di ruang kerja, ada seseorang yang baru beberapa minggu ini menyandang gelar doktornya, siapa lagi kalau bukan panprya lalisa manoban. gadis manis yang ceria ini sedang sibuk mengurus semua pekerjaanya yang tertinggal karena kesibukanya mengikuti kelas akselerasi ke jenjang S3 nya.
ia masih fokus melihat dan menandatangani semua berkas-berkas di atas mejanya yang belum selesai sedari tadi.
ckleekkk...
pintu terbuka, menampakan metawin yang menggelengkan kepalanya melihat cucu kesayanganya sedang sibuk dan fokus dengan berkas-berkas di tanganya.
"apa kau berencana membuatmu sakit, agar kau bisa terbebas dari berkas-berkas itu...?? jam berapa ini manoban junior, kau melewatkan makan siangmu dan sekarang akan melewatkan makan malammu juga..??" metawin mencecar lisa dengan ocehanya sembari berjalan mendekati meja kerja lisa. dan seketika lisa melihat jam di tanganya, dimana waktu sudah menunjukan jam 9 malam.
"hehe.. apa misiku terbongkar..?" lisa meringis menampakan senyum manisnya. metawin mendudukan dirinya dengan santai di kursi depan meja kerja lisa.
"kau menyalahkanku..? aku sudah memberikan liburan kepadamu tapi kau yang menolak bukan...?"
"haisttt mana bisa aku berlibur sementara pekerjaanku menumpuk... salahkan dirimu grandpa, kenapa kau punya perusahaan yang begitu besar jika kau hanya punya satu anak dan satu cucu... kau menambah beban hidupku saja pak tua, dimana aku harus bekerja keras menghabiskan uangmu yang begitu banyak ini.. huufft sepertinya aku harus punya rencana mempunyai banyak anak, agar ada yang membantuku menghabiskan uangmu..." ucap lisa tanpa dosa membuat metawin ternganga.
"waaahhh...apa kau sedang mengeluh ..? kau tidak tahu begitu banyak orang di luar sana yang ingin berada di posisimu... astaga anak ini.." metawin menggelengkan kepalanya.
seketika lisa terkikik, ia berdiri memutari mejanya dan langsung memeluk metawin.
"aku bercanda grandpa.... semua ini hanya bonus bagiku, yang terpenting adalah kasih sayangmu padaku selama ini, terimakasih sudah menjagaku di saat aku sudah tidak punya siapapun lagi.."
"kau ingin menjadi melankolis hari ini..?"
"nee.. apa terlihat aneh...??"
"sangat..." seketika menimbulkan tawa keduanya, karena mereka memang terbiasa bercanda tanpa di buat serius setiap masalah.
"baiklah... ayo kita makan malam... kenapa kau akhir-akhir ini begitu manja ingin selalu di temani makan pak tua..." lisa melepaskan pelukanya dan berlalu pergi terlebih dahulu tanpa menunggu jawaban metawin.
"haissstt anak itu, kenapa selalu se enaknya bicara padaku... dasar anak nakal kesayangku... xixixi.." ucap metawin yang hanya di dengar olehnya. dan mengikuti lisa ke ruang makan.
.
.
.***
du ruang makan, sudah ada begitu banyak jenis makanan yang tersaji di meja. lisa dan metawin mengambil sesuai kesukaan mereka masing-masing."lisa, ada yang grandpa ingin katakan.. ini tentang j-"
"tentang jennie anak sahabat daddy yang akan di jodohkan dengan lisa bukan.." ucap lisa memotong kata-kata metawin.
"kau tahu...??" lisa hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"apa faktor usia grandpa sudah benar-benar berpengaruh, apa grandpa lupa, jika grandpa sudah membahas masalah itu berkali-kali..."
"benarkah...?? dan apa kau menerimanya..??" dan lisa memutar matanya dengan jengah.
"tentu saja aku menerimanya, grandpa sudah memberikan fotonya padaku, dan itu lumayan cantik dan lucu. aku suka... dan aku juga tahu, pilihan grandpa pasti yang terbaik."
"kau benar... dia bukan hanya cantik, tapi juga baik dan dari keluarga baik-baik.. ya walaupun sedikit cuek dan galak kata jung hyun.."
"benarkah.. aku suka sesuatu yang menantang seperti itu.. apalagi jika punya banyak anak, pasti dia akan selalu marah-marah dengan wajah imutnya...pasti semakin seru.. xixixi.." ucap lisa dengan senyum cerahnya sembari membayangkan hal itu.
"yakk.. kenapa kau sudah membayangkan begitu banyak anak...!"
"wae..? bukankah menikah pada akhirnya akan melahirkan anak...?? aku ingin mempunyai banyak anak agar tidak kesepian grandpa.. aku tidak ingin sepertimu, yang hanya punya satu anak dan satu cucu...." jelas lisa yang membuat metawin mengangguk mengerti, memang lisa selalu kesepian selama ini, mungkin hal itu yang mendorongnya ingin punya banyak anak.
"aku mengerti... tapi permasalahanya sekarang... jennie belum memberi keputusan apa dia akan menerimamu atau tidak..." lisa seketika mengerutkan keningnya. pasalnya baru kali ini ada seseorang yang harus berfikir terlebih dahulu untuk menerimanya.
"astaga grandpa.. apa dia tidak melihat pesona dan kekayaanku, hingga ia harus berfikir terlebih dahulu untuk menerimaku..." ucap lisa dengan mode sombongnya.
"kekayaan mana yang kau maksud, itu masih miliku selama kau belum menikah..." seketika ucapan metawin membuat lisa memutar kembali matanya.
"tetap saja , aku yang akan mendapatkanya. aku cucumu satu-satunya.. ingat, cucumu SATU-SATUNYA.." ucap lisa dengan menekankan kata 'satu-satunya' membuat metawin terdiam kalah akan balasan laknat lisa. hingga tiba-tiba..
tringgg....
suara email masuk di ponsel metawin. ia masih melirik lisa yang masih menampakan senyum sombongnya seblum ia mengambil ponselnya dan membuka isi email tersebut..
metawin mulai membaca email masuk di ponselnya, yang ternyata dari kim jung hyun. dan seketika ia tersenyum dan menampakan wajah senangnya.
"wae grandpa..? apa kau memenangkan lotre hingga wajahmu berseri-seri seperti itu.." tanya lisa sembari masih memakan makananya.
"ini bahkan lebih dari itu anak nakal... coba kau lihat..." metawin menyodorkan layar ponselnya di depan lisa. seketika lisa menyipitkan matanya dan mengangguk..
"kenapa ekspresimu biasa saja...? ini berita yang kita tunggu-tunggu..." tanya metawin dengan heran.
"grandpa lupa.. aku tidak bisa membaca tulisan sekecil itu tanpa kaca mataku.. lagipula kau sudah tua kenapa pengaturan font mu sekecil itu..." lisa menampakan deretan giginya menanggapi ucapan metawin. membuat metawin menepuk jidatnya akan kelakuan cucu semata wayangnya itu.
ia menarik kembali ponselnya dengan kesal.
"dengarkan baik-baik aku akan memberi tahu isi emailnya.." dan lisa seketika mengangguk semangat.
"ini email dari kim jung hyun, dia mengatakan kalau mereka menyetujui lamaran kita... dan minggu depan kita bisa mengesahkan dulu hubungan kalian, dan tentang resepsi, kita bisa membahasnya kembali. karena itu memerlukan waktu cukup lama.." ucapan metawin membuat lisa seketika terdiam.
"apa jennie setuju...??"
"yakk... sebenarnya siapa yang akan kau nikahi.. jika mereka mengatakan seperti itu, artinya jennie setuju... astaga..! kenapa kau begitu bodoh dalam hal ini.." metawin seketika di buat kesal kembali oleh lisa.
namun lisa tidak perduli.. pikiranya justru seketika membayangkan dirinya dan jennie menikah dan mempunya banyak anak.. hingga mengembangkan senyum lebar di wajah kecilnya.
tidak di pungkiri, lisa memang sudah jatuh cinta kepada jennie saat pertama kali melihat foto jennie yang di berikan metawin. bahkan terkadang jantungnya berdebar hanya dengan melihat foto cantik jennie. dan saat itu lah dia juga selalu membatasi dirinya dengan gadis-gadis yang menyukainya. karena ia merasa dirinya sudah menjadi milik jennie semenjak itu...
"my future wife... tunggu aku.. aku akan menghujanimu dengan begitu banyak cinta di hidupmu..." batin lisa dengan janjinya pada diri sendiri.
.
.
next..
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED..?!
Randompernikahan yang di luar rencana... antara lisa si gadis manis, yang ceria, tengil dan sombong.... dengan jennie, gadis yang cuek dan berhati dingin... siapakah yang lebih dulu jatuh cinta....???? dan siapakah yang akan berjuang demi cintanya..???? #...