ix.

21 5 2
                                    

; cerita yang baru dimulai

*   *   *

Reader's POV

KEMARIN, aku memang pergi ke rumah nenekku, tepatnya untuk menelusuri perpustakaan mini dan membaca beberapa buku-buku yang ada di rumahnya.

Ruangan perpustakaan itu memang nggak begitu besar, ukurannya 5m x 6m. Namun aku rasa, rumah nenek memang yang terbaik. Walau aku pertama kali berada di sana, aku sudah merasa nyaman.

Dan aku rasa, ambisiku kemarin tidak berati apa-apa. Karena ini sudah berlalu dua minggu setelah kejadian aku bertemu dengan Kapten Levi, namun nyatanya aku nggak bertemu dia lagi belakangan ini. Huh, bahkan sekarang aku sudah nggak merasa semangat lagi.

Dua minggu lalu, aku membawa tiga buku dari rumah nenek, aku meletakkannya di pojok kamar, tepatnya di atas meja. Namun sejak hari pertama buku itu berasa di rumah ini, aku belum menyentuhnya sampai sekarang. Bahkan posisi buku itu nggak berubah dari hari pertama sejak aku membawanya.

Hari sudah malam.

Ibuku sudah sembuh sejak dia mengantarku ke rumah nenek hari itu. Dan sejak hari itu juga, aku kadang menawarkan pada ibuku untuk menggantikan pekerjaannya. Tentunya dengan harapan akan bertemu Kapten lagi. Tapi nyatanya dia nggak pernah berada di danau lagi saat sore hari.

Rasanya aku sudah malas untuk melakukan hal-hal lain. Bahkan beberapa hari belakangan aku sudah jarang menulis keseharianki di buku milikku itu. Paling-paling hanya 2 hari sekali, itupun kalau aku masih ingat apa yang terjadi di hari itu.

Waktu aku tengah menggambar-gambar nggak jelas di buku yang kutemukan di tas—alias buku satunya, aku mendengar ada suara-suara aneh dari luar. Aku membenarkan pakaianku, kemudian berdiri dan menuju keluar. Ibu sedang menyiapkan beberapa makanan untuk malam ini. Dan hal yang baru aku ingat adalah, aku belum makan malam hari ini.

Makanan yang disiapkan oleh ibu pun nggak biasa. Karena porsi makanannya lebih dari tiga orang, juga ada empat jenis makanan disini. Lagipula ini, kan, sudah malam, siapa yang mau menghabiskan makanan sebanyak ini malam-malam?

"Kenapa banyak sekali lauk makan malam hari ini, Bu?" Tanyaku sembari memperhatikan ibu yang tengah menyajikan makanan di piring. Dan ya, satu hal yang baru aku sadari adalah ada nenek dan kakekku di ruang tamu.

"Loh, kamu lupa? Hari ini adalah pergantian tahun ke tahun 845."

Satu kalimat tersebut membuatku teringat sesuatu. Sekarang sudah hampir tahun 845. Artinya, cerita ini baru saja akan dimulai, bukan?

*    *    *

Beberapa bulan sudah terlalui sejak peringatan malam tahun baru tersebut. Malam pergantian tahun itu memang nggak begitu meriah, hanya saja aku merasakan kehangatan disana.

Setelah nenek dan kakekku datang, ada beberapa keluarga yang lain datang untuk berkumpul. Kami berkumpul sembari menyantap hidangan tahun baru, kemudian membicarakan hal-hal apa saja yang kami lalui secara setahun kebelakangan.

Dari yang aku lihat, sepertinya kegiatan ini sudah lama dilaksanakan di keluarga Shiomei. Mereka manis sekali. Ini adalah satu-satunya hal yang membuatku bersyukur berada disini.

Kembali ke topik awal—sudah beberapa bulan sejak tahun berganti menjadi 845, namun belum ada tanda-tanda bahwa serangan dari luar tembok akan dimulai. Aku sendiri hanya mempersiapkan diriku, tentu saja secara mental—agar aku tidak begitu terkejut saat melihat titan secara langsung besok.

Namun apa daya, bahkan saat membayangkan aku melihat titan secara langsung aku langsung ketakutan.

Sekarang, setiap malam setelah aku menulis catatan keseharianku, aku langsung memasukkan bukunya ke tas, nggak lupa beberapa peralatan penting milikku yang lainnya. Tentu saja agar saat serangan itu terjadi, aku bisa langsung melarikan diri dengan membawa tas itu.

Setiap hari, pikiranku nggak pernah luput dari perhatianku terhadap hari serangan itu. Kira-kira, bagaimana hal itu akan terjadi, ya? Maksudku, aku memang sudah melihatnya melalui laptopku, namun bagaimana jika hal itu terjadi di depan mataku sendiri?

Rasanya hal itu seperti mustahil—walau mendengar bahwa aku berada disini saja sudah mustahil. Namun sudahlah. Mau tidak mau, kan, aku juga akan mengalaminya. Nggak semudah itu buat menghentikan jalannya alur ini.

Huft.

Aku merenung dan memperhatikan langit-langit kamarku dari tempat tidur disore hari setelah tidur siangku yang lumayan lama. Tepatnya, setelah makan siang. Hehe. Sejujurnya, aku mulai merasa bahwa yang kulakukan selama ini nggak akan bisa berhasil. Singkatnya, aku mulai pesimis dengan semua yang kulakukan sejak aku sampai disini.

Siapa aku? Aku hanya sendirian. Apa aku harus kembali? Tentu saja. Apa aku bisa kembali? Sayangnya aku nggak tahu.

Kemudian, semua isi kepalaku mulai melebar kemana-mana lagi. Sepertinya hari ini juga sudah mulai berantakan.

Mungkin aku harus hidup seperti orang pada umumnya (di tempat ini) dan melupakan harapanku untuk kembali pulang. Meskipun itu menyakitkan, sih.

Aku menutup mataku, mencoba mengambil nafas dalam-dalam dan memikirkan sesuatu yang tenang. Semoga saja sugesti ini berhasil buat diriku. Ya, semoga saja.

Sebuah studi mengatakan bahwa jika kita menutup mata kita maka pendengaran kita akan menjadi lebih tajam. Sebab, aku rasa sekarang aku mendengar suara teriakan dan guncangan tanah. Eh, sebentar. Apa? Guncangan tanah?

Aku sontak membuka mataku. Apakah harinya sudah benar-benar tiba?

Lalu, ketika aku membuka kedua mataku, hal pertama yang aku lihat adalah langit-langit kamarku yang mulai hancur. Suaranya tidak enak didengar. Beberapa kayu turun ke pijakan di kamarku—yang sepertinya dapat melukai kakiku.

Aku langsung turun dari tempat tidurku dan bersembunyi di bawahnya. Kemudian, diam-diam aku sedikit mengintip dan.... benar saja.

Ternyata hari ini sudah benar-benar tiba.



































°


















































































21 September 2024
pesan :: hii akhirnya ketemu lagiii dengan levi (yang belum muncul). maafin jeda update nya lumayan jauh karena sibuk banget kemaren jadi baru sempet up hehehehe. dan ini bakal jadi update terakhir bulan ini (kayaknya) karena aku juga bakal rewatch dulu biar inget alurnya. makasih yang udah baca, ketemu lagi besokk <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

escape | levi ackerman.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang