabar hingga siang hari. Kemudian, kembali ke rumah untuk makan siang dan juga mengurus ibuku.
Setelah melakukan itu semua, lebih tepatnya ketika sudah menunjukkan sore hari, aku menuju ke danau. Aku tidak tahu persis dimana letaknya jika dalam cerita, namun aku pernah melihat ini dari scenenya.
Tentu saja, hal-hal yang kulakukan tidak lebih dari sekedar bengong, melamun, dan hanya diam. Kemudian aku akan kembali ke rumah dan memasak lauk—jika ibu belum memasak, kemudian menulis bagaimana hariku berjalan.
Dan selama seminggu ini, hari-hari ku terus berputar seperti itu.
Namun hari ini, aku menemukan suatu hal yang tidak biasanya di danau.
Setelah aku ingat-ingat, kemarin pasukan pengintai baru saja kembali dari ekspedisi luar dinding—aku lupa yang ke berapa. Dan disana, aku melihat seorang kapten pasukan pengintai. Rasanya ini seperti halusinasi, melihat dia terasa nyata dalam pandanganku. Yah, bahkan, berada di dunia ini pun terasa sangat membingungkan.
Dia membelakangiku. Meskipun begitu, aku yakin dengan sangat bahwa itu memang, ehm—levi. Sebenarnya, aku hanya melihat tampak belakang atau posturnya saja. Tapi itu tampak tidak asing, dan aku merasa itu benar-benar si kapten itu. Iya, kapten yang itu.
Dan sebenarnya, aku bisa saja menyapanya secara langsung. Namun uhm, sepertinya aku sangat amat malu untuk melakukannya. Namun jika tidak sekarang, kapan lagi, bukan?
“Halo, Kapten.”
•
°29 Mei 2024
pesan :: maaf banget pendek! Aku bingung harus nulis apalagi soalnya. Emang enaknya digantung soalnya aku belum kepikiran sama obrolannya mereka (kamu & levi) hehehe. Thank you yang udah baca, see you </3!
KAMU SEDANG MEMBACA
escape | levi ackerman.
FanfictionTiga tahun bertukar tubuh dengan seseorang dari "dimensi" lain, perlahan membuat (Name) beradaptasi dan telah nyaman dengan kehidupan barunya. Dia juga mendapatkan hal-hal yang tidak pernah didapatkannya sebelumnya. Namun, setelah semua itu tercapai...