Untuk "unlock" Chapter 05, Rin mau ngumpulin 50 vote dulu, boleh?😴
See you beberapa hari ke depan🤗
Ini lagu cocok banget buat scene mereka lagi bertengkar🥺
🎵Melly Goeslaw - Hanya🎵
*
*
*
"Aku tidak percaya kau memukul Hendery!"
Langkahku bergerak cepat mendahului Narayan, membiarkan tubuh tingginya terus mengikut di belakangku dengan luka di salah satu sudut bibirnya. Saat di bar tadi, Narayan menjawab ajakan dansa Hendery untukku dengan pukulan telak di hidungnya, ini pertama kalinya Narayan menggunakan kekerasan. Semenjak mengenal Hendery, mereka berdua tidak pernah cocok sekali pun. Meski Narayan sangat tak menyukai Hendery, tapi ia tak pernah sebelumnya mengungkapkan emosi menggunakan kekerasan sama sekali.
"Beruntung aku hanya memukulnya, Maira. Jika aku punya kekuatan sihirku di sini, aku bersumpah akan membekukan jantungnya!"
"NARAYAN!"
Teriakanku hanyut terbawa angin, saat ini kami berada di lahan parkir yang cukup luas dan lengang. Mobil merahnya menanti kedatangan kami yang sudah tidak begitu jauh. Namun, aku berhenti di tempat hanya untuk memutar badan menghadapi Narayan, laki-laki itu ikut berhenti meski enggan menatap wajahku. Ia terlihat jauh lebih kesal dari biasanya, tatapan matanya ia buang jauh ke tempat lain. Narayan memang tidak pernah mau menatapku saat ia sedang marah, ia tidak mau membiarkanku melihat mata penuh emosi seperti itu.
Ekshalasi berat terlepas dari mulut dan hidungku, berusaha mencari-cari sosok tenang dalam diriku agar pertengkaran ini tak berujung aku mendiamkannya selama berhari-hari. Sambil berkacak pinggang berusaha meredam emosinya, Narayan menundukkan kepala untuk menendang kerikil tak berdosa di sekitar kakinya. Melampiaskan sebagian kecil rasa marahnya pada Hendery pada kerikil kecil itu.
"Biar kulihat lukamu." Telapak tanganku sudah mendekati dagunya, tapi Narayan berpaling secepat yang ia bisa.
"Ini bukan apa-apa," tukasnya cuek. Dengan sikap seperti ini, jantungku bisa ia buat membeku meski tanpa kekuatan sihir.
Tindakannya itu memberi sedikit kejutan padaku untuk dua detik, membuat napasku tercekat dan menimbulkan debaran jantung yang membuatku menciut. Narayan benar-benar marah. Dia tidak pernah bisa mengabaikanku sebelumnya, jadi penolakan kecil seperti ini merupakan hal baru bagi kami berdua. Rasanya degup jantungku enggan kembali normal. Ini bukan debaran yang timbul akibat aku merasa terlalu bersemangat akan sesuatu yang romantis, melainkan debaran jantung yang timbul karena aku merasa gelisah.
"Kau selalu membelanya, Maira. Kau selalu berpihak padanya dibanding aku, suamimu sendiri." Saat ucapan itu terlepas dari bibirnya dengan suara bergetar, rasa bersalah seketika melumuri seluruh tubuhku. Emosinya sudah mendidih. Dengan alisnya yang bertaut dalam, ia berusaha sebisa mungkin untuk tetap menjaga suaranya agar tak membentakku.
"Aku tahu, dalam hidup ini ada beberapa hal yang tidak dapat aku kendalikan sesuai dengan keinginanku. Aku paham." Ia mengembuskan napas berat. Mendengus kesal. "Aku tahu aku tidak bisa mengendalikan orang lain untuk melakukan apa yang aku sukai dan melarang mereka melakukan apa yang aku benci."
Kedua matanya masih menolak dengan kuat untuk menatapku, tutur katanya barusan ikut membuatku tersadar bahwa aku tidak bisa terus memaksa Narayan untuk menerima kedekatanku dengan Hendery.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vhallscavepe: Tales of the Dead Sea
FantasiIni kisah tentang laut mati, laut yang menyimpan dendam dan kebencian pada manusia. Menempuh petualangan menantang maut untuk mengembalikan sebuah pusaka berselimut kutukan, Narayan dan Maira terpaksa menumpangi kapal tua milik seorang pria misteriu...